Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo
Kamis, 14 April 2022 | 18:07 WIB
Seorang kerabat dari seorang Palestina yang tewas saat bentrok dengan pasukan Israel menangis di sebuah rumah sakit. [Dok.Antara]

Pejabat senior Otoritas Palestina Hussein Al-Sheikh mengatakan di Twitter komunitas internasional telah "kehilangan kredibilitas karena kebisuannya" terhadap apa yang disebutnya sebagai tumpahan darah orang Palestina oleh "tentara pendudukan Israel".

Kelompok-kelompok bersenjata Palestina mengancam akan melakukan pembalasan.

"Tak ada cara untuk mencegah pendudukan dan menghalangi kejahatan mereka kecuali lewat perlawanan dan konfrontasi secara komprehensif," kata Islamic Jihad di Gaza dalam pernyataan.

Pimpinan kelompok itu mengatakan aksi militer Israel di Tepi Barat bisa mengundang serangan roket dari Gaza.

Baca Juga: Perdana Menteri Palestina Tolak Putusan Pengadilan Israel soal Otoritas Palestina

Ketegangan meningkat di Israel dan wilayah Palestina yang diduduki saat bulan suci Ramadhan tiba bersamaan dengan Paskah Yahudi tahun ini.

Tahun lalu terjadi beberapa bentrokan antara warga Palestina dan polisi Israel pada malam bulan puasa.

Pemindahan warga Palestina di Yerusalem Timur dan penggerebekan Masjid Al Aqsa –tempat paling suci ketiga dalam Islam– oleh polisi menyulut perang Israel-Gaza selama 11 hari yang menewaskan 250 warga Palestina di Gaza dan 13 orang di Israel.

Dalam perang Timur Tengah 1967, Israel merebut Tepi Barat, Jalur Gaza dan Yerusalem Timur –wilayah di mana rakyat Palestina berjuang untuk mendapatkan kenegaraannya.

Putaran terakhir perundingan damai kolaps pada 2014.

Baca Juga: Di Tengah Ketegangan Yang Meningkat, Israel Tahan 21 Warga Palestina Di Tepi Barat

Load More