SuaraJogja.id - Tampaknya pengabaian menjadi bentuk respons dari tentara Ukraina yang masih bertahan di kota pelabuhan Mariupol terhadap ultimatum untuk menyerah yang dikeluarkan pada Minggu (17/4/2022) oleh Rusia.
Beberapa jam setelah tenggat pukul 03.00 GMT (10.00 WIB), tidak ada tanda-tanda menyerah dari tentara Ukraina yang berada di pabrik baja Azovstal yang menghadap ke Laut Azov.
Mengutip penyadapan radio, kementerian pertahanan Rusia mengatakan tentara Ukraina yang terkepung, termasuk 400 "tentara bayaran asing", diperintahkan untuk menembak siapa pun yang ingin menyerah. Belum ada komentar dari pemerintah Ukraina tentang hal itu dan Moskow sebelumnya mengatakan pasukan mereka hampir sepenuhnya telah merebut Kota Mariupol.
Setelah gagal mengatasi perlawanan Ukraina di utara, militer Rusia mengalihkan serangannya ke wilayah Donbas di timur sembari terus meluncurkan rudal dari jarak jauh ke wilayah lain, termasuk ibu kota Kiev.
Sekitar empat juta warga Ukraina meninggalkan negara itu, kota-kota porak-poranda dan ribuan orang tewas.
Merebut Mariupol, pelabuhan utama di Donbas, akan menjadi capaian strategis bagi Rusia karena kota itu menghubungkan kelompok separatis pro-Rusia di timur dengan wilayah Krimea yang dicaplok oleh Moskow pada 2014.
"Penjajah akan dimintai tanggung jawab atas apa pun yang mereka lakukan di Ukraina," kata Presiden Volodymyr Zelenskyy di akun Telegram pribadinya.
Dia juga mengunggah gambar-gambar tentang kerusakan yang katanya mirip dengan "masa mengerikan" Perang Dunia Kedua.
Zelenskyy pada Sabtu menuduh Rusia "dengan sengaja berusaha menghancurkan siapa pun" di Mariupol.
Baca Juga: Tentara Ukraina Di Mariupol Tolak Ultimatum Rusia Untuk Menyerah
Dia mengatakan pemerintahnya terus melakukan kontak dengan tentara yang bertahan, tapi tidak mengomentari klaim Rusia bahwa pasukan Ukraina sudah tak lagi berada di distrik-distrik kota itu.
Sementara itu, Paus Fransiskus pada Minggu mengkritik Rusia secara implisit saat menyampaikan khotbah Paskah di Lapangan Santo Petrus setelah Misa.
"Semoga tercipta perdamaian di Ukraina yang dilanda perang, yang begitu tersiksa oleh kekerasan dan terseret oleh penghancuran kejam dan tidak berperikemanusiaan," kata dia. [ANTARA]
Berita Terkait
-
Tentara Ukraina Di Mariupol Tolak Ultimatum Rusia Untuk Menyerah
-
Kota Sudah Hancur Lebur, Tentara Ukraina di Mariupol Belum Kibarkan Bendera Putih
-
Ultimatum Rusia Ke Tentara Ukraina Di Mariupol: Menyerah Atau Mati!
-
Cerita Haru Sejoli Rusia-Ukraina, Terpaksa Menikah Jauh Di Pengungsian
-
Dukung Rusia, Ribuan Warga Serbia Angkat Foto Putin Protes ke Pemerintah
Terpopuler
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- Gary Neville Akui Salah: Taktik Ruben Amorim di Manchester United Kini Berbuah Manis
- 5 Mobil Bekas 30 Jutaan untuk Harian, Cocok buat Mahasiswa dan Keluarga Baru
- Belanja Mainan Hemat! Diskon 90% di Kidz Station Kraziest Sale, Bayar Pakai BRI Makin Untung
Pilihan
-
Harga Emas Hari Ini Turun: Antam Belum Tersedia, Galeri 24 dan UBS Anjlok!
-
5 Fakta Wakil Ketua DPRD OKU Parwanto: Kader Gerindra, Tersangka KPK dan Punya Utang Rp1,5 Miliar
-
Menkeu Purbaya Tebar Surat Utang RI ke Investor China, Kantongi Pinjaman Rp14 Triliun
-
Dari AMSI Awards 2025: Suara.com Raih Kategori Inovasi Strategi Pertumbuhan Media Sosial
-
3 Rekomendasi HP Xiaomi 1 Jutaan Chipset Gahar dan RAM Besar, Lancar untuk Multitasking Harian
Terkini
-
Sinyal Kuat Kejari: Sri Purnomo Tak Sendiri, Jaringan Korupsi Dana Hibah Sleman Dibongkar
-
Miris! 7.100 Warga Penerima Bansos di Jogja Terindikasi Terjerat Judol
-
Deadline Proyek di Gunungkidul Dikejar: DPRD Tak Ingin Hujan Jadi Alasan
-
Setelah Diperiksa Intensif, Mantan Bupati Sleman Sri Purnomo Resmi Ditahan Terkait Kasus Korupsi
-
WNA Tiongkok 'Nakal' di Yogyakarta: Alih-Alih Pelatihan, Malah Kerja Ilegal?