Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo
Minggu, 24 April 2022 | 17:38 WIB
Momen Presiden Soeharto kunjungi Sarajevo tak pakai rompi antipeluru. [Sjafrie Sjamsoeddin / Twitter]

SuaraJogja.id - Sebuah momen ketika mendiang Presiden Soeharto melakukan kunjungan ke wilayah konflik di Sarajevo Bosnia tanpa kenakan rompi antipeluru diungkap mantan pengawalnya Letjen (Purn) Sjafrie Sjamsoeddin.

Dikutip dari akun twitter resminya, mantan komandan Grup A Paspampres era Presiden Soeharto itu mengungkapkan momen menegangkan ketika Presiden Soeharto memutuskan untuk tetap terbang ke wilayah konflik Sarajevo Bosnia. Padahal, kala itu disebutkan sehari sebelumnya telah terjadi penembakan terhadap pesawat utusan khusus PBB.

Dalam video yang diunggah Presiden Soeharto bersama rombongan datang ke Sarajevo hanya mengenakan pakaian kedinasan biasa yakni setelan jas serta peci tanpa dilengkapi rompi antipeluru. Pemandangan itu kontras dengan sejumlah pengawal dan rombongan yang tampak mengenakan rompi berwarna biru.

"Semua elemen tunggu keputusan sampai jam 'J-1" Pak Harto tetap memutuskan terbang ke Sarajevo Bosnia. Walaupun sudah mendapatkan saran intelejen untuk mempertimbangkan kunjungan ke Bosnia karena sehari sebelumnya terjadi penembakan terhadap pesawat utusan khusus PBB," tulis Jenderal Kopassus yang sempat menjabat sebagai Wamen Pertahanan di era Presiden SBY.

Baca Juga: PKS: Sjafrie Sjamsoeddin Layak Jadi Cagub DKI, Tapi...

Ditambahkan netizen lainnya pemilik akun @Adheru09, diceritakan sebelum ke Bosnia, Soeharto sempat transit di Kroasia.

Saat itu Menteri Sekretaris Negara, Moerdiono menanyakan kenapa Presiden Soeharto tak memakai rompi antipeluru. Pria asal Kemusuk, Godean, Yogyakarta itu mengaku tak gentar dan menyadari bila waktunya mati ya mati.

"Sebelum ke Bosnia, Soeharto transit di Kroasia. Di sini Moerdiono menanyakan kenapa pak Harto tak pakai rompi antipeluru. "Untuk apa pakai rompi antipeluru kalau sudah waktunya mati dimanapun kalau yang di atas menentukan mati ya mati," tulisnya mengutip pernyataan Presiden Soeharto kala itu.

Load More