Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo | Hiskia Andika Weadcaksana
Minggu, 01 Mei 2022 | 11:08 WIB
Penjual bungkus ketupat di Jalan Affandi, Mrican, Caturtunggal, Depok, Kabupaten Sleman, Minggu (1/5/2022). [Hiskia Andika Weadcaksana / SuaraJogja.id]

SuaraJogja.id - Jalan Affandi, Mrican, Caturtunggal, Depok, Kabupaten Sleman sudah dipadati oleh sejumlah pedagang bungkus ketupat sejak dua hari lalu. Kendati sudah menjelang H-1 Lebaran para pedagang tersebut mengaku belum maksimal mendapatkan keuntungan.

Salah satu pedagang bungkus ketupat, Wagino (48) mengaku memang sudah berjualan bungkus ketupat sejak H-2 Lebaran kemarin. Namun justru penjualan tahun ini malah tidak lebih baik ketimbang tahun sebelumnya. 

"H-2 Lebaran sudah mulai jualan tapi penjualan tahun ini terhitung jelek. Kalau penjualan lebih baik yang tahun kemarin dibanding yang tahun ini," kata Wagino ditemui, Minggu (1/5/2022).

Wagino yang sudah berjualan bungkus ketupat lebih dari 20 tahun lalu itu menyebut dibukanya keran mudik oleh pemerintah tidak berdampak pada dagangannya. Justru kondisi itu malah dirasakan sebagai penurunan. 

Baca Juga: Ansyari Lubis, Alasan Dedy Gusmawan Terima Pinangan PSS Sleman

"Mungkin, kan biasanya waktu pandemi kemarin yang tinggal di sini enggak boleh pulang (mudik) sekarang sudah boleh pulang jadi sini kosong. Kemungkinan itu jadi sepi," tuturnya.

Diungkapkan Wagino, penjualan tahun lalu saat pandemi dan belum boleh mudik justru lebih baik dibandingkan dengan tahun ini. Pasalnya tahun kemarin dalam satu setengah hari saja ia dapat mengantongi sekitar Rp1,2 juta dari penjualan bungkus ketupat ini.

"Paling laris tahun lalu itu dari kemarin sampai pagi ini sudah habis seribuan biji, tahun kemarin dapat Rp1,2 juta. Tahun ini 600 biji saja belum sampai (terjual)," ujarnya.

Pria asal Pajangan, Bantul itu memang khusus berjualan bungkus ketupat hanya pada saat momen Lebaran saja. Selain kondisi yang belum laris, perbedaan lainnya adalah dari sisi pembeli.

Sebab tahun sebelumnya pembeli mayoritas memang didominasi oleh warga sekitar saja yang misal baru pulang belanja di pasar lalu mampir. Namun tahun ini justru kebanyakan pembeli datang dari orang-orang yang lewat saja.

Baca Juga: Waspada, Seorang Perempuan Jadi Korban Pelecehan Seksual di Jalan Gito-gati Sleman

"Banyak yang lewat terus beli, kalau tahun kemarin kan warga sekitar. Kalau yang ini cuma orang lewat mampir beli," ucapnya.

Senada, pedagang bungkus ketupat lainnya Welas (53) warga asal Sewon, Bantul itu juga telah membuka lapak dagangan bungkus ketupat itu sejak H-2 sebelum Lebaran. Perempuan tiga anak itu mengakui bahwa penjualan tahun ini juga cenderung sepi.

"Kalau tahun kemarin malah agak ramai tapi sekarang malah sepi. Biasanya kalau jualan hari kedua itu ramai sekarang sepi ini. Cuma hari kemarin yang cukup ramai," ujar Welas.

Welas yang sudah berjualan bungkus ketupat sejak 33 tahun lalu itu juga heran dengan kondisi penjualan bungkus ketupat yang sepi tahun ini. Padahal warga juga sudah diperbolehkan mudik.

Jika dibandingkan saat pandemi Covid-19 dua tahun lalu, kata Welas, dagangannya malah lebih laris. Sebab selain hanya berjualan di rumah saat itu ia juga melayani pesanan dari online juga.

Penjual bungkus ketupat di Jalan Affandi, Mrican, Caturtunggal, Depok, Kabupaten Sleman, Minggu (1/5/2022). [Hiskia Andika Weadcaksana / SuaraJogja.id]

"Tahun sebelumnya malah ramai, ini mungkin juga karena tanggal tua juga. Pandemi malah laris karena saya jualan di rumah aja hanya COD gitu," tuturnya.

Sejauh ini, ia mengaku baru mengantongi Rp300 ribu dari hasil penjualan bungkus ketupatnya itu sejak kemarin. Hari ini Welas hanya tinggal menghabiskan dagangan yang masih ada saja.

Ia berharap semakin siang akan makin banyak pembeli yang datang. Bungkus-bungkus ketupat buatan Welas sendiri dijual dengan harga Rp10 per satu ikat yang berisi 10 bungkus ketupat.

"Ya semoga nanti makin siang makin ramai dan dagangan bisa habis," harapnya.

Load More