SuaraJogja.id - Warga yang tergabung dalam Aliansi Banyakan Bergerak masih menutup akses jalan menuju Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Piyungan, Kabupaten Bantul. Penutupan jalan dilakukan lantaran mereka mengeluhkan dampak limbah sampah dari TPST Piyungan.
Bahkan mereka mendirikan posko untuk menghalau truk-truk pengangkut sampah yang hendak menuju TPST Piyungan. Kondisi di lapangan saat ini, warga sudah membuka setengah akses jalan untuk lalu lintas. Meski begitu, spanduk penolakan serta posko masih terbentang.
Koordinator Aksi Banyakan Bergerak Herwin Arfianto menegaskan bahwa masyarakat sekitar menolak perluasan lahan di TPST Piyungan. Lahan itu rencananya akan difungsikan sebagai tempat pembuangan sampah.
"Kami menuntut agar TPST Piyungan ditutup permanen. Terutama limbah air sampah atau lindi yang keluar dari TPST Piyungan," ujar Herwin kepada awak media, Senin (9/5/2022).
Penutupan akses ke TPST Piyungan sendiri sudah dilakukan sejak Sabtu (7/5/2022) lalu. Alhasil banyak truk pengangkut sampah yang putar balik.
"Sejak hari Sabtu kemarin sudah ada puluhan truk yang diminta untuk putar balik karena aksesnya kami tutup," ujar Herwin
Menurutnya, posko tersebut dijaga bergantian oleh warga selama 24 jam. Selain itu, sudah banyak truk pengangkut sampah yang mengetahui perihal aksi penutupan ini.
"Ada juga truk yang tidak tahu kalau tidak bisa membuang sampah ke TPST Piyungan. Tapi ya mereka enggak bisa berbuat apa-apa," terang dia.
Ia menambahkan, akibat limbah yang dihasilkan dari sampah tersebut dapat merusak tanaman padi warga. Mereka tak bisa mengolah air sumur karena air tanah juga terdampak limbah ini.
Disinggung tentang sampai kapan penutupan akan berlangsung, pihaknya ingin bertemu langsung dengan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X untuk memperoleh kejelasan. Sejatinya mereka sudah dihubungi oleh Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Energi Sumber Daya Mineral DIY.
"Kami sudah dihubungi Dinas PUP ESDM DIY untuk membicarakan hal ini dan akan menjadwalkan pertemuan dengan Sekda DIY tapi kami tolak. Kalau ditutup sampai kapan, kami ingin ditutup selamanya supaya pindah lokasi." ungkap dia
"Kalau audiensi ya tuntutan tetap TPST ditutup selamanya. Karena dampak air limbah itu sudah parah, apalagi kalau dilebarkan ke sisi utara," katanya.
Berita Terkait
-
10 Langkah Mudah Cegah Sampah Mengotori Pantai: Bisa Dilakukan Semua Orang!
-
Tingkat Daur Ulang Global Anjlok, Konsumsi Material di Dunia Kian Tak Terkendali
-
20 Tahun Angkut Sampah, Arifin Dilantik Jadi Lurah di Kabupaten Bone
-
PLN Tak Hanya Jual Listrik: Buktikan Komitmen Lingkungan dengan Kelola Sampah
-
Getol Terapkan Zero Waste di Gunung Rinjani, Menhut Raja Juli Wanti-wanti Sanksi Blacklist Pendaki
Terpopuler
- Ogah Ikut Demo Besar-besaran Ojol di Jakarta 20 Mei, KBDJ: Kami Tetap Narik Cari Rezeki!
- 10 Mobil Bekas di Bawah Rp100 Jutaan: Kabin Lapang, Keluaran Tahun Tinggi
- 8 Rekomendasi Sunscreen Mengandung Vitamin C, Ampuh Hilangkan Noda Hitam
- 7 Sunscreen Mengandung Salicylic Acid, Ampuh Atasi Jerawat dan Kulit Berminyak
- Kritik Suporter PSS ke Manajeman Viral, Bupati Sleman: Ya Harus segera Berbenah
Pilihan
-
7 Brand Skincare Korea Terbaik, Auto Bikin Kulit Mulus Harga Mulai Rp19 Ribu
-
3 Rekomendasi HP Samsung Rp 3 Jutaan RAM 8 GB Terbaik Mei 2025, Performa Handal Memori Lega
-
5 Rekomendasi Sunscreen Terbaik: Cocok untuk Semua Jenis Kulit, Cegah Penuaan Dini
-
Ratusan Pengusaha Tekstil Tolak Keras BMAD Benang Impor, Ancaman PHK Massal di Depan Mata!
-
Sah! Prabowo Tunjuk Petinggi TNI Jadi Bos Bea Cukai
Terkini
-
Jangan Skip Ini Bocoran Tempat Berburu DANA Kaget yang Terbukti Ampuh Dapatkan Saldo Rp100 Ribu
-
Pastikan Tak Ada Unsur SARA di Perusakan Nisan Makam, Polda DIY Beberkan Motif Pelaku
-
Remaja 16 Tahun Hancurkan Makam di Kotagede: Polisi Dalami Motif, Dugaan Gangguan Jiwa Jadi Sorotan
-
UMR Naik, Tarif Ojol Tetap Stagnan? Ribuan Ojol di Jogja Geruduk Kantor Gubernur
-
Sleman Pintar Plus Plus: Cara Cerdas Atasi Kemiskinan Lewat Pendidikan Tinggi & Magang