Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Ilham Baktora
Senin, 09 Mei 2022 | 18:54 WIB
Sekda DIY Baskara Aji menyampaikan indikasi Omicron di Kompleks Kepatihan Yogyakarta, Rabu (19/01/2022). - (Kontributor SuaraJogja.id/Putu)

SuaraJogja.id - Sejumlah rumah sakit (RS) di DIY disiagakan menyusul kasus hepatitis akut misterius yang muncul di sejumlah daerah. Meski kasus tersebut belum ditemukan di DIY, tingginya mobilitas masyarakat selama libur Lebaran yang keluar masuk kota ini beberapa minggu terakhir dikhawatirkan memunculkan kasus tersebut di kota ini.

"Jadi beberapa rumah sakit melalui dinas kesehatan sudah kita koordinasikan supaya menyiapkan sarana dan fasilitas kesehatan untuk mengantisipasi terhadap hepatitis yang fenomenanya berbeda dengan yang sebelumnya. Sampai sekarang saya belum mendapatkan laporan di DIY ada yang kena [hepatitis akut]. Tapi kan di beberapa daerah sudah ada, tinggal kita tidak boleh abai terhadap itu," ungkap Sekda DIY, Baskara Aji di Kompleks Kepatihan Yogyakarta, Senin (09/05/2022).

Menurut Aji, tingkat penularan yang cukup tinggi dan masih misteriusnya penyebab hepatitis akut harus diwaspadai. Pemda DIY tidak ingin lengah pada munculnya penyakit tersebut seperti halnya COVID-19.

Termasuk memastikan agar tenaga kesehatan (nakes) di DIY tidak tertular penyakit tersebut. Sebab mereka merupakan garda terdepan dalam layanan kesehatan di masa pandemi ini.

Baca Juga: Dua Anak di Sumut Diduga Terpapar Hepatitis Misterius, Ini Penjelasan Kandinkes

Karenanya selain menyiapkan fasilitas kesehatan, Aji meminta masyarakat tetap mematuhi protokol kesehatan (prokes). Sebab kebiasaan hidup sehat untuk mengantisipasi penularan hepatitis bisa dimulai dengan mentaati prokes seperti rajin mencuci tangan dan memakai masker serta membatasi kontak dengan orang yang terpapar penyakit tersebut.

"Menggunakan masker dan mencuci tangan itu kan mengantisipasi penularan yang lebih banyak terjadi dengan menyentuh benda-benda yang juga disentuh oleh orag yang sakit hepatitis. Penularan kan disitu, itu yang harus jadi perhatian," tandasnya.

Terpisah, epidemiolog UGM, Riris Andono Ahmad mengungkapkan meski suspect kasus hepatitis misterius ditemukan di sejumlah daerah di Indonesia, hingga saat ini belum diketahui penyebabnya. Badan Kesehatan Dunia (WHO) pun masih belum bisa mendefinisikan kasus yang terkonfirmasi benar-benar merupakan pasien hepatitis misterius.

"Kalau sampai saat ini kita belum mengetahui penyebab terjadinya suspect hepatitis akut ini, termasuk transmisinya," jelasnya.

Dony, sapaan akrabnya menambahkan, bisa saja dari gejala yang muncul, pasien-pasien suspect yang ada saat ini terpapar virus Hepatitis jenis lain seperti A, B, C, D maupun E. Apalagi kebanyakan pasien merupakan anak-anak usia dibawah 16 tahun.

Baca Juga: Alasan Pemkab Cianjur Undur Jadwal Masuk Sekolah, Bupati: Kita Belum Tahu Soal Hepatitis Misterius

Bisa jadi pasien terpapar virus Hepatitis A karena higienitas atau sanitasi yang tidak baik. Apalagi mereka belum memiliki imunitas terhadap virus Hepatitis A.

Sebab, penularan virus Hepatitis terjadi dalam dua cara. Penularan bisa terjadi melalui makanan yang mengakibatkan paparan Hepatitis A yang bisa terjadi pada anak-anak.

"Selain melalui makanan, penularan hepatitis bisa melalui kontak langsung atau kontak seksual. Kontak ini memungkinkan munculnya Hepatitis B dan C bagi orang dewasa," imbuhnya.

Kontributor : Putu Ayu Palupi

Load More