SuaraJogja.id - Akses ke TPST Piyungan akhirnya dibuka kembali pada hari ini setelah ditutup sejak Sabtu (7/5/2022). Setelah lima hari, warga setuju membuka blokade lantaran Pemerintah Provinsi (Pemprov) DIY menyanggupi delapan poin tuntutan warga.
Pantauan SuaraJogja.id di lokasi, terjadi antrean truk-truk sampah setelah akses TPST Piyungan dibuka. Truk ukuran sedang hingga besar menunggu giliran untuk membuang sampah. Akibatnya, bau menyengat sudah tercium meski belum mendekati TPST Piyungan.
Sopir truk sampah, Heri, mengatakan, antrean mengular karena truk sampah yang masuk harus ditimbang dahulu. Kemudian seusai ditimbang akan dikenakan tarif retribusi per truk.
"Masuknya kan ditimbang dulu, ada pembayaran retribusi. Kalau untuk mobil pikap yang saya bawa ini bayarnya Rp60.000 sampai Rp70.000," ujar Heri, Kamis (12/5/2022).
Diakuinya bahwa saat truk sedang antre, limbah sampah atau air lindi yang dari truk merembes dan mengalir ke jalanan.
Sementara tarif retribusi untuk truk sampah ukuran besar, lanjutnya, harus membayar sekitar Rp170 ribu untuk sekali pembuangan sampah. Tonase sampah yang dibawa truk besar lebih besar dibanding yang diangkut pikap.
"Untuk truk besar itu berat sampahnya bisa sampai lima atau tujuh ton," ujarnya.
Mobil pikapnya mengangkut sampah dari perkampungan di Druwo, Sewon, Bantul. Berat sampah yang dibawa mencapai 2,5 ton sampai 2,8 ton.
"Ini sampahnya dari Druwo, Sewon, Bantul beratnya sekitar 2,5-2,8 ton. Itu jumlah sampah yang enggak dibuang selama lima hari," jelas dia.
Baca Juga: Fakta-fakta Penutupan TPST Piyungan, Sampah sampai Menumpuk di Sejumlah Depo
Selama lima hari TPST Piyungan ditutup, sampah tersebut disimpan di rumah masing-masing.
"Selama ditutup (akses TPST Piyungan) sampahnya disimpan dulu di rumah masing-masing," kata pria yang bekerja sebagai jasa pengangkut sampah ini.
Menurutnya, meski TPST Piyungan sudah beroperasi lagi namun tetap menimbulkan dilema. Maksudnya tidak ada lagi penumpukan sampah di sudut-sudut kota. Namun demikian, warga yang tinggal di sekitar TPST Piyungan terdampak.
"Kalau untuk saya dampaknya tidak ada pekerjaan. Orang yang sudah langganan buang sampah ke saya tidak bisa dibuang tapi kasihan juga warga di sini juga terdampak," katanya.
Berita Terkait
-
Fakta-fakta Penutupan TPST Piyungan, Sampah sampai Menumpuk di Sejumlah Depo
-
Janjikan Empat TPST Baru, Wabup Sleman: Pakai Mesin Pengolah Sampah dari Jerman
-
Pemkab Sleman Berencana Bangun 4 TPST Baru, Target 2023 Sudah Beroperasi
-
TPST di Sleman Akan Datangkan Mesin dari Jerman, DLH: Biaya Mahal di Awal
-
TPST Piyungan Dibuka Kembali
Terpopuler
- 6 Rekomendasi Mobil Bekas Kabin Luas di Bawah 90 Juta, Nyaman dan Bertenaga
- 4 Daftar Mobil Bekas Pertama yang Aman dan Mudah Dikendalikan Pemula
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- 6 Shio Ini Diramal Paling Beruntung dan Makmur Pada 11 Desember 2025, Cek Kamu Salah Satunya?
- Kode Redeem FC Mobile 10 Desember 2025: Siap Klaim Nedved dan Gems Melimpah untuk Player F2P
Pilihan
-
Rencana KBMI I Dihapus, OJK Minta Bank-bank Kecil Jangan Terburu-buru!
-
4 Rekomendasi HP 5G Murah Terbaik: Baterai Badak dan Chipset Gahar Desember 2025
-
Entitas Usaha Astra Group Buka Suara Usai Tambang Emas Miliknya Picu Bencana Banjir Sumatera
-
PT Titan Infra Sejahtera: Bisnis, Profil Pemilik, Direksi, dan Prospek Saham
-
OJK: Kecurangan di Industri Keuangan Semakin Canggih
Terkini
-
BRI Perkuat Pemerataan Ekonomi Lewat AgenBRILink di Perbatasan, Seperti Muhammad Yusuf di Sebatik
-
Liburan Akhir Tahun di Jogja? Ini 5 Surga Mie Ayam yang Wajib Masuk Daftar Kulineranmu!
-
Jelang Libur Nataru, Pemkab Sleman Pastikan Stok dan Harga Pangan Masih Terkendali
-
Waduh! Ratusan Kilometer Jalan di Sleman Masih Rusak Ringan hingga Berat
-
Dishub Sleman Sikat Jip Wisata Merapi: 21 Armada Dilarang Angkut Turis Sebelum Diperbaiki