Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo
Kamis, 12 Mei 2022 | 16:56 WIB
Seorang pengelola sampah di transfer depo sampah Lempongsari, Sariharjo, Ngaglik, Kabupaten Sleman sedang memilah sampah. (kontributor/uli febriarni)

SuaraJogja.id - Pemerintah Kabupaten Sleman berupaya mewujudkan rencana pembangunan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST). Digadang-gadang, salah satu TPST milik Kabupaten Sleman kelak akan menggunakan teknologi pengolahan sampah dari Jerman.

Hal itu dikemukakan oleh Wakil Bupati Sleman Danang Maharsa, kepada segenap wartawan, Kamis (12/5/2022).

"Mendatangkan mesin dari Jerman, sehingga sampah yang dihasilkan ada output bermanfaat bagi beberapa sektor, kompos dan lainnya. Bahkan dari yang kami pelajari di Malang, hasil dari output olahan sampah bisa digunakan untuk mengganti biaya operasional harian TPST," ucapnya.

TPST di Kapanewon Kalasan tersebut sedianya dibangun menggunakan APBD sebesar Rp38 miliar dan diharapkan dapat beroperasi pada 2023.

Baca Juga: Blokade TPST Piyungan Akhirnya Dibuka, Warga Tetap Kawal Janji Pemda DIY

Bukan hanya TPST di Kalasan, TPST di Kapanewon Minggir yang akan dibangun menggunakan DAK, diharapkan bisa beroperasi pula pada 2023.

Ia mengakui, rencana pembangunan TPST ini sebelumnya terganjal dengan penolakan warga dan belum ditemukannya lokasi yang representatif.

"Kami pendekatan dengan warga. Warga banyak yang berpikir terlalu jauh, padahal nanti [pengolahan] sampah outputnya bukan sampah lagi, tapi yang bisa dimanfaatkan," terangnya.

"Alhamdulillah tahun ini ada semacam pencerahan, yang sudah dipastikan berjalan di Tamanmartani, Kalasan. Menggunakan tanah kas desa lebih kurang 1.3 Ha," ungkap Danang.

Dengan dibangunnya empat TPST di Kabupaten Sleman, diperkirakan jumlah sampah sisa bisa ditekan sampai 75%.

Baca Juga: Blokade TPST Piyungan Dibuka, Tumpukan Sampah di Kota Jogja Mulai Diangkut

"Semua sampah yang bisa diolah, diolah di TPST di Sleman. Jadi biaya untuk kami membuang ke sana [TPA Piyungan] juga berkurang jauh," tuturnya.

Load More