SuaraJogja.id - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Yogyakarta mencatat kualitas udara di Kota Pelajar masih di level hijau. Meski mobilitas kendaraan warga mulai tinggi usai pandemi Covid-19 mereda, udara di Jogja masih di batas level aman.
Kepala DLH Kota Yogyakarta, Sugeng Darmanto menyebutkan ada sejumlah faktor yang mempengaruhi mengapa udara di Jogja masih di level hijau.
Sugeng menyebutkan dalam beberapa waktu terakhir hujan kerap terjadi di Kota Pelajar.
"Hujan itu menjadi faktor yang cukup mempengaruhi kualitas udara. Artinya karbonmonoksida atau polusi yang terbang ke udara itu terikat oleh air yang jatuh dari atas," terang dia kepada wartawan, Selasa (17/5/2022).
Selain itu, gerakan penanaman pohon yang selama Covid-19 dilakukan warga, ikut mempengaruhi kadar udara di Jogja masih dalam taraf yang baik.
"Hobi menanam saat Covid-19 itu kan cukup marak ya. Nah itu juga jadi faktor kualitas udara masih di level hijau. tapi memang hujan itu yang kuat pengaruhnya," terang dia.
Di sisi lain, Kota Jogja yang tak banyak ditemukan pabrik juga mempengaruhi kualitas udara. Namun kendaraan bermotor yang memicu meningkatkan polusi udara.
"Jogja itu tidak ada pabrik ya, jadi memang faktor yang mempengaruhi kualitas udara adalah kendaraan bermotor," terang dia.
DLH Jogja sendiri memiliki alat pemantauan serta penghitungan kadar senyawa yang terletak di depan kantor setempat. Kadar karbondioksida hingga timbel dapat tercatat real time dan ditampilkan dalam bentuk angka di layar besar.
Baca Juga: DLH Jogja Sebut Produksi Sampah Meningkat 15 Persen Selama Libur Lebaran
Dari kadar senyawa yang tercatat itu, ditransfer dalam bentuk angka dan hasilnya masih dalam taraf aman. Sehingga masih hijau.
"Jadi ini masih dalam taraf yang cukup baik," kata dia.
Mempertahankan kualitas udara di level hijau ini, DLH Jogja akan memperbanyak ruang hijau terbuka. Lahan-lahan kosong milik pemerintah yang belum dimanfaatkan, rencananya akan disiapkan kegiatan menanam pohon oleh warga sekitar.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pendidikan Gustika Hatta, Pantas Berani Sebut Indonesia Dipimpin Penculik dan Anak Haram Konstitusi
- Gebrak Meja Polemik Royalti, Menkumham Perintahkan Audit Total LMKN dan LMK!
- Detik-Detik Pengumuman Hasil Tes DNA: Ridwan Kamil Siap Terima Takdir, Lisa Mariana Tetap Yakin
- Kasih Kode Mau Bela Timnas Indonesia, Ryan Flamingo Kadung Janji dengan Ibunda
- Putrinya Bukan Darah Daging Ridwan Kamil, Lisa Mariana: Berarti Anak Tuyul
Pilihan
-
Heboh Warga Solo Dituduh Buron 14 Tahun, Kuasa Hukum Tak Habis Pikir: Padahal di Penjara
-
7 Rekomendasi HP Gaming Rp 2 Jutaan RAM 8 GB Terbaru Agustus 2025, Murah Performa Lancar
-
Neraca Pembayaran RI Minus Rp109 Triliun, Biang Keroknya Defisit Transaksi Berjalan
-
Kak Ros dan Realita Pahit Generasi Sandwich
-
Immanuel Ebenezer: Saya Lebih Baik Kehilangan Jabatan
Terkini
-
Erix Soekamti, dari Panggung Musik ke Lapangan Padel: Gebrakan Baru untuk Olahraga Jogja?
-
Penganiayaan Santri Putri: Pondok Klaim Sudah Tangani Sesuai Prosedur, Tapi Keluarga Korban Tak Terima
-
Santri Diduga Dianiaya di Ponpes Sleman, Orang Tua Kecewa dan Lapor Polisi Usai Dianggap Bertengkar
-
Koperasi Sleman Siap Saingi Minimarket? Ini Jurus Ampuh Tingkatkan Daya Saing
-
Disperindag Sleman Ungkap Penyebab Harga Beras Naik: Bukan Hanya Soal Stok