SuaraJogja.id - Universitas Gadjah Mada (UGM) akhirnya mengawali rencana pembangunan Kawasan Kerohanian UGM. Hal itu ditandai dengan peletakan baru pertama pembangunan fasilitas kerohanian UGM itu pada Sabtu (21/5/2022). Namun kenapa baru sekarang bisa terealisasi?
Rektor UGM Panut Mulyono mengakui memang memerlukan waktu yang cukup panjang hingga akhirnya dapat sampai kepada peletakan batu pertama ini. Pasalnya ada banyak diskusi terkait perencanaan yang harus dilakukan.
"Sebenarnya saya merencanakan sudah lama, ketika saya jadi rektor tapi kan diskusi terus berlangsung. Kemudian desain yang bisa diterima oleh semua pihak begitu juga perlu waktu untuk mencapai kesepakatan," kata Panut saat ditemui awak media, Sabtu (21/5/2022).
Disampaikan Panut, dalam prosesnya banyak perubahan yang harus dilakukan. Termasuk dengan berbagai desain atau rancangan pembangunan kawasan itu sendiri.
Baca Juga: Guru Besar FKKMK Jadi Rektor Terpilih UGM, Bakal Fokus Upayakan Pemerataan Distribusi Dokter
"Desain awal misalnya simbol-simbolnya terlalu mencolok sedangkan ini kawasan pemukiman, ini dikurangi agar lebih serasi dengan lingkungan dan kawasan. Perlu waktu," terangnya.
Ditanya soal target selesainya pembangunan Kawasan Kerohanian UGM ini, Panut mengakui belum dapat memastikan. Ia menyebut selesainya kawasan ini akan tergantung kepada rektor baru nantinya.
Hal itu mengingat anggaran dana yang juga belum sepenuhnya terkumpul. Sebab dana itu tidak diambil dsri UGM melainkan dari bantuan oleh berbagai pihak.
"Ya kalau rencananya nanti tergantung rektor baru karena ini dana juga belum terkumpul sejumlah yang diperlukan. Karena tadi dananya bukan dari UGM secara penuh, tetapi seperti pembangunan musala, masjid itu panitia bertugas juga mencari dana lewat komunitas-komunitas, lewat alumni, lewat komunitas keagamaan, yang nanti akan membantu. Jadi sangat tergantung dari kepiawaian panitia dalam mencari dana," paparnya.
Kendati demikian, Panut tetap optimis bahwa pembangunan kawasan kerohanian UGM ini akan dapat diselesaikan. Sehingga dapat bermanfaat bagi semua sivitas akademika di UGM dan masyarakat sekitar.
"Ya harapannya nanti bisa menjadi percontohan apalagi kalau diisi program-program yang bagus, bisa menjadi cerita lalu menjadi contoh. Intinya kita berusaha untuk lebih baik," pungkasnya.
Diketahui bahwa kawasan kerohanian UGM itu dibangun di atas tanah seluas kurang lebih 6.700 meter persegi di kompleks perumahan sekip. Nantinya di sana akan dibangun lima tempat peribadatan dari berbagai agama, di antaranya Katolik, Kristen, Konghucu, Budha, serta Hindu.
Berita Terkait
Terpopuler
- Ogah Ikut Demo Besar-besaran Ojol di Jakarta 20 Mei, KBDJ: Kami Tetap Narik Cari Rezeki!
- 10 Mobil Bekas di Bawah Rp100 Jutaan: Kabin Lapang, Keluaran Tahun Tinggi
- 8 Rekomendasi Sunscreen Mengandung Vitamin C, Ampuh Hilangkan Noda Hitam
- 7 Sunscreen Mengandung Salicylic Acid, Ampuh Atasi Jerawat dan Kulit Berminyak
- Kritik Suporter PSS ke Manajeman Viral, Bupati Sleman: Ya Harus segera Berbenah
Pilihan
-
Honda Cari Bibit Pembalap Muda di Ajang HDC
-
Profil Pemilik Rupiah Cepat, Pinjol Viral yang Disorot Publik Ternyata Dikuasai Asing
-
5 HP Murah Rp2 Jutaan Layar AMOLED: RAM Besar, Kamera Resolusi Tinggi
-
Mau Wajah Glowing? Inilah Urutan Menggunakan Skincare Malam yang Tepat
-
7 Brand Skincare Korea Terbaik, Auto Bikin Kulit Mulus Harga Mulai Rp19 Ribu
Terkini
-
Ini Biang Kerok Keracunan Makanan Bergizi Gratis Menurut Badan Gizi Nasional
-
Makan Bergizi Gratis Tanpa APBN? Ini Rahasia 1351 Dapur Umum di Seluruh Indonesia
-
Sebanyak 14 SPPG BUMDes di DIY Diluncurkan, Ekosistem Ekonomi Lokal Makin Dikuatkan
-
Jangan Skip Ini Bocoran Tempat Berburu DANA Kaget yang Terbukti Ampuh Dapatkan Saldo Rp100 Ribu
-
Pastikan Tak Ada Unsur SARA di Perusakan Nisan Makam, Polda DIY Beberkan Motif Pelaku