Scroll untuk membaca artikel
Eleonora PEW
Senin, 23 Mei 2022 | 13:07 WIB
Rektor UGM dan Senat Akademik memberikan anugerah Doktor Hc kepada Menhub Budi Karya di UGM, Senin (23/05/2022). - (Kontributor SuaraJogja.id/Putu)

SuaraJogja.id - UGM menganugerahi Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi gelar Doktor Honoris Causa (HC) di kampus setempat, Senin (23/05/2022). Pemberian gelar ini dilakukan karena Budi dianggap berhasil mewujudkan transportasi yang merajut Nusantara.

Budi dalam pidatonya mengungkapkan transportasi merajut Nusantara merupakan sistim transportasi yang menjamin konektivitas antar wilayah di kepulauan Nusantara. Melalui konsep ini, Indonesia tidak hanya mampu membangun infrastruktur transportasi seperti bandara, pelabuhan, stasiun dan rel,serta terminal atau sekadar mengadakan pesawat, bus, kapal, dan kereta api.

"Namun juga membangun sistem keselamatan, keamanan, dan pelayanan yang akhirnya akan menciptakan harapan dan peradaban baru," paparnya.

Menurut Budi, berdasarkan penilaian Bank Dunia dan The Global Economy tahun 2021, kualitas infrastruktur transportasi di Indonesia secara konsisten menunjukkan tren yang naik dan positif sejak 2014. Pembangunan infrastruktur transportasi hendaknya memenuhi empat aspek, yakni berkeadilan, berkelanjutan, keberagaman, dan kerakyatan.

Baca Juga: Ajak Swasta Bangun Transportasi Nirawak di IKN Nusantara, Menhub: Suatu Keniscayaan yang akan Terjadi

Hal ini sesuai dengan nilai-nilai ke-UGM an. Sebab transportasi berkontribusi dalam merajut keadilan yang berorientasi kepada kemakmuran dan kesejahteraan rakyat.

Arah pembangunan infrastruktur transportasi pun saat ini bergeser dari Jawa-sentris menjadi Indonesia-sentris. Dengan demikian manfaatnya dapat dirasakan oleh seluruh saudara kita baik di Indonesia bagian Barat maupun Timur, dan 3TP yaitu tertinggal, terpencil, terdepan, dan perbatasan.

"Beberapa upaya yang kami lakukan adalah dengan pembangunan moda transportasi perintis, program tol laut, jembatan udara, kapal ternak, serta pelayaran rakyat, salah satu contoh seperti pembangunan bandara dan pelabuhan khusus Papua," paparnya.

Budi menambahkan, selain mengembangkan program buy the service (BTS) di kota-kota besar, Kemenhub juga memberikan dukungan transportasi berkeadilan di wilayah aglomerasi. Buy the service merupakan pembelian layanan angkutan umum oleh pemerintah kepada operator angkutan umum swasta untuk meningkatkan keandalan transportasi massal.

Sektor transportasi ini juga berkontribusi untuk merajut keberlanjutan. Sebab menurut UN Report tahun 2016, transportasi harus mencakup beberapa aspek keberlanjutan untuk mendukung inklusivisme ekonomi, sosial, lingkungan, dan governance.

Baca Juga: Target Bakal Beroperasi Tahun 2022, Menhub: LRT untuk Selesaikan Masalah Transportasi Antarkota

Pengembangan Green port menjadi salah satu gagasan untuk menjadi panduan dalam pengembangan pelabuhan ke depan. Green port mengedepankan konsep ramah lingkungan dengan mengelola dampak secara efektif melalui pencegahan pencemaran, konservasi air, konservasi energi dan berkontribusi dalam konservasi keanekaragaman hayati serta penggunaan teknologi ramah lingkungan.

Contohnya Terminal Teluk Lamong, Surabaya yang menjadi Green Port pertama di Indonesia. Kedepan akan menyusul Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta. Dalam pengembangannya saat ini, Green Port tidak menggunakan energy fosil, memiliki deteksi potensi tumpahan minyak dan pengembangan perkebunan magrove disekitar pelabuhan.

"Selain itu, transportasi berkelanjutan juga terus dikembangkan, di antaranya kereta listrik, bus listrik, inaportnet, electric vehicle (EV), dan green airport AP 1. Kita sudah mengaplikasikan penggunaan 100 mobil listrik untuk operasional," tandasnya.

Sementara, Rektor UGM Panut Mulyono mengungkapkan, Budi Karya memiliki jasa yang luar biasa di sektor transportasi dalam merajut Nusantara. Budi melalui intervensi intelektualnya dan tugasnya dapat menghasilkan karya yang luar biasa secara berkelanjutan.

"Karya tersebut dimulai sejak beliau bekerja di Taman Impian Jaya Ancol dan 2004 sampai 2013," ujarnya.

Panut menambahkan, transportasi yang menghubungkan Indonesia merupakan transportasi yang berkelanjutan. Pengembangan mempertimbangkan aspek sosial, lingkungan dan ekonomi. Dalam hal ini peran Kemenhub sangat penting agar pembangunan transportasi mempertimbangkan konektivitas Nusantara.

"Kita sepakat pembangunan transportasi nasional tidak hanya di pulau jawa tapi di semua wilayah bangsa ini, tidak hanya perkotaan tapi juga harus melayani seluruh lapisan masyarakat di wilayah 3T," imbuhnya.

Kontributor : Putu Ayu Palupi

Load More