SuaraJogja.id - Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Bantul kerap menempati posisi teratas, bergantian dengan wilayah Sleman dan Kota Jogja. Menurut catatan Dinas Kesehatan (Dinkes) Bantul pada periode 2018-2020 tercatat ada 2.159 kasus DBD.
Di tahun ini dari Januari - Mei 2022 tercatat total ada 403 kasus DBD. Karenanya, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bantul bekerja sama dengan Universitas Gadjah Mada (UGM) guna menekan kasus DBD melalui program nyamuk ber-Wolbachia. Program tersebut diberi nama WoW Mantul alias Wolbachia Masuk Bantul.
Bupati Bantul Abdul Halim Muslih menyatakan bahwa salah satu penyakit yang berbahaya adalah DBD. Sebab, data-data menunjukkan bahwa DBD telah memakan banyak korban jiwa mulai dari anak-anak sampai orang tua.
"Sehingga kami harus melakukan upaya terobosan dengan kerjasama dengan UGM dan Yayasan Tahija. Mereka punya teknologi namanya nyamuk ber-Wolbachia," katanya, Selasa (24/5/2022).
Baca Juga: Masuk Tokoh Berpengaruh Dunia 2021, Adi Utarini Sempat Ragu Soal Keampuhan Wolbachia
Ia menerangkan, metodenya ialah menyuntikkan zat wolbachia ke telur-telur nyamuk. Kemudian ketika nanti menetas dan jadi nyamuk lalu akan mengawini nyamuk-nyamuk yang lain maka virusnya mati.
"Dan ini memiliki efektivitas 77 persen," paparnya.
Mengingat luas wilayah Bantul yang luas maka telur nyamuk ber-Wolbachia harus banyak ditetaskan. Setidaknya telur-telur itu akan ditetaskan di lebih dari 500 padukuhan.
"Ini tentu saya berharap masyarakat mendukung program ini, harus percaya. Ada warga yang tanya mengatasi DBD kok malah menyebar nyamuk. Ini yang disebut metode wolbachia yang sudah diteliti efektivitasnya," katanya.
Project Leader WMP Yogyakarta, Profesor Adi Utarini menyampaikan, tingkat efektivitas tersebut didapat dari hasil penelitian yang dilakukan di Kota Jogja. Saat itu, di Kota Jogja dibagi dua yakni dengan Wolbachia, satunya program biasa.
Baca Juga: Tekan Penularan Kasus DBD, Komisi IX Apresiasi Penerapan Metode Wolbachia
"Dari situ lewat program wolbachia, kasus DBD turun 77 persen," ungkap dia.
Dengan demikian, harapannya juga akan menekan kasus DBD di Bumi Projotamansari. Untuk di Bantul ini sudah bukan penelitian lagi tapi penerapan teknologi secara luas.
"Nanti akan diterapkan di 11 kapanewon, 38 desa, dan 519 kalurahan/desa. Nanti akan bertahap kami titipi ember yang jumlahnya sekitar 19.437 ember," jelasnya.
Dari peletakan ember pertama kurang lebih butuh waktu selama enam bulan hingga nyamuk siap dilepaskan. Namun, selama enam bulan itu, setiap dua minggu perlu diganti.
"Setelah itu (Wolbachia) harapannya kasus dengue mulai menurun," ujarnya.
Berita Terkait
-
Viral Aniaya Korban Gegara Dituduh Rebut Pacar, Begini Nasib 3 ABG di Tambora usai Ditangkap Polisi
-
Hasto Tertawa Usai Sidang Suap: Masih Belajar Jadi Terdakwa
-
Rayen Pono Mau Laporkan Ahmad Dhani Perkara Pelesetkan Nama Jadi Porno
-
Skandal Vonis Lepas Minyak Goreng: Istri Hakim hingga Sopir PN Jakpus Diperiksa Kejagung
-
Wahyu Setiawan Dengar Uang Suap dari Hasto, Kuasa Hukum: Kabar Burung Tak Bisa Jadi Bukti
Terpopuler
- Advokat Hotma Sitompul Meninggal Dunia di RSCM
- Hotma Sitompul Wafat, Pengakuan Bams eks Samsons soal Skandal Ayah Sambung dan Mantan Istri Disorot
- 10 HP Midrange Terkencang Versi AnTuTu Maret 2025: Xiaomi Nomor 1, Dimensity Unggul
- 6 Rekomendasi Parfum Indomaret Wangi Mewah Harga Murah
- Pemutihan Pajak Kendaraan Jatim 2025 Kapan Dibuka? Jangan sampai Ketinggalan, Cek Jadwalnya!
Pilihan
-
8 Rekomendasi HP Murah Rp 2 Jutaan Memori 256 GB Terbaik April 2025
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan Memori 256 GB Terbaik April 2025
-
Hasil BRI Liga 1: Comeback Sempurna, Persib Bandung Diambang Juara
-
RESMI! Stadion Bertuah Timnas Indonesia Ini Jadi Venue Piala AFF U-23 2025
-
Jenazah Anak Kami Tak Bisa Pulang: Jerit Keluarga Ikhwan Warga Bekasi yang Tewas di Kamboja
Terkini
-
Kisah Udin Si Tukang Cukur di Bawah Beringin Alun-Alun Utara: Rezeki Tak Pernah Salah Alamat
-
Dari Batu Akik hingga Go Internasional: Kisah UMKM Perempuan Ini Dibantu BRI
-
Pertegas Gerakan Merdeka Sampah, Pemkot Jogja Bakal Siapkan Satu Gerobak Tiap RW
-
Lagi-lagi Lurah di Sleman Tersandung Kasus Mafia Tanah, Sri Sultan HB X Sebut Tak Pernah Beri Izin
-
Rendang Hajatan Jadi Petaka di Klaten, Ahli Pangan UGM Bongkar Masalah Utama di Dapur Selamatan