SuaraJogja.id - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bantul berupaya mengurangi jumlah sampah rumah tangga mengingat kapasitas TPST Piyungan sudah melebihi batas. Seperti yang dilakukan oleh warga Padukuhan Siten, Kalurahan Sumbermulyo, Kapanewon Bambanglipuro, yang mengolah sampah plastik jadi minyak tanah.
Ketua RT 03 Padukuhan Siten, Suratno menjelaskan, awalnya sampah plastik di tempatnya dibuang ke TPST Piyungan. Dan pihaknya harus mengeluarkan dana sebesar Rp400 ribu setiap bulannya untuk membayar truk pengangkut sampah.
"Saat itu setiap bulan harus membayar truk (sampah) Rp400 ribu," ujar Suratno, Rabu (25/5/2022).
Mahalnya ongkos yang harus dibayarkan hanya untuk membayar truk pengangkut sampah, mereka mencari cara untuk mendaur ulang sampah plastik. Lantas pada awal 2019 mendapat bantuan mesin pirolisis limbah plastik.
Baca Juga: Soroti Wacana Kenaikan Tarif Retribusi Pantai Selatan di Bantul, Dispar Minta Jangan Tergesa-gesa
"Alat ini kan riset dari Universitas Janabadra, saya punya kenalan dosen Janabadra namanya Pak Yono yang kemudian mengenalkan kepada pemilik alat ini. Namanya Pak Samsiro," katanya.
Pihaknya baru benar-benar mengolah sampah plastik dua bulan yang lalu. Sebab, dua tahun pandemi Covid-19 berdampak terhadap daur ulang plastik itu.
Setelah itu, warga secara swadaya mengumpulkan sampah plastik di mesin pirolisis ini. Menurutnya, di awal-awal mereka menggunakan kayu bakar untuk melelehkan plastik.
"Dari situ kami praktikkan menggunakan kayu bakar yang dipotong kecil-kecil supaya bisa masuk ke dalam blower. Tapi tidak efektif karena butuh kayu lebih banyak dan tenaga, panasnya juga enggak bisa maksimal," terangnya.
Lantas satu bulan kemudian coba beralih ke gas. Dengan pakai gas bisa panasnya bisa diatur dan lebih efektif.
"Karena tinggal dinyalakan (kompornya) tidak perlu nyacah kayu dan orang-orangnya bisa mengerjakan hal yang lain," paparnya.
Mesin pirolisis itu, katanya, berkapasitas 20 kilogram. Plastik-plastik yang sudah dikumpulkan dimasukkan ke dalam tabung pembakaran. Dari satu kilogram plastik persentase menghasilkan minyak sekitar 60 persen.
"Proses pirolisis ini plastik yang dipanaskan kemudian meleleh cair terus dipanaskan sampai menguap. Lalu dilakukan pendinginan akhirnya menghasilkan minyak. Pembakarannya di suhu 200 derajat celcius sekitar satu jam," katanya.
Terkait minyak yang dihasilkan dalam satu minggu, sambungnya, mencapai 20 liter. Maka dalam sebulan bisa menghasilkan 80 liter minyak tanah.
"Itu kalau dijual harganya Rp800 ribu, dulunya kami malah keluar uang Rp400 ribu sekarang bisa menghasilkan uang," katanya.
Ia menyebut, setidaknya dalam satu bulan bisa mengurangi limbah sampah plastik mencapai 3.200 kilogram. Selain itu, juga bisa memberikan penghasilan tambahan untuk warga sekitar.
- 1
- 2
Berita Terkait
-
Kurangi Sampah Plastik, ACE Gelar Aksi Bersih-bersih di Green Garden Jakarta Barat
-
Berlari Menggunakan Sepatu Daur Ulang Adidas Sambil Memungut Sampah Plastik di Pantai Sanur
-
Pantai Pangandaran Penuh Sampah Plastik usai Dipadati Turis, Susi Pudjiastuti Kecewa: Tenggelamkan!
-
Kurangi Sampah Plastik, Ajinomoto Luncurkan Kemasan Kertas
Terpopuler
- 6 Pilihan HP Samsung Murah Harga Rp1 Jutaan: RAM 6 GB, Performa Terbaik
- 6 Mobil Matic Bekas di Bawah Rp 40 Juta: Cocok untuk Pemula dan Ramah di Kantong
- Keluarkan Rp7 Juta untuk Tebus Ijazah Eks Satpam, Wamenaker Noel: Perusahaan Membangkang Negara
- 8 Rekomendasi HP Harga Rp1 Jutaan Spesifikasi Tinggi: Layar AMOLED, Kamera 50 MP!
- 5 Mobil Keluarga Terbaik yang Kuat Tanjakan, Segini Beda Harga Bekas vs Baru
Pilihan
-
Daftar Rekomendasi Mobil Bekas Favorit Keluarga, Kabin Lapang Harga di Bawah Rp80 Juta
-
6 Mobil Bekas Kabin Luas Bukan Toyota, Harga di Bawah Rp80 Juta Pas Buat Keluarga!
-
3 Mobil Toyota Bekas di Bawah Rp80 Juta: Kabin Lapang, Hemat Bensin dan Perawatan
-
Catatan Liputan Suara.com di Jepang: Keajaiban Tas, Uang dan Paspor Hilang Kembali ke Pemilik
-
Proyek Rp1,2 Triliun Kerap Bermasalah, Sri Mulyani Mendadak Minta Segera Diperbaiki
Terkini
-
Harga Material Meroket, Jalan di Sleman Terancam Mangkrak? Solusi Ini Diajukan
-
Ada Ratusan Tambahan Lahan untuk Tol Jogja-Solo di Sleman, Kapan Jadwal Pembebasannya?
-
IHR Cup 2025: Lebih dari Sekadar Pacuan, Momentum Lindungi Atlet Kuda dan Manusia
-
Sampah Jadi Emas: Kisah Sukses Warga Jogja Sulap Limbah Organik Jadi Pupuk Kompos Bernilai Jual
-
Disepakati DPRD DIY, Trans Jogja Buka Rute Yogyakarta-Wonosari: Kapan Mulainya?