SuaraJogja.id - Perusahaan Roche asal Swiss pada Rabu (25/5/2022) mengakui pihaknya telah mengembangkan tiga alat tes untuk mendeteksi virus cacar monyet selagi penyakit tersebut menyebar di kawasan luar Afrika, di mana virus biasanya tak terdeteksi.
Ada lebih dari 200 kasus suspek atau terkonfirmasi cacar monyet di Eropa dan Amerika Utara, demikian menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Dikutip dari Antara, Kamis (26/5/2022), perusahaan itu menyebutkan bahwa satu dari alat LightMix Modular Virus mendeteksi orthopoxvirus, yakni kelompok biologis yang mencakup virus yang berkaitan dengan cacar monyet, cacar pada manusia dan cacar sapi.
Alat tes kedua hanya mendeteksi virus cacar monyet, khususnya varian Afrika Barat dan Afrika Tengah.
Sementara itu, alat tes ketiga diperuntukkan bagi para peneliti dan mampu mendeteksi baik orthopoxvirus maupun virus cacar monyet.
Untuk diketahui virus yang berasal dari Afrika ini sudah mendekat ke Asia. Dalam laporan terakhir virus cacar monyet sudah terjadi di Australia dengan seorang warganya yang suspek virus tersebut.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menjelaskan bahwa gejala cacar monyet terlihat seperti pasien cacar pada umumnya. Namun secara klinis, penyakit itu tak begitu berbahaya saat menyerang manusia.
Di Indonesia sendiri, virus cacar monyet belum ditemukan kasusnya. Kendati begitu pemerintah tetap berusaha mengantisipasi sebaran virus yang besar kemungkinan terjadi.
Hingga kini, Indonesia masih waspada terhadap penyakit hepatitis akut. Dilaporkan pertama kali menyerang sejumlah anak-anak hingga meregang nyawa.
Baca Juga: Hits Health: Dalang di Balik Wabah Cacar Monyet, Flu Singapura Tak Perlu Antibiotik
Masyarakat diminta untuk lebih waspada dengan potensi penyebarannya. Mengingat media yang kerap menjadi perantara virus adalah air dan juga kontak fisik.
Berita Terkait
-
Pasien Cacar Monyet Diwajibkan Karantina Selama Tiga Minggu
-
Penderita Obesitas dan Penyakit Jantung Koroner Disarankan Jalani Diet Rendah Indeks Glikemik
-
Peneliti Tekankan Pentingnya Vaksinasi Covid-19 untuk Hewan Peliharaan
-
Uni Eropa: Lebih dari 200 Kasus Cacar Monyet Terdeteksi di Seluruh Dunia
-
Ditemukan 55 Kasus Cacar Monyet, Spanyol akan Beli Vaksin Imvanex
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
Pilihan
-
Kepsek Roni Ardiansyah Akhirnya Kembali ke Sekolah, Disambut Tangis Haru Ratusan Siswa
-
Bukan Cuma Joget! Kenalan dengan 3 Influencer yang Menginspirasi Aksi Nyata untuk Lingkungan
-
Heboh! Rekening Nasabah Bobol Rp70 Miliar di BCA, OJK dan SRO Turun Tangan, Perketat Aturan!
-
Emiten Sejahtera Bintang Abadi Textile Pailit, Sahamnya Dimiliki BUMN
-
Jaminan Laga Seru! Ini Link Live Streaming Bayern Munchen vs Chelsea
Terkini
-
Tetap Tenang, Simak 10 Tips Bagi yang Baru Pertama Kali Naik Pesawat
-
Waspada Hujan di Jogja! Ini Prakiraan Cuaca BMKG untuk 18 September 2025
-
Bantul Optimis Swasembada Beras 2025: Panen Melimpah Ruah, Stok Aman Hingga Akhir Tahun
-
Sampah Menggunung: Jogja Kembali 'Numpang' Piyungan, Kapan Mandiri?
-
Terjebak dalam Pekerjaan? Ini Alasan Fenomena 'Job Hugging' Marak di Indonesia