Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo | Hiskia Andika Weadcaksana
Sabtu, 28 Mei 2022 | 14:06 WIB
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa datang ke rumah duka almarhum Ahmad Syafii Maarif di Perum Nogotirto Elok II, Jln.Halmahera, No. 76, Nogotirto, Gamping, Kabupaten Sleman pada Sabtu (28/5/2022). [Hiskia Andika Weadcaksana / SuaraJogja.id]

SuaraJogja.id - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa datang ke rumah duka almarhum Ahmad Syafii Maarif di Perum Nogotirto Elok II, Jln.Halmahera, No. 76, Nogotirto, Gamping, Kabupaten Sleman pada Sabtu (28/5/2022). Kedatangan Khofifah itu dalam rangka takziah dan berbela sungkawa atas meninggalnya sosok cendekiawan muslim tersebut.

Ia mengatakan bahwa saat ini Indonesia tengah berduka akibat kehilangan sosok besar Buya Syafii Maarif. Buya sendiri dipandang sebagai pribadi intelektual yang menyejukkan. 

"Indonesia berduka. Bukan hanya warga Muhammadiyah dan kita semua kehilangan sosok intelektual ulama kharismatik dengan pikiran-pikiran besar yang selama ini selalu menyejukkan," kata Khofifah kepada awak media, Sabtu (28/5/2022).

Khofifah menyebut ada banyak pihak termasuk dari kekuatan-kekuatan politik yang ingin mendapatkan legitimasi dari Buya. Namun Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah itu dinilai tetap teguh untuk tidak terlibat dalam satu pihak tertentu.

Baca Juga: Berduka Cita Buya Syafii Maarif Meninggal Dunia, Abu Janda: Tanda Akhir Zaman

"Saya melihat Buya Syafii Maarif pasti sangat banyak kekuatan-kekuatan politik yang ingin mendapatkan legitimasi atau justifikasi tertentu dari beliau," ujarnya.

"Tapi hal yang mungkin analogi yang tepat untuk bisa menggambarkan sosok Buya Syafii Maarif dalam menjaga ekuidistan dengan kekuatan politik seperti ikan di lautan. Air laut itu asin tapi ikan itu tidak terkontaminasi dengan asinnya air laut," sambungnya.

Alih-alih bergabung dalam satu golongan tertentu ditambahkan Khofifah, sosok almarhum Buya Syafii merupakan payung bagi semua pihak. Dengan komitmennya yang teguh dalam menjaga persatuan bangsa.

"Saya rasa beliau bisa menjadi payung dari sangat banyak kekuatan politik, kekuatan sosial, kekuatan keagamaan dan tentu komitmen besar beliau menjaga kebhinekaan di dalam kebersatuan dan persatuan," tuturnya.

Sebelumnya diberitakan, Cendekiawan muslim Ahmad Syafii Maarif atau yang akrab disapa Buya Syafii meninggal dunia pada Jumat (27/5/2022) kemarin pukul 10.15 WIB di RS PKU Muhammadiyah Gamping.

Baca Juga: Kenang Buya Syafii, Jusuf Kalla: Beliau Banyak Berjasa Bagi Masyarakat Indonesia

"Beliau (Buya) meninggal di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Gamping dimana kita berada pada pagi hari ini. Pada hari ini Jumat 27 Mei 2022 persis jam 10.15 waktu Indonesia bagian barat," kata Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir, kemarin.

Disampaikan Haedar, Buya Syafii sendiri wafat pada usia ke 87 tahun. Sebelumnya jenazah Buya Syafii disemayamkan dan disalatkan di Masjid Gedhe Kauman Yogyakarta. 

Buya Syafii Maarif sendiri dikebumikan di Taman Makam Husnul Khotimah Muhammadiyah yang terletak di Dusun Dukuh, Kalurahan Donomulyo, Kapanewon Nanggulan, Kabupaten Kulon Progo, kemarin sore.

Diketahui Buya Syafii sendiri sudah sempat dirawat di rumah sakit karena terkena serangan jantung ringan pada akhir Maret lalu. Hingga kemudian masuk kembali ke rumah sakit pada Mei kemarin hingga dinyatakan meninggal dunia.

Load More