Scroll untuk membaca artikel
Eleonora PEW | Rahmat jiwandono
Kamis, 02 Juni 2022 | 18:03 WIB
[ILUSTRASI] Sapi di salah satu kandang di wilayah Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Senin (23/5/2022). [Suara.com/ Angga Haksoro Ardi]

SuaraJogja.id - Sebanyak 88 hewan ternak di Kabupaten Bantul disinyalir terpapar Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). Itu menurut laporan yang diterima oleh Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Bantul.

"Sampai kemarin sore data kami ada 88 ternak diduga terkena PMK," ungkap Kepala DKPP Bantul Joko Waluyo, Kamis (2/6/2022).

Dijelaskannya, dari jumlah tersebut, sebanyak 13 ternak dinyatakan positif PMK oleh Balai Besar Veteriner (BBVet) Wates. Sementara 75 ternak lainnya berstatus suspek PMK.

"Yang sudah ada hasil dari BBVet Wates itu sebanyak 13 ternak positif PMK, sisanya baru suspek, tapi sudah mengarah ke PMK," ujarnya.

Baca Juga: DPR Cecar Mentan: Kenapa Pilih ke Brasil Ketimbang Australia yang Sudah Bebas PMK

Ke-13 ternak yang positif PMK terdiri dari lima ekor domba dan delapan ekor sapi.

"Lima ekor domba itu yang awalnya ditemukan Baturetno, Banguntapan. Yang 8 sapi juga ditemukan di Banguntapan," katanya.

Langkah yang dilakukan untuk menanggulangi wabah PMK, yakni pihaknya pada hari ini melakukan pengobatan kepada tiga kelompok peternak di Segoroyoso, Pleret, Bantul. DKPP Bantul dibantu Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) UGM dan BBVet Wates untuk mengobati ternak agar tidak tertulari PMK.

"Hari ini tadi sedang pengobatan di tiga kelompok ternak di Segoroyoso. Kami kerjasama dengan FKH UGM dan BBVet Wates," katanya.

Adapun kendala dalam mengantisipasi penyebaran PMK ialah menipisnya obat serta disinfeksi untuk ternak. Oleh karenanya, pihaknya meminta bantuan itu ke BPBD Bantul dan FKH UGM.

Baca Juga: Dirikan Laboratorium Sampah, Kalurahan Murtigading Diharapkan Jadi Role Model

"Obat dan disinfeksi menipis lalu kami minta ke BPBD Bantul, FKH UGM dan BBVet Wates. Harapan kami tidak akan menutup pasar hewan tapi jangan sampai menyebar di Bantul," tuturnya.

Dampak dari munculnya PMK di Bantul ialah naiknya harga sapi dan kambing di Pasar Hewan Imogiri. Itu lantaran tingginya permintaan akan daging sapi dan kambing, namun stoknya terbatas.

"Harga sapi naik drastis menjadi Rp3 juta per ekor, yang biasanya Rp18 juta jadi Rp21 juta. Untuk harga kambing sendiri mengalami kenaikan dari Rp500 sampai Rp1 juta, sekarang dari Rp3 juta jadi Rp3,5-Rp4 juta," imbuhnya.

Load More