SuaraJogja.id - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bantul terus berupaya untuk mengurangi jumlah sampah yang dihasilkan setiap harinya. Sebagai informasi, dalam sehari sampah yang dihasilkan Bantul kurang lebih sebanyak 170 ton.
Karena itu, Pemkab Bantul bekerja sama dengan Universitas Ahmad Dahlan (UAD) mendirikan laboratorium sampah di Kalurahan Murtigading, Kapanewon Sanden, Bantul.
"Kami bersama UAD membuat laboratorium lingkungan hidup yang mendaur ulang sampah rumah tangga," kata Bupati Bantul Abdul Halim Muslih, Kamis (2/6/2022).
Dia menyampaikan, sampah dipilah kemudian diolah untuk dimanfaatkan kembali sesuai jenisnya masing-masing. Sampah-sampah yang berasal dari sisa makanan rumah tangga dapat diolah menjadi input pakan maggot. Maggot adalah larva dari serangga lalat hitam
Baca Juga: Kejar Target PAD, Dinpar Bantul Bakal Gelar Festival Segara Kidul dan Kompetisi Selancar
"Kemudian [hasil dari] maggot bisa digunakan untuk pakan ikan. Lalu kasgot [bisa] untuk media tanah," ujar dia.
Dengan melakukan daur ulang sampah maka akan terjadi perputaran ekonomi. Menurutnya, jika hal ini bisa dilakukan di seluruh Kalurahan Murtigading, maka persoalan sampah sudah selesai di tingkat kalurahan.
"Jadi tidak ada sampah yang keluar [dibuang]. Ini akan terus diuji coba," tuturnya.
Sedangkan terkait sampah non organik seperti plastik, kaca, logam, hingga kertas, masih menjadi pekerjaan rumah Pemkab Bantul. Namun demikian, sampah non organik tanpa perlu didaur ulang masih bisa menghasilkan uang.
"Sampah-sampah non organtik itu kalau dipilah ada harganya. Tidak usah recycle, dijual saja ada yang mau membeli," kata dia.
Laboratorium sampah tersebut diharapkan bisa menjadi ekosistem pengelolaan sampah mulai dari hulu ke hilir. Maka, Kalurahan Murtigading bisa menjadi percontohan kalurahan yang sukses mengelola sampah.
- 1
- 2
Berita Terkait
-
Dua Wanita Bikin Konten Buang Sampah ke Sungai, Videonya Tuai Hujatan
-
Kejar Target PAD, Dinpar Bantul Bakal Gelar Festival Segara Kidul dan Kompetisi Selancar
-
Ngeri Banget! Timbunan Sampah Plastik Cemari Laut Indonesia
-
Gumuk Pasir Viral Dikeluhkan Wisatawan, Pengelola: Rp100 Ribu Itu Karcis Paketan
-
Demi Konten, Emak-Emak Ini Buang Sampah Ke Sungai Sambil Berjoget Tuai Kecaman Netizen: Ditunggu Klarifikasinya
Terpopuler
- 8 Rekomendasi Mobil Bekas Murah Tipe MPV Mei 2025: 7-Seater Harga Mulai Rp30 Jutaan, Pajak Miring
- 3 Pihak Blak-blakan Beri Dukungan untuk Yuran Fernandes, Komdis PSSI Revisi Hukuman
- Rekomendasi 5 Mobil Bekas Murah Meriah untuk Ibu Muda yang Super Aktif! Mulai 65 Jutaan
- Olla Ramlan Resmi Umumkan Lepas Hijab: Pilihan Terbaik Bukan yang Bikin Kita Nyaman
- 10 Pemain Keturunan Bisa Dinaturalisasi Demi Timnas Indonesia Lolos Olimpiade 2028
Pilihan
-
Hasil BRI Liga 1: Semen Padang Imbang, Dua Degradasi Ditentukan di Pekan Terakhir!
-
Pantas Dipanggil ke Timnas Indonesia, Patrick Kluivert Kirim Whatsapp Ini ke Ramadhan Sananta
-
BREAKING NEWS! Kaesang Pangarep Kirim Isyarat Tinggalkan Persis Solo
-
Danantara Mau Suntik Modal ke Garuda Indonesia yang 'Tergelincir' Rugi Rp1,2 Triliun
-
5 Pilihan HP Murah RAM Besar: Kamera 50 MP ke Atas, Baterai Tahan Lama
Terkini
-
70 Persen SD di Sleman Memprihatinkan, Warisan Orde Baru Jadi Biang Kerok?
-
SDN Kledokan Ambruk: Sleman Gelontorkan Rp350 Juta, Rangka Atap Diganti Baja Ringan
-
Demokrasi Mahal? Golkar Usul Reformasi Sistem Pemilu ke Prabowo, Ini Alasannya
-
Cuaca Ekstrem Hantui Jogja, Kapan Berakhir? Ini Kata BMKG
-
Parkir Abu Bakar Ali Mulai Dipagar 1 Juni, Jukir dan Pedagang harus Mulai Direlokasi