SuaraJogja.id - Kajian serta studi terkait tokoh-tokoh nasional di Indonesia masih sangat kurang. Hal itu diungkapkan Pakar Hukum Tata Negara, Jimly Asshiddiqie.
Menurutnya perlu dilakukan pengembangan terhadap pemikiran tokoh-tokoh tersebut untuk memberi ruang dalam menambah alternatif pemikiran.
“Karena memang di Indonesia studi tokoh itu kering. Ada dua studi yang harus kita kembangkan, yakni studi wilayah dan studi tokoh,” katanya ketika menyampaikan paparan dalam serial seminar Peradaban-Paramadina bertajuk "Nurcholish Madjid dan Indonesia", seperti dikutip dari Antara, Kamis (2/6/2022).
Dalam kesempatan tersebut, ia mengisahkan pengalamannya ketika mengurus dan mendiskusikan calon penerima gelar dan tanda jasa pahlawan nasional. Ia mengatakan kurangnya studi mengenai tokoh nasional dan pemikiran para tokoh menjadi salah satu kendala saat penyusunan.
“Saya sepuluh tahun ini sejarawan, 10 tahun mengurus dewan gelar tanda jasa dan tanda kehormatan. Setiap kali kami mau mendiskusikan soal calon penerima gelar pahlawan nasional, kajian tentang tokoh dan pemikirannya itu kecil sekali,” tuturnya.
Oleh karena itu, pihaknya meminta penyelenggaraan seminar-seminar di daerah mendorong, mengusung, dan memperjuangkan seseorang untuk menjadi pahlawan nasional.
“Indonesia adalah negara yang paling banyak pahlawan nasionalnya, akan tetapi semua itu agak miskin kajian-kajian sejarah dan pemikiran,” kata Jimly.
Untuk mengatasi kurangnya jumlah kajian tokoh nasional dan pemikiran masing-masing tokoh, Jimly berharap agar Center for Nurcholish Madjid Study yang diluncurkan Universitas Paramadina dapat berkembang menjadi pusat studi tokoh nasional lain dan tidak hanya terbatas studi mengenai pemikiran Nurcholish Madjid atau Cak Nur saja.
Adapun pengembangan yang ia maksud adalah menjadikan Center for Nurcholish Madjid Study sebagai wadah untuk mengintegrasikan kajian, skripsi, disertasi, dan penelitian lain mengenai tokoh-tokoh nasional secara terkoordinasi dan terpadu.
Baca Juga: Jimly Asshiddiqie Yakin Pemilu 2024 Tidak Bakal Ditunda, Tahapan Pemilu Sudah Ditetapkan
“Seandainya itu bisa dilakukan, sumbangan Universitas Paramadina besar sekali untuk mengembangkan semangat pemikiran dari tokoh-tokoh bangsa,” kata Jimly.
Berita Terkait
-
Brotonoseno Tak Dipecat Polri, Pukat UGM Sarankan Revisi Peraturan Pemerintah
-
Asosiasi Otomotif ANFIA: Dekarbonisasi Bisa Dicapai Lewat Kendaraan Tenaga Listrik, Biofuel, atau Hidrogen
-
Hidrogen Jadi Sumber Energi Alternatif Kendaraan, Menperin Temui Industri yang Mampu Hasilkan Zero Emission
-
Asosiasi Pemerintah Desa Dukung Jokowi Tiga Periode, Jimly Asshiddiqie: Mestinya Isu Tunda Pemilu Segera Diredam
-
Soal Pernikahan Ketua MK dan Adik Jokowi, Jimly Asshiddiqie: Potensi Conflict of Interest Tergantung Kasusnya
Terpopuler
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 4 HP Flagship Turun Harga di Penghujung Tahun 2025, Ada iPhone 16 Pro!
- 5 Moisturizer Murah yang Mencerahkan Wajah untuk Ibu Rumah Tangga
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Ada Ibu yang Tetap Bertahan di Balik Seragam dan Shift Panjang, Kerasnya Jadi Working Mom di Jogja
-
10 Tempat Wisata Anak di Jogja untuk Libur Sekolah Akhir Tahun 2025
-
5 Rental Motor Murah Meriah di Jogja untuk Liburan Akhir Tahun 2025
-
BRI Peduli Fokuskan Pemulihan Infrastruktur Pascabencana di Tiga Provinsi Sumatera
-
Dirut PSIM Yogyakarta Dapat Kesempatan Belajar di NFL, Satu-satunya dari Indonesia