Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo
Senin, 06 Juni 2022 | 16:22 WIB
Presiden Soekarno.(Instagram/bungkarno_)

Saat itu desas desus berkembang bahwa Berastagi bakal jadi persinggahan terakhir lantaran Soekarno akan dieksekusi di situ. Hingga kemudian Belanda terdesak dan menyingkir ke Parapat beserta membawa Soekarno.

Tinggal di pengasingan Parapat tak membuat Soekarno kehilangan akses dengan dunia luar. Warga setempat bernama Ludin berperan besar menyusupkan informasi dari Soekarno ke para pejuang di luar pengasingan.

Ludin merupakan pria yang sehari-hari melayani kebutuhan Soekarno selama di pengasingan Parapat. Selain untuk memenuhi perut sang Proklamator, Ludin juga turut membantu menyampaikan pesan Soekarno kepada kelompok gerilya.

Salah satu momen krusial yang pernah dilakoninya yakni saat menyampaikan operasi pembebasan Soekarno dari para pejuang lewat sebuah pesan yang disusupkan di batang sayur kangkung. Sayang operasi pembebasan Soekarno tersebut gagal lantaran aksi para gerilyawan akhirnya tercium tentara kolonial.

Baca Juga: Soekarno sampai Jokowi, Ini Deretan 4 Presiden RI yang Lahir di Bulan Juni

Sarinah

Lewat karyanya Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat Indonesia, Cindy Adams sempat mencatat pernyataan Soekarno mengenai sosok Sarinah. Sarinah merupakan pembantu yang membesarkan Soekarno.

Nama Sarinah begitu melekat bagi Soekarno. Hal itu lantaran semenjak kecil ia yang mengajari Soekarno tentang mencintai rakyat.

"Sarinah mengajarku untuk mencintai rakyat. Massa rakyat, rakyat jelata," kata Soekarno kepada Cindy Adams.

Lebih jauh, Soekarno bercerita bahwa saat usia empat tahun, sesaat sebelum menyuapi sarapan, Sarinah turut menyisipkan pesan nilai.

Baca Juga: Sejarah Kota Ende yang Dikunjungi Jokowi, Tempat Soekarno Diasingkan Hingga Menghasilkan Butir Pancasila

"Karno pertama engkau harus mencintai ibumu. Kemudian kamu harus mencintai rakyat jelata. Engkau harus mencintai manusia umumnya," kata Soekarno.

Mbah Wiryo

Nama Mbah Wiryo bisa jadi tak banyak disinggung dalam peristiwa sejarah Soekarno. Namun sosoknya punya andil tak kalah penting dibanding Riwu Ga, Ludin hingga Sarinah.

Dalam buku resep masakan yang digagas Soekarno bertajuk Mustika Rasa, sejarawan JJ Rizal sempat menyebut namanya saat Istana Negara berpindah dari Jakarta ke Yogyakarta.

Ketika Bung Karno berkantor di Yogyakarta selama masa revolusi, sosok Mbah Wiryo merupakan sosok sentral yang mencukupi segala kebutuhan perutnya.

Dikutip dari unggahan sejarawan Solo Heri Priyatmoko lewat akun Instagram @solosocieteit, Mbah Wiryo merupakan warga biasa yang lahir di Sleman tahun 1903.

Load More