SuaraJogja.id - Industri Kecil dan Menengah (IKM) fesyen di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) selalu mengalami pertumbuhan yang signifikan setiap tahunnya. Bahkan nilai ekspor produk tekstil menempati posisi ke tiga terbesar untuk komoditi produk ekspor.
Hal itu disampaikan oleh Plt Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan DIY Yuna Pancawati. Ia menyebut pertumbuhan IKM fesyen di wilayah selalu menunjukkan tren yang meningkat.
"Potensi dari IKM fesyen ini cukup luar biasa dan juga dari nilai ekspor sendiri meningkat bahkan di produk tekstil itu menempati peringkat yang ketiga di komoditi produk ekspor," ujar Yuna kepada awak media, Minggu (12/6/2022).
Belum lagi, kata Yuna, ketika ada berbagai event terkait dengan fesyen yang diselenggarakan di Indonesia khususnya di DIY. Hal itu semakin mendukung perkembangan IKM fesyen semakin baik ke depan.
Baca Juga: Mobilitas Masyarakat Sudah Tinggi, Pertumbuhan Ekonomi Triwulan II di DIY Diprediksi Meningkat
Bahkan peningkatan nilai ekspor produk tekstil dari tahun ke tahun di DIY mencapai angka yang cukup besar.
"Nilainya kalau peningkatan dari tahun ke tahun itu cukup signifikan. Total dari DIY ini secara keseluruhan di tahun 2022 ini sekitar 534 juta dollar AS untuk komoditi ekspornya dan produk tekstil sendiri menempati peringkat yang ke tiga tadi," terangnya.
Disampaikan Yuna, ada beberapa negara yang menjadi tujuan utama ekspor tersebut. Di antaranya adalah Amerika, Jerman serta Jepang.
"Itu tiga negara tujuan produk komoditi ekspor dari DIY dan tentunya kita juga ingin menerobos pasar-pasar non tradisional," tuturnya.
Diketahui sebelumnya bahwa di Indonesia, industri fesyen berkembang manis. Pada 2019 sebelum pandemi, industri fesyen nasional mampu menyumbang sekitar 18 persen dari pendapatan nasional atau sekitar Rp1.500 triliun.
Baca Juga: BMKG Imbau Warga Waspadai Gelombang Setinggi 6 Meter di Pesisir Selatan Jateng dan DIY
Saat ini Indonesia menjadi 10 negara terbesar sebagai eksportir tekstil ke seluruh dunia. Pemerintah Indonesia mencatat industri tekstil telah menyerap 3,58 juta lapangan kerja.
Berita Terkait
-
Fesyen Keren Tak Harus Merusak Alam, Saatnya Beralih ke Sustainable Fashion
-
Skandal Vonis Lepas Minyak Goreng: Istri Hakim hingga Sopir PN Jakpus Diperiksa Kejagung
-
Intip Isi Pameran Tekstil INATEX 2025 di JIExpo Kemayoran
-
Badai PHK Mengintai: 1,2 Juta Pekerja RI di Ujung Tanduk Perang Tarif AS-China!
-
Ternyata Kelapa Langka itu Karena Dijual ke Luar Negeri Lebih Cuan Dibanding Dalam Negeri
Terpopuler
- Pemutihan Pajak Kendaraan Jatim 2025 Kapan Dibuka? Jangan sampai Ketinggalan, Cek Jadwalnya!
- Emil Audero Menyesal: Lebih Baik Ketimbang Tidak Sama Sekali
- Forum Purnawirawan Prajurit TNI Usul Pergantian Gibran hingga Tuntut Reshuffle Menteri Pro-Jokowi
- 5 Rekomendasi Moisturizer Indomaret, Anti Repot Cari Skincare buat Wajah Glowing
- Kata Anak Hotma Sitompul Soal Desiree Tarigan dan Bams Datang Melayat
Pilihan
-
Emansipasi Tanpa Harus Menyerupai Laki-Laki
-
Laga Sulit di Goodison Park: Ini Link Live Streaming Everton vs Manchester City
-
Pemain Keturunan Jawa Bertemu Patrick Kluivert, Akhirnya Gabung Timnas Indonesia?
-
Jadwal Dan Rute Lengkap Bus Trans Metro Dewata di Bali Mulai Besok 20 April 2025
-
Polemik Tolak Rencana Kremasi Murdaya Poo di Borobudur
Terkini
-
Insiden Laka Laut di DIY Masih Berulang, Aturan Wisatawan Pakai Life Jacket Diwacanakan
-
Tingkatkan Kenyamanan Pengguna Asing, BRImo Kini Hadir dalam Dua Bahasa
-
Ribuan Personel Polresta Yogyakarta Diterjunkan Amankan Perayaan Paskah Selama 24 Jam
-
Kebijakan Pemerintah Disebut Belum Pro Rakyat, Ekonom Sebut Kelas Menengah Terancam Miskin
-
Soroti Maraknya Kasus Kekerasan Seksual Dokter Spesialis, RSA UGM Perkuat Etika dan Pengawasan