SuaraJogja.id - Seekor sapi betina berusia kurang lebih satu tahun di Padukuhan Besole RT 4, Kalurahan Poncosari, Kemantren Srandakan, Kabupaten Bantul terpapar penyakit mulut dan kuku (PMK). Ini adalah ternak pertama di Srandakan yang dinyatakan terkena PMK.
"Ini adalah salah satu kasus PMK yang pertama ditemukan di Srandakan," kata Dokter hewan Puskeswan Sanden, Titih Wahyaningtyas di lokasi, Senin (13/6/2022).
Titih memaparkan, sapi tersebut dilaporkan terpapar PMK pada Jumat (10/6/2022) kemarin. Menerima laporan itu, pihaknya langsung menindaklanjuti kemudian dilakukan pemeriksaan.
"Seduah dicek awalnya sapi ini pincang dan ada tanda sariawan di mulutnya. Sehingga (kesimpulan kami) mengarah ke PMK," ujarnya.
Menurutnya, sapi betina itu diduga tertular PMK dari sapi yang ada di sebelahnya. Sapi yang ada di sebelahnya itu dibeli oleh si pemilik dari blantik di Sanden, Bantul.
"Dan setelah dicek juga tidak ada gejala. Tapi kemungkinan sapi ini membawa PMK tapi enggak bergejala," ujar dia.
Kemudian dilakukan penelusuran ke penjual sapi yang tidak bergejala PMK itu. Diakuinya bahwa di tempat pembeliannya memang ditemukan ternak yang menderita PMK.
"Kami telusuri memang ada kasus tapi kejadiannya sudah 15 hari yang lalu. Sekarang kondisinya sudah stabil dan mau mulai makan. Enggak ada yang sakit," paparnya.
Untuk sapi yang bergejala PMK itu, pihaknya menyuntikkan antibiotik, piretik dan vitamin. Menurutnya, ini adalah hari keempat jadwal pemeriksaan.
Baca Juga: BPBD Sebut Wilayah Bantul Rawan Terdampak Bencana Hidrometeorologi
"Saat ini sapinya sudah mau makan dan pincangnya juga sudah berkurang. Kalau untuk luka sariawannya masih ada," katanya.
Pihaknya menyarakan kepada pemilik ternak untuk memberi disinfeksi. Selain itu, rutin membersihkan luka di bagian kuku dan mulut si sapi itu dengan membuat larutan asam sitrat.
"Asam sitratnya disemprotkan secara rutin untuk membantu proses penyembuhan luka," katanya.
Terakhir, pemilik diminta untuk tidak menambah ternak dahulu dan yang positif PMK ini dilarang dijual. Sebab, meskipun sudah sembuh, masih memungkinkan membawa virus dalam kurun beberapa waktu bulan ke depan.
"Jadi masih status carrier (PMK)," ucapnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Nadiem Makarim: Ngantor di Hotel Sulit Ditemui Pejabat Tinggi
- Ameena Akhirnya Pindah Sekolah Gegara Aurel Hermanyah Dibentak Satpam
- Cara Edit Foto yang Lagi Viral: Ubah Fotomu Jadi Miniatur AI Keren Pakai Gemini
- Pemain Keturunan Rp 20,86 Miliar Hubungi Patrick Kluivert, Bersedia Bela Timnas Oktober Nanti
- Ramai Reshuffle Kabinet Prabowo, Anies Baswedan Bikin Heboh Curhat: Gak Kebagian...
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Sebut Mulai Besok Dana Jumbo Rp200 Triliun Masuk ke Enam Bank
-
iPhone di Tangan, Cicilan di Pundak: Kenapa Gen Z Rela Ngutang Demi Gaya?
-
Purbaya Effect, Saham Bank RI Pestapora Hari Ini
-
Usai Dilantik, Menkeu Purbaya Langsung Tanya Gaji ke Sekjen: Waduh Turun!
-
Kritik Sosial Lewat Medsos: Malaka Project Jadi Ajak Gen Z Lebih Melek Politik
Terkini
-
Masjid di Tengah Tol Jogja-Solo Akhirnya Direlokasi: Kisah At-Taubah Berlanjut
-
Polisi Tegaskan Pelaku Pelemparan Bom Molotov Pos Polisi Tak Ikut Aksi Berujung Ricuh di Polda DIY
-
Bukan Dendam, Bukan Target, Ini Alasan Mengejutkan di Balik Pelemparan Molotov Pospol Jogja-Sleman
-
Teror Molotov di Jogja: Polisi Ringkus 2 Pelaku, Salah Satunya Sempat Kabur!
-
Jogja Siaga Banjir, Peta Risiko Bencana Diperbarui, Daerah Ini Masuk Zona Merah