Scroll untuk membaca artikel
Eleonora PEW
Selasa, 21 Juni 2022 | 18:05 WIB
Dubes Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste Owen Jenkins bertemu Ketum PP Muhammadiyah Haedar Nashir di Kantor PP Muhammadiyah Yogyakarta pada Selasa (21/06/2022). - (Kontributor SuaraJogja.id/Putu)

SuaraJogja.id - Kunjungan Duta Besar (dubes) Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste Owen Jenkins berlanjut. Setelah bertemu Gubernur DIY Sri Sultan HB X, Jenkins mengunjungi Kantor Pusat Pimpinan (PP) Muhammadiyah di Yogyakarta pada Selasa (21/06/2022).

Jenkins ditemui langsung Ketua PP Muhammadiyah Haedar Nashir. Dalam pertemuan singkat sekitar sejam tersebut, keduanya berbincang tentang peningkatan kerjasama di sektor pendidikan, kesehatan dan bidang keagamaan.

Di bidang keagamaan, Haedar menyampaikan tentang Islam Indonesia. Muhammadiyah sebagai organisasi masyarakat (ormas) merupakan Islam Indonesia yang moderat.

"Kami menjelaskan Muhammadiyah dan Islam Indonesia yang moderat, yang modern, yang pecinta damai, toleran dan juga menjunjung tinggi pluralitas," paparnya.

Baca Juga: Mahathir Mohamad Klaim Kepulauan Riau Bagian Malaysia, Ketum Muhammadiyah Bereaksi

Haedar mencontohkan, Muhammadiyah membangun amal usaha di Papua, NTT, dan sejumlah daerah lain. Muhammadiyah membangun lembaga pendidikan dan gerakan tanpa diskriminasi.

Karenanya Haedar diharapkan ada langkah-langkah baru untuk menghubungkan dengan lembaga keagamaan dan kemasyarakatan di Inggris. Dengan demikian kolaborasi di bidang kelembagaan keagamaan bisa dilakukan.

"Kita ini akan nanti mencari langkah-langkah baru termasuk Kedubes Inggris akan juga menghubungkan dengan lembaga keagamaan di Inggris sehingga nanti terjadi kerjasama yang lebih baik bukan hanya dengan pemerintah inggris tetapi juga dengan lembaga keagamaan dan kemasyarakatan," paparnya.

Haedar menambahkan, Muhammadiyah juga memiliki kepedulian dalam pelestarian lingkungan. Melalui Majelis Lingkungan Hidup, Muhammadiyah mempunyai program-program penyelamatan lingkungan, konservasi hingga sodaqoh sampah sebagai upaya menjaga lingkungan.

"Kita juga punya teologi lingkungan, dengan ini maka perspektif keagamaan memang harus pro lingkungan, menyelamatkan lingkungan dan paling penting siapapun tidak boleh merusak lingkungan, karena merusak lingkungan bukan [hanya] berhadapan dengan hukum tapi juga Tuhan," jelasnya.

Baca Juga: Maruf Amin Ingin Ekspor Produk Non Migas ke Azerbaijan Ditingkatkan

Sementara Jenkins mengungkapkanMuhammadiyah selama ini dikenal memiliki beragam program yang bisa dikolaborasikan, termasuk dalam nilai-nilai pluralisme dalam beragama.

"Kami amat sangat menyambut baik komitmen muhammadiyah dalam menjaga pluralisme, menjaga kesejahteraan dan juga mendukung kesejahteraan masyarakat Indonesia dan juga menjunjung tinggi pluralisme," jelasnya.

Muhammadiyah, lanjut Jenkins juga dinilai berhasil berperan mengatasi perubahan iklim dengan mengambil langkah-langkah dalam menjaga lingkungan. Hal itu merupakan contoh bagi organisasi untuk terus menjaga lingkungan

"Dalam hal ini bukan saja berlaku di setiap organisasi beragama tetapi setiap orang yang beragama juga harus memiliki keyakinan untuk menjaga lingkungan," imbuhnya.

Kontributor : Putu Ayu Palupi

Load More