"Kayak anak sendiri," suara ibu tiga anak ini tercekat di ujung kalimat. Telapak tangannya belum turun dari dada.
Ia juga tak akan menjual sapi-sapi tersebut, terlebih dalam kondisi sakit.
"Buat celengan saja. Tidak dijual, sing (yang) penting sembuh dulu," tuturnya.
Peternak lainnya di kandang kelompok yang sama juga menceritakan kegalauannya mengetahui sapi miliknya dan kerabat tertular PMK.
Baca Juga: Bakal Debut dengan PSS Sleman, Ze Valente Curhat Soal Adaptasi dengan Lalu Lintas di Sleman
Slamet, lelaki 72 tahun itu mengingat-ingat, seorang dari anggota kelompok baru membeli anak sapi dari Boyolali, Jawa Tengah.
Berselang waktu, ada sejumlah sapi sakit dan berangsur kemudian jumlah ternak yang tidak sehat terus bertambah. Sapi milik Slamet dan anggota keluarganya tak terkecuali.
Padahal saat itu, satu bulan lagi, ia bisa menjual tiga sapi miliknya menyambut Iduladha 9 Juli 2022 mendatang.
“Setelah kena PMK ini, sapi-sapi saya tidak mau makan. Jadi, saya harus telaten dan sabar untuk menanganinya," ujarnya.
Menurut Slamet, ketika ternak sudah tidak doyan makan, maka daging mereka langsung jauh berkurang.
Baca Juga: Gabung PSS Sleman, Ze Valente Tak Sabar Debut Bersama Skuad Super Elja
"Punya saudara saya sudah tidak terselamatkan lagi, akhirnya dijual murah. Harusnya bisa Rp25 juta tapi hanya laku Rp8 juta," tuturnya.
Slamet melihat, sebagai ternak sapi bukan hanya alat transaksi, tetapi juga bagian dari anggota keluarga.
Keluarga Slamet turun-temurun menjadikan sapi sebagai teknik berinvestasi.
"Waktu pertama tahu sapi saya kena PMK ya panik," sebutnya.
Awalnya ia tidak tahu kalau tiga sapi miliknya sudah terkena gejala PMK. Karena saat itu, sapi-sapi miliknya hanya terlihat mengeluarkan air liur begitu banyak.
"Pergilah saya ke Puskeswan dan ditanya ada apa? Saya laporkan, sapi saya kok keluar liur banyak. Mereka pun langsung mendatangi tempat saya,” kisah Slamet.
Berita Terkait
-
Tangani Wabah PMK yang Melanda Hewan Ternak, Kolaborasi Lintas Sektor Harus Dilaksanakan
-
Pemkab Tulungagung Minta Bantuan 25 Ribu Vaksin PMK
-
Wabah PMK Terus Meluas di Lamongan, 75 Persen Populasi Sapi Suspek di 25 Kecamatan
-
Antisipasi Virus PMK Meluas, DPP Kulon Progo Urung Terbitkan SKKH Keluar DIY
Terpopuler
- Eks Pimpinan KPK: Ustaz Khalid Basalamah Bukan Saksi Ahli, Tapi Terlibat Fakta Kuota Haji
- Jahatnya Sepak Bola Indonesia, Dua Pemain Bidikan Persija Ditikung di Menit Akhir
- 5 Rekomendasi Bedak Tahan Air dan Keringat Murah: Anti Luntur Sepanjang Hari
- Klub Impian Masa Kecil Jadi Faktor Jay Idzes Terima Pinangan Aston Villa
- 6 Mobil Bekas 7 Seater Termurah: Nyaman untuk Keluarga, Harga di Bawah Rp 70 Juta
Pilihan
-
Diogo Jota Tewas di Jalanan Paling Berbahaya: Diduga Pakai Mobil Sewaan
-
Riau Bangga! Tarian Anak Pacu Jalur Viral Dunia, Ditiru Bintang PSG hingga Pemain AC Milan
-
Baru Jabat 4 Bulan, Erick Thohir Copot Dirut Bulog Novi Helmy Prasetya dan Disuruh Balik ke TNI
-
Resmi! Ramadhan Sananta Gabung ke Klub Brunei Darussalam DPMM FC, Main di Liga Malaysia
-
CORE Indonesia: Ada Ancaman Inflasi dan Anjloknya Daya Beli Orang RI
Terkini
-
Kelana Kebun Warna: The 101 Yogyakarta Hadirkan Pameran Seni Plastik yang Unik dan Menyentuh
-
BRI Dukung UMKM Sanrah Food Berkembang dari Warung ke Ekspor Global
-
Langgar Aturan Imigrasi, 14 WNA Dideportasi Imigrasi Yogyakarta
-
Setya Novanto Bebas Lebih Cepat? MA Pangkas Hukuman Korupsi e-KTP, Pakar Geram!
-
Solo-Jogja Makin Lancar: Tol Klaten-Prambanan Beroperasi Penuh, Ini yang Perlu Anda Siapkan