Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo
Kamis, 23 Juni 2022 | 08:58 WIB
peternak hewan di Ngemplak sedang merawat dua sapinya yang terpapar penyakit mulut dan kuku, Rabu (22/6/2022). [Kontributor / Uli Febriarni]

SuaraJogja.id - Perempuan berkerudung kelabu itu mengelap mulut dan hidung dua ekor sapinya yang diletakkan di Kandang Ternak Mulya Sari, Padukuhan Krebet, Kalurahan Bimomartani, Kapanewon Ngemplak, Kabupaten Sleman.

Setiap turun lelehan air liur dari sapi-sapi itu, dengan sigap disekanya hingga kering.

Dia adalah Nuning, seorang peternak yang sapinya terpapar penyakit mulut dan kuku (PMK). Nuning membeli sapi itu seharga Rp14,5 juta yang ia kumpulkan bersama suami tercinta. Satu sapi lainnya merupakan anakan dari sapi indukan miliknya.

"Pertama itu cuman flu biasa katanya. Makannya hanya sedikit-sedikit, tapi saya telateni terus," tutur Nuning, yang tak menyangka dua pekan lalu jadi waktu yang cukup pahit baginya, Rabu (22/6/2022).

Baca Juga: Bakal Debut dengan PSS Sleman, Ze Valente Curhat Soal Adaptasi dengan Lalu Lintas di Sleman

Setelah melihat sapi-sapi itu tak bernafsu makan, Nuning tak mau menerima situasi itu apa adanya. Pokoknya, kedua ekor sapinya itu harus sembuh.

Apalagi ketika kemudian tahu ternyata sapi-sapi di kandangnya itu tertular PMK, ia semakin telaten. Sapi limosin dan metal miliknya itu diberi pakan rumput dan molar.

"Dia [sapi] makannya sedikit-sedikit, maunya yang halus-halus begitu," kata dia, sembari memantau terus sapinya.

Selain itu, Nuning bersama suaminya rutin memberikan ramuan jahe, kunyit, lemon sebagai suplemen herbal penambah imunitas kedua sapi mereka.

Sapi milik Nuning dan suami terdiri dari jantan serta betina, total sekitar dua tahun ia merawat anak ternak tersebut.

Baca Juga: Gabung PSS Sleman, Ze Valente Tak Sabar Debut Bersama Skuad Super Elja

"Yang duluan sakit yang coklat. Saya telatenin sambil berdoa," ujarnya.

Ikhtiar yang dilakukan Nuning ditambah pula dengan melapor ke Puskeswan Ngemplak. Agar tim meninjau dan mengecek kesehatan sapi-sapi kecintaannya itu.

"Alhamdulillah sudah membaik," ungkapnya dengan bola mata memerah.

"Kalau sudah mau makan rumput itu, sininya [menunjuk dada] itu lega. Ayem," kata dia.

Saat dialog itu mengalir, Nuning memang memperdengarkan tawanya. Namun, mata berkaca-kaca dengan bola yang memerah menyiratkan situasi batin yang sesungguhnya dipendam ibu tiga anak itu.

Kendati demikian, masih ada yang mengganjal hatinya saat ini. Ia hanya bisa berharap sapi-sapinya sembuh, itu saja doanya. Sapi-sapi itu bukan hanya sekadar investasi, tabungan bagi Nuning dan keluarga. Melainkan seperti anggota keluarga.

Load More