SuaraJogja.id - Pelaku Usaha Kecil Mikro dan Menengah (UMKM) DIY kesulitan untuk bisa memasarkan beragam produknya di hotel-hotel maupun destinasi wisata di DIY. Padahal jutaan wisatawan berwisata dan menginap di sekitar 1.800 hotel bintang dan non bintang maupun di 200-an destinasi wisata di DIY setiap tahunnya dan menjadi potensi yang bagus untuk pemasaran produk UMKM.
"Kita [seharusnya] bisa bersinergi dari UMKM bisa memenuhi apa yang dibutuhkan industri pariwisata. Hanya saja perlu penegasan di akar rumput [karena seringkali tidak jalan]," ungkap Ketua Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) DIY, GKR Bendoro disela Pojok Gallery UMKM Istimewa di Yogyakarta Senin (27/06/2022).
Karenanya puteri bungsu Gubernur DIY Sri Sultan HB X itu berharap ada komunikasi para pelaku UMKM dengan industri pariwisata di DIY. Dengan demikian masing-masing pihak bisa saling bersinergi untuk bekerjasama agar produk-produk UMKM bisa masuk ke hotel maupun destinasi wisata.
Selama ini sharing budget atau pembagian pendapatan yang dibutuhkan destinasi wisata yang bisa ditawarkan UMKM belum jelas. Sehingga kerjasama UMKM dan destinasi wisata tidak bisa jalan dengan optimal.
"Intinya per destinasi atau hotel itu butuhnya apa, seperti apa, budgetnya seperti apa. Hanya tinggal di ujung-ujung [UMKM] yang perlu komunikasi," paparnya.
Sementara Kepala Dinas Koperasi dan UMKM DIY, Srie Nurkyatsiwi, mengungkapkan sinergi kreatif UMKM dan sektor pariwisata untuk kebangkitan ekonomi harus terus dilakukan. Diantaranya melalui pemetaan antara pasar dengan konsumen.
"Pemetaan antara pasar dan konsumen kan harusnya ada komunikasi, sebetulnya kemampuan pasar seperti apa, dari sisi harga seperti apa, mampunya budget di pasar seperti apa, ini yang kita petakan," ungkapnya.
Siwi menambahkan, diskusi dan sharing lintas sektor sangat dibutuhkan untuk memaksimalkan kreativitas UMKM. Apalagi yang menjadi masalah UMKM adalah meningkatkan kualitas dan keberlanjutan produk.
Apalagi setiap pasar memiliki kriteria produk UMKM yang berbeda-beda. Pemda sendiri berupaya membantu UMKM untuk mengontrol harga, pengemasan, rasa dan lainnya untuk bisa meningkatkan pasar UMKM.
Baca Juga: Sukses Dengan Flatform Digital Bagi UMKM Ala Google
"Peningkatan kualitas dan kontinuitas ini penting untuk membangun kepercayaan dari para konsumen," tandasnya.
Kepala Dinas Pariwisata DIY, Singgih Raharjo, mengungkapkan program Pojok Gallery UMKM Istimewa diharapkan mendekatkan kebutuhan wisatawan khususnya di industri pariwisata atau hotel dengan produk-produk UMKM.
UMKM pun perlu memastikan produk mereka memiliki nilai tambah. Dengan demikian cirikhas produk yang dimiliki UMKM bisa dijual ke destinasi wisata dan hotel.
"UMKM dan industri pariwisata ini saling mendukung, tapi kalau bicara soal kualitas pasti dari Dinas Koperasi dan UMKM pasti melakukan kurasi. Kalau dibutuhkan sentuhan dari sektor pariwisata dalam hal ini adalah ekonomi kreatifnya, saya kira Dinas Pariwisata DIY bisa masuk ke ranah itu," imbuhnya.
Kontributor : Putu Ayu Palupi
Berita Terkait
-
Tingkatkan Keamanan Aset Kereta Api, KAI Daop 6 Yogyakarta Jalin Kerja Sama dengan Polda DIY
-
Tips Memulai Bisnis di YouTube Shorts
-
Tingkatkan Daya Saing Produk Lokal, LPDB-KUMKM Kolaborasi dengan Sarinah
-
54 UMKM Binaan Rumah Kreatif BUMN Raup Cuan di Pasar Rakyat Mojokerto
-
Sukses Dengan Flatform Digital Bagi UMKM Ala Google
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Moisturizer Anti Aging Wardah agar Wajah Bebas Flek Hitam dan Glowing
- Dukung Pertumbuhan Ekosistem Kecantikan dan Fashion, BRI Hadirkan BFF 2025
- Kantornya Dikepung Ribuan Orang, Bupati Pati Sudewo: Saya Tak Bisa Dilengserkan
- Eks Menteri Agama Gus Yaqut Dicekal Terkait Korupsi Haji! KPK Ungkap Fakta Mengejutkan
- 5 Rekomendasi Bedak Padat yang Tahan Lama dan Glowing, Harga Mulai Rp30 Ribuan
Pilihan
-
Prabowo Ancam Sita Aset 'Pengusaha Kaya', Peringatan Bagi Wilmar Group?
-
Pidato Perdana Prabowo di MPR: Rakyat Tak Sejahtera, Kita Gagal
-
Prabowo Ungkap Keanehan Saat Jadi Presiden: Minyak Goreng Langka, Hingga Tingginya Harga Pangan
-
Jelang Pidato Prabowo, Harga Emas Antam Merosot Jadi Rp 1.909.000 per Gram
-
80 Tahun Kemerdekaan RI: Lapangan Kerja Kurang, 7 Juta Nganggur, 70 Juta Bekerja Tanpa Jaminan!
Terkini
-
Wajah Pengendara Honda Jazz di Bugisan Terungkap, Polisi Tetapkan Warga Klaten Jadi Tersangka
-
Kemarau Panjang: Warga Bantul Diimbau Hemat Air di Tengah Krisis Kekeringan
-
Skandal Kakao Fiktif: Direktur UGM Dinonaktifkan, Nasibnya di Ujung Tanduk
-
Makan Bergizi Gratis di Sleman Malah Bikin Celaka? Pengobatan Siswa Keracunan Ditanggung Pemkab
-
BRI Peduli Tingkatkan Literasi Anak Negeri di SD Negeri (SDN) 1 Malaka Pada Momen HUT RI