SuaraJogja.id - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Yogyakarta mengubah strategi layanan vaksinasi COVID-19 untuk dosis penguat (booster) dengan menerapkan aturan pendaftaran bagi warga yang ingin mengakses layanan tersebut.
“Bagi masyarakat yang ingin mendapat vaksinasi booster, maka diminta untuk mendaftar terlebih dulu. Layanan tetap dibuka reguler di puskesmas dan rumah sakit,” kata Kepala Dinkes Kota Yogyakarta drg Emma Rahmi Aryani seperti dikutip dari Antara, Jumat (1/7/2022).
Menurut dia capaian vaksinasi dosis penguat di Kota Yogyakarta hingga saat ini sudah mencapai 88 persen atau jauh lebih tinggi dibanding capaian vaksinasi di kabupaten lain di DIY yang rata-rata mencapai 20-30 persen.
Meskipun capaian vaksinasi dosis penguat sudah cukup tinggi, namun Emma mengatakan target capaian vaksinasi tetap 100 persen.
Baca Juga: Waspadai Hepatitis Misterius, Dinkes Kota Yogyakarta Ingatkan Pentingnya Imunisasi
Hanya saja, lanjut dia, jumlah warga yang mengakses layanan vaksinasi dosis penguat tidak lagi sebanyak sebelumnya sehingga penyediaan layanan sentra vaksinasi di luar puskesmas dan rumah sakit tidak lagi dibutuhkan.
“Saat ini, sistemnya adalah pendaftaran. Karena jika kami menyediakan layanan terpusat dengan menyiapkan 200 dosis, terkadang yang datang hanya 60 orang,” katanya.
Oleh karenanya, kata dia, fasilitas pelayanan kesehatan menyediakan “link” pendaftaran bagi masyarakat yang ingin mengakses layanan vaksinasi booster sehingga pendaftar bisa dikumpulkan.
“Sayang kalau harus membuka satu tabung vaksin hanya melayani satu orang saja padahal seharusnya bisa digunakan untuk 10 atau 20 orang. Akan lebih baik jika dikumpulkan, sehingga satu tabung vaksin bisa digunakan langsung untuk banyak orang,” katanya.
Selain itu, lanjut dia, masyarakat terkadang membutuhkan jenis vaksin tertentu sedangkan ketersediaan vaksin di Kota Yogyakarta sepenuhnya tergantung persediaan di DIY.
Sedangkan untuk kasus COVID-19 di Kota Yogyakarta, Emma mengatakan, masih cukup terkendali dan sebagian besar disumbang oleh pendatang dan pelaku perjalanan hingga warga negara asing.
“Saat ini, tersisa 11 orang saja yang dirawat. Ada yang bergejala dan tidak bergejala. Tidak ada yang menempati selter isolasi,” demikian Emma Rahmi Aryani yang memastikan melakukan tracing, testing, dan treatment dari tiap kasus yang muncul.
Berita Terkait
Terpopuler
- Kebijakan Gibran Ingin Terapkan Kurikulum AI Diskakmat Menteri Pendidikan
- 6 Mobil Matic Bekas di Bawah Rp 40 Juta: Cocok untuk Pemula dan Ramah di Kantong
- Timur Tengah Membara, Arab Saudi dan Qatar Batal Jadi Tuan Rumah Kualifikasi Piala Dunia 2026?
- 7 HP Murah Kamera Terbaik Mulai Rp 800 Ribu, Lebih Tinggi dari iPhone 16 Pro Max
- Pemain Keturunan Ambon Rp 34,8 Miliar Eligible OTW Ronde 4, Jadi Pelapis Jay Idzes
Pilihan
-
10 Mobil Keluarga di Bawah Rp100 Juta Selain Avanza-Xenia, Kabin Lega Ada Tahun Muda
-
8 Celana Dalam Wanita Terbaik, Nyaman dan Bagus Buat Emak-emak!
-
Bos Port FC Blak-blakan Usai Diundang Ikut Piala Presiden 2025
-
Korban Laporkan Kasus Pelecahan Seksual ke Polisi, Pelaku Diduga ASN Pemkot Solo
-
Prabowo di Singapura: Danantara Diminta "Jiplak" Kesuksesan Temasek!
Terkini
-
Jangan Sampai Ketinggalan, BSU Rp600 Ribu untuk Pekerja DIY, Ini Cara Pastikan Dapat
-
SPBU Letjen Suprapto Terbakar: Pertamina Buka Posko Aduan & Janjikan Ganti Rugi
-
Nekat Mendaki Merapi Saat Status Siaga, Pendaki TikTok Ini Diburu Balai TNGM
-
Nasib Pedagang Eks TKP ABA Terkatung-katung, Izin di Menara Kopi Tak Turun, Fasilitas Minim
-
Gelombang PHK Hantam Yogyakarta, Klaim JHT Tembus Rp398 Miliar