SuaraJogja.id - Pemerintah dikabarkan telah memberikan sejumlah uang ganti rugi (UGR) kepada sejumlah warga pemilik tanah di Desa Wadas yang setuju rencana penambangan batu andesit. Bahkan hal itu kemudian memunculkan kabar juga bahwa ada kelompok warga Wadas yang berpindah halauan menjadi 'pro bersyarat'.
Kelompok warga tersebut disebut setuju terhadap rencana tambang andesit di Wadas tetapi dengan berbagai persyaratan kepada pemerintah. Kelompok ini lantas ikut meneror warga lain yang tidak setuju terkait tambang itu.
Salah satu warga Desa Wadas, Ngabdul Mukti mengatakan bahwa kelompok warga yang menerima ganti rugi dan berubah halauan tersebut bisa dihitung. Namun memang kebenaran dari informasi itu juga masih diragukan.
"Kita sempat mencoba untuk validasi data warga tersebut karena sampai sejauh ini pun kita juga istilah masih percaya nggak percaya. Kadang-kadang yang seperti itu menerima puluhan miliar tapi tentu ya kita tidak bisa melihat akses buktinya kalau memang orang itu menerima bayaran seperti itu," kata Mukti ditemui di Kantor LBH Yogyakarta, Rabu (6/7/2022).
Baca Juga: Minta Ganjar Pranowo Stop Pencitraan, Pengamat Politik: Selesaikan Dulu Kasus di Desa Wadas
Berdasarkan informasi yang beredar, warga yang sudah bersedia menerima UGR itu mengaku mendapat nominal yang berbeda-beda mulai dari Rp3-10 miliar. Namun, kata Mukti, warga tersebut diketahui tidak benar-benar tinggal di Desa Wadas selama ini.
"Jadi mungkin tidak memikirkan bagaimana nasib belakangnya nanti seandainya pertambangan itu betul-betul terjadi di Desa Wadas," ucapnya.
Disampaikan Mukti, warga yang sudah menerima tersebut bahkan ikut mempengaruhi warga lain. Terkhusus warga yang masih menolak rencana penambangan tersebut.
Tak sampai di situ saja, kata Mukti, warga yang masih konsisten menolak tambang di Wadas pun sempat mendapatkan berbagai intimidasi.
Misalnya saja seperti bila tidak menyerahkan SPPT akan ditangkap polisi, atau jika tetap menolak tidak akan mendapatkan apa-apa hingga akan diusir dari Wadas dan sebagainya.
Baca Juga: Warga Desa Wadas Sudah Terima UGR, Dimanfaatkan untuk Membeli Sawah Hingga Mobil
"Mereka itu tidak henti-hentinya bergerilya ke sana kemari mencari tambahan-tambahan karena itu salah satu strategi-strategi yang digunakan pemerintah supaya masyarakat kami takut, masyarakat kami lemah yaitu tentang konsinyasi dan sebagainya," terangnya.
Berita Terkait
-
Polisi Didesak Tangkap Pelaku Teror Tempo, YLBHI: Semoga Tak Berkaitan Pemberitaan RUU TNI
-
Kapolri soal Viral Aipda IR Intimidasi Pencari Bekicot: Kalau Memang Salah, Proses!
-
Sukatani Akui Diintimidasi Polisi, Koalisi Masyarakat Sipil: Ini Tindak Pidana
-
Skandal Intimidasi Terbongkar! Sukatani Tegas Tolak Tawaran Kapolri
-
Tolak Jadi Duta Polisi Usai Diintimidasi, Sukatani Banjir Doa
Terpopuler
- Dedi Mulyadi Syok, Bapak 11 Anak dengan Hidup Pas-pasan Tolak KB: Kan Nggak Mesti Begitu
- JakOne Mobile Bank DKI Diserang Hacker? Ini Kata Stafsus Gubernur Jakarta
- Review Pabrik Gula: Upgrade KKN di Desa Penari yang Melebihi Ekspektasi
- Harga Tiket Pesawat Medan-Batam Nyaris Rp18 Juta Sekali Penerbangan
- Rekaman Lisa Mariana Peras Ridwan Kamil Rp2,5 M Viral, Psikolog Beri Komentar Menohok
Pilihan
-
Hasil Akhir! Pesta Gol, Timnas Indonesia U-17 Lolos Piala Dunia
-
Hasil Babak Pertama: Gol Indah Zahaby Gholy Bawa Timnas Indonesia U-17 Unggul Dua Gol
-
BREAKING NEWS! Daftar Susunan Pemain Timnas Indonesia U-17 vs Yaman
-
Baru Gabung Timnas Indonesia, Emil Audero Bongkar Rencana Masa Depan
-
Sosok Murdaya Poo, Salah Satu Orang Terkaya di Indonesia Meninggal Dunia Hari Ini
Terkini
-
Gunungkidul Sepi Mudik? Penurunan sampai 20 Persen, Ini Penyebabnya
-
Kecelakaan KA Bathara Kresna Picu Tindakan Tegas, 7 Perlintasan Liar di Daop 6 Ditutup
-
Arus Balik Pintu Masuk Tol Jogja-Solo Fungsional di Tamanmartani Landai, Penutupan Tunggu Waktu
-
AS Naikan Tarif Impor, Kadin DIY: Lobi Trump Sekarang atau Industri Indonesia Hancur
-
Petani Jogja Dijamin Untung, Bulog Siap Serap Semua Gabah, Bahkan Setelah Target Tercapai