SuaraJogja.id - Tak hanya para orang tua, satuan pendidikan diminta untuk mulai memperkenalkan kesehatan reproduksi pada anak sesuai dengan data dan ilmu dalam koridor ilmiah. Nasihat tersebut disampaikan oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI).
“Ketika misalnya kita bicara sex education pada remaja, maka kita harus tetap bicara tentang koridor ilmiah,” kata Ketua Satuan Tugas (Satgas) Perlindungan Anak IDAI Eva Devita Harmoniati dalam seminar "Awam Cegah Kekerasan Seksual Pada Anak" yang diikuti secara daring di Jakarta, Rabu.
Eva membenarkan bahwa hingga saat ini, pemberian pengetahuan seks, seperti edukasi kesehatan reproduksi pada anak, masih menjadi hal tabu dalam masyarakat. Hal itu membuat anak tak terbiasa mendengar dan serius memahami dampak penting dari pengetahuan tersebut.
Padahal, peningkatan pengetahuan seks seperti mengenalkan kesehatan pada organ reproduksi anak sudah sangat penting diberikan sejak dini. Mengingat laporan terkait kekerasan maupun kejahatan seksual setiap tahunnya semakin meningkat.
Berdasarkan data dari Sistem Informasi Online Perlindungan Perempuan dan Anak (SIMFONI) milik Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), anak yang jadi korban kekerasan seksual pada tahun 2019 ada 6.454 anak. jumlah itu naik menjadi 8.730 anak pada tahun 2022. Sedangkan di bulan Januari 2022 saja, laporan yang masuk sudah mencapai 797 kasus.
Menanggapi situasi serius tersebut, Eva menyarankan orang tua untuk mengedukasi anak-anaknya tentang bagaimana menjaga setiap bagian tubuhnya. Anak juga perlu memahami cara untuk bersikap dan menolak ketika ada orang yang memaksa memegang, melihat atau merekam bagian-bagian tubuh yang intim.
Sedangkan di sekolah, para guru dapat memberikan materi-materi sesuai dengan usia dan tingkatan kelas anak-anak. Misalnya pada kelas lima SD, anak dapat mulai diajarkan untuk mengenal lebih dekat hal-hal menyangkut anggota tubuhnya.
Saat duduk di jenjang SMP/sederajat, guru dapat mulai menjelaskan hal yang perlu dihindari saat anak perempuan sudah mengalami menstruasi atau anak laki-laki yang mengalami mimpi basah. Dapat dijelaskan pula mengenai proses terjadinya kehamilan dengan cermat, sehingga anak tak menjadikan hal tersebut sebagai bahan candaan.
Eva menambahkan, para guru perlu menekankan dampak-dampak negatif dari perilaku yang tidak dipikirkan secara matang yang dapat mendorong anak untuk menyesal akibat hamil sebelum waktunya.
Baca Juga: Jumlah Sperma Rendah Pengaruhi Kesuburan, Hindari 4 Pemicunya!
“Jadi mudah-mudahan kita tidak memberikan edukasi bagaimana melakukan hubungan seksual, tapi bagaimana kita melindungi organ seksual, kita supaya kita tidak menjadi korban dan tidak menyalahgunakan sebelum waktunya,” ujar dia.
Tentunya, semua edukasi perlu menggunakan bahasa yang mudah dimengerti anak dan disampaikan dengan tegas namun tidak keluar dari tujuan pembelajaran itu sendiri.
“Kita menyampaikannya juga harus dalam gaya bahasa yang tegas, kalau kita juga malu-malu dan ragu-ragu, mereka akan makin heboh. Biasanya seperti itu, jadi memang harus sudah dimulai (diberikan),” kata Eva. [ANTARA]
Berita Terkait
-
Stop Kekerasan Seksual pada Anak, Pahamkan Pendidikan Seksual sejak Dini
-
Remaja Jadi Pelaku Kejahatan Seksual, Siapa yang Bertanggung Jawab?
-
Lawan Pelecehan, Mengapa Anak-Anak Menjadi Pelaku Kekerasan Seksual?
-
Cara Pendidikan Seksual untuk Anak, Cegah Risiko Kejahatan Seks dan Penyakit Menular
-
5 Masalah Kesehatan Seksual yang Banyak Dialami Namun Kerap Diabaikan
Tag
Terpopuler
- Mahfud MD Sebut Eks Menteri Wajib Diperiksa Kasus Judol Pegawai Komdigi, Budi Arie Bilang 'Jangan Kasih Kendor'
- Rocky Gerung Spill Dalang yang Bongkar Kasus Judi Online Pegawai Komdigi
- Kejanggalan Harta Kekayaan Uya Kuya di LHKPN KPK, Dulu Pernah Pamer Saldo Rekening
- Berani Sentil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Segini Harta Kekayaan Melly Goeslaw
- Bak Gajah dan Semut, Beda Citra Tom Lembong vs Budi Arie Dikuliti Rocky Gerung
Pilihan
-
Petinggi Lion Air Masuk, Bos Garuda Irfan Setiaputra Ungkap Nasibnya Pada 15 November 2024
-
Profil Sean Fetterlein Junior Kevin Diks Berdarah Indonesia-Malaysia, Ayah Petenis, Ibu Artis
-
Kritik Dinasti Politik Jadi Sorotan, Bawaslu Samarinda Periksa Akbar Terkait Tuduhan Kampanye Hitam
-
Bakal Dicopot dari Dirut Garuda, Irfan Setiaputra: Siapa yang Dirubah Engga Tahu!
-
Pegawai Komdigi Manfaatkan Alat AIS Rp250 M untuk Lindungi Judol, Roy Suryo Duga Ada Menteri Ikut 'Bermain'
Terkini
-
PR Poros Maritim Prabowo: Belajar dari Ketahanan ala Jenderal Soedirman
-
Fokus Isu Anak dan Perempuan, Calon Bupati Sleman Kustini Bahas Pembangunan Nonfisik dengan DPD RI
-
Dari Rumah Sakit Hingga Penggergajian Kayu: Reka Ulang Pengeroyokan Remaja Bantul Ungkap Fakta Mengerikan
-
Ferry Irwandi vs Dukun Santet: Siapa Surasa Wijana Asal Yogyakarta?
-
Terdampak Pandemi, 250 UMKM Jogja Ajukan Hapus Hutang Rp71 Miliar