SuaraJogja.id - Perkembangan teknologi informasi yang semakin masif menjadi pedang bermata dua. Jika tidak dilakukan pengawasan dan didukung oleh peningkatan literasi digital yang mumpuni bukan tak mungkin akan berdampak buruk terlebih bagi anak-anak.
Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Susanto mengatakan bahwa di era digital saat ini anak-anak Indonesia semakin sering mengakses media. Bukan tak mungkin hal itu berbahaya bagi anak-anak itu sendiri.
"Dari survei Komisi Perlindungan Anak Indonesia, 25% anak-anak kita itu 5 jam lebih mengakses media digital. Artinya kalau proteksi orang tua dan literasi lemah dalam penggunaan media digital kerentanan anak menjadi korban itu memang cukup tinggi. Baik korban dampak negatif dari menggunakan digital maupun kerentanan yang lain," kata Susanto kepada awak media di Mapolda DIY, Rabu (13/7/2022).
Kewaspadaan itu harus terus dipupuk terlebih dengan kejahatan siber yang juga kian masif. Terbaru berkaca kepada pengungkapan kasus Polda DIY terkait jaringan grup pedofil yang diduga telah melakukan eksploitasi dan distribusi materi pornografi dan kesusilaan korban anak melalui jaringan media sosial.
Baca Juga: Waspada Tren TikTok, Terdeteksi 100.000 Email Vishing
Dalam kesempatan ini, KPAI memberikan apresiasi yang tinggi kepada Polda DIY atas pengungkapan kasus tersebut. Mengingat kasus ini merupakan kasus yang besar dan berdampak luar biasa bagi anak-anak.
"Kalau kita melihat dari sisi tren kasus secara nasional kasus kejahatan siber dan pornografi, berdasarkan data Komisi Perlindungan Anak Indonesia menduduki urutan yang ke tiga," ungkapnya.
Pertama adalah kasus kekerasan fisik dan psikis, kedua kejahatan seksual terhadap anak dan yang ketiga adalah anak korban kejahatan siber dan pornografi.
"Artinya pada saat Polda (DIY) berhasil mengungkap kasus ini sebenarnya merupakan rangkaian upaya sukses kita untuk mencegah peluang kasus-kasus kembali itu terjadi di kemudian hari. Apalagi eranya saat ini merupakan era digital," terangnya.
Pihaknya turut memberi catatan kepada orang tua dalam kasus ini. Terlebih dalam pengawasan yang seharusnya dilakukan meskipun anak-anak berada di rumah.
Baca Juga: Perubahan Gaya Hidup Dorong Orang Tua Lebih Berperan dalam Keamanan Digital
Sebab saat ini meskipun anak-anak sudah berada di rumah tetapi masih ada saja ancaman melalui media digital.
Berita Terkait
-
Waspada Modus Penipuan Saat Lebaran! BRI Bagikan Tips Terhindar dari Penipuan dan Kejahatan Siber
-
Digaji Puluhan Juta, Dua WNA China Ditetapkan Sebagai Tersangka Kasus SMS Phishing Melalui BTS Palsu
-
Waspada! Modus Penipuan Berkedok Gmail Ancam Pengguna Internet
-
Serangan Deepfake AI Diprediksi Bakal Merajalela di 2025
-
Waspada Penipuan di Media Sosial: Skema Phishing Baru Sasar Bisnis di Facebook
Terpopuler
- Dedi Mulyadi Syok, Bapak 11 Anak dengan Hidup Pas-pasan Tolak KB: Kan Nggak Mesti Begitu
- Baru Sekali Bela Timnas Indonesia, Dean James Dibidik Jawara Liga Champions
- JakOne Mobile Bank DKI Diserang Hacker? Ini Kata Stafsus Gubernur Jakarta
- Terungkap, Ini Alasan Ruben Onsu Rayakan Idul Fitri dengan "Keluarga" yang Tak Dikenal
- Review Pabrik Gula: Upgrade KKN di Desa Penari yang Melebihi Ekspektasi
Pilihan
-
Pantang Kalah! Ini Potensi Bencana Timnas Indonesia U-17 Jika Kalah Lawan Yaman
-
7 Rekomendasi HP Murah Rp 2 Jutaan RAM 8 GB Terbaik April 2025
-
Kurs Rupiah Selangkah Lagi Rp17.000 per Dolar AS, Donald Trump Biang Keroknya
-
Libur Lebaran Usai, Harga Emas Antam Merosot Rp23.000 Jadi Rp1.758.000/Gram
-
Jadwal Timnas Indonesia U-17 vs Yaman, Link Live Streaming dan Prediksi Susunan Pemain
Terkini
-
Jadi Binaan BRI, UMKM Unici Songket Silungkang Mampu Tingkatkan Skala Bisnis
-
Arus Balik Lebaran 2025: BRI Hadirkan Posko BUMN di Tol dan Bandara untuk Kenyamanan Pemudik
-
Prabowo Didesak Rangkul Pengusaha, Tarif Trump 32 Persen Bisa Picu PHK Massal di Indonesia?
-
Viral, Mobil Digembosi di Jogja Dishub Bertindak Tegas, Ini Alasannya
-
Tanggapi Langkah Tarif Trump, Wali Kota Jogja: Kuatkan Produk Lokal!