Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo | Wahyu Turi Krisanti
Kamis, 14 Juli 2022 | 10:57 WIB
Sosok Yanto, Pak Ogah berkostum Gatotkaca yang membantu pengendara di Jalan Parangtritis, Bantul. [Wahyu Turi Krisanti / SuaraJogja.id]

Yanto mengaku bahwa menjadi pak ogah memiliki risiko yang tinggi, terlebih Jalan Parangtritis memiliki lalu lintas yang ramai. Namun alih-alih merasa kondisinya cukup sulit, Yanto sangat senang menekuni pekerjaannya sekarang. Ia bahkan tak sungkan bila ada pengendara atau anak-anak yang meminta foto bersama.

“Selama ini saya takutnya cuma sama orang gila sama orang mabuk. Kalau udah ketemu orang gila mending saya mlipir dulu daripada diamuk. Kalau orang mabuk kan ya ngawur gitu di jalan, bicaranya juga sembarangan,” kata Yanto sembari tertawa.

Sosok Yanto, Pak Ogah berkostum Gatotkaca yang membantu pengendara di Jalan Parangtritis, Bantul. [Wahyu Turi Krisanti / SuaraJogja.id]

Meskipun mendapatkan izin dari keluarganya untuk mengatur jalan dari pukul 6 pagi hingga 5 sore, Suharni, istri Yanto memiliki kekhawatiran cukup besar terhadap Yanto lantaran usianya yang tak lagi muda.

“Kalau saya sebenarnya takut karena jalan ini kan ramai banget, tapi ya gimana lagi bapaknya senang, anak juga mengizinkan. Yang penting hati-hati terus, saya yang dirumah juga mendoakan biar tidak terjadi apa-apa,” tandas Suharni.

Baca Juga: Kasus PMK Terus Meningkat di Bantul, Kasus Terbanyak di Kapanewon Pleret

Load More