Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo | Wahyu Turi Krisanti
Rabu, 13 Juli 2022 | 12:44 WIB
Petugas puskeswan Sanden memeriksa sapi bergejala PMK di Besole RT 4, Poncosari, Srandakan, Bantul pada Senin (13/6/2022). (SuaraJogja.id)

SuaraJogja.id - Kasus PMK di Kabupaten Bantul terus mengalami kenaikan hingga mencapai hampir 3 ribu hewan ternak dari 17 Kapanewon. Dari 17 Kapanewon, kasus hewan ternak yang paling banyak ditemukan berasal dari Kapanewon Pleret.

"Dari total 2956 kasus yang masuk hingga Selasa (12/7/2022) pukul 23.59, hewan yang paling banyak terkena PMK dari Kapanewon Pleret yaitu 960 kasus," terang Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Bantul, Joko Waluyo, Rabu (13/7/2022).

Oleh DKPP tercatat, hewan sapi menjadi menjadi yang terbanyak dari kasus PMK di Kapanewon Pleret, yaitu sebanyak 814 ekor dari 960 kasus.

"Selama ini kasus yang paling banyak memang dari sapi, di Pleret ada 814 ekor. Untuk yang sembuh ada 287 sapi dan 110 kambing, sedangkan yang mati ada 6 sapi," paparnya.

Baca Juga: Penjual Kebutuhan Sekolah di Bantul Kebanjiran Pembeli sejak PTM Dimulai Lagi, Sepatu Hitam Laris Manis

Selain Kapanewon Pleret, zona merah PMK juga ada di Kapanewon Pundong yaitu sebanyak 615 kasus. Jumlah ini meningkat pesat dari data per Senin (11/7/2022).

"Di Pundong ada 615 hewan hingga semalam, data terakhir di malam sebelumnya (Senin) ada 491 hewan, jadi ini meningkat cukup banyak," ujarnya.

Dari 2956 hewan yang terkena PMK di Kabupaten Bantul, angka terkecil ditemui di Kapanewon Bantul yaitu hanya satu ekor. Sementara itu, sebanyak 300 dosis vaksin tahap pertama untuk hewan ternak telah diberikan di 8 Kapanewon.

"Untuk vaksin baru diberi 300 dosis dan ini belum merata di Bantul karena kita kekurangan dan masih menunggu vaksin lagi," tutupnya.

Baca Juga: Sekolah Tatap Muka Kembali Digelar, Sejumlah Pelajar di Bantul Sambut Positif

Load More