Muhammad Ilham Baktora | Hiskia Andika Weadcaksana
Rabu, 23 Juli 2025 | 20:39 WIB
Ilustrasi stunting dialami anak-anak. [Ist]

SuaraJogja.id - Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta menggandeng korporasi untuk membantu cegah stunting.

Kemitraan dengan sejumlah korporasi itu dibalut dalam bingkai orang tua asuh yang juga mendukung melalui Pemberian Makanan Tambahan (PMT).

Diketahui Pemkot Yogyakarta memiliki program bertajuk Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (Genting).

Beberapa korporasi yang diajak bekerja sama itu yakni PT Sari Husada Griya Mahardika, Radio Sonora, STIKES Bethesda, Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Kota Yogyakarta, Baznas Kota Yogyakarta, Wanita Katolik Republik Indonesia, BSI Maslahat, BPJS Ketenagajerjaan, Bank Jogja dan Bank BPD DIY.

Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kota Yogyakarta, Retnaningtyas mengungkap hingga bulan Juli 2025 terdapat 613 sasaran yang didampingi orang tua asuh.

"Sasaran bayi di bawah dua tahun atau baduta ada 485, ibu hamil 116 dan ibu menyusui 12, sehingga total ada 613 sasaran," kata Retnaningtyas, Rabu (23/7/2025).

Total ratusan sasaran itu akan mendapatkan pendampingan melalui Tim Pendamping Keluarga (TPK) di tiap kelurahan. Termasuk Pemberian Makanan Tambahan (PMT) dari orang tua asuh yaitu 10 mitra melalui program CSR.

Retnaningtyas mengatakan PMT diberikan kepada kelompok sasaran selama rentang waktu dua sampai enam bulan. Masing-masing sasaran bakal dipantau perkembangannya secara berkala oleh TPK.

"Kami terus mengupayakan untuk pendampingan dan PMT bisa sampai 6 bulan, dipantau secara rutin perkembangannya," ujarnya.

Baca Juga: Rahasia Jogja Kurangi Sampah Hingga 70 Persen: Insentif Penggerobak jadi Kunci

"Termasuk untuk data sasaran baru hingga bulan Juli ini total se-Kota Yogya ada 24 calon pengantin (catin), 111 ibu hamil dan 41 ibu pasca bersalin," tambahnya.

Sementara itu, Wali Kota Yogyakarta Hasto Wardoyo menyatakan pemantauan keluarga berisiko stunting itu penting dilakukan.

Hal itu dinilai menjadi kunci untuk menurunkan stunting dan mencapai zero new stunting.

"Baduta ini harus dipantau, nanti dilihat berat badannya naik atau tidak, tinggi atau panjangnya nambah atau tidak, makanya ASI eksklusif itu sangat penting. Sehingga ibu menyusui juga dipantau dan dipastikan mendapat PMT berupa protein hewani telur dan ikan lele," ucap Hasto.

Selain itu fokusnya tidak hanya pada penurunan stunting, kata Hasto, terlebih ada upaya untuk menuju zero new stunting dan tidak ada penambahan angka stunting baru.

"Catin ini kalau Kurang Energi Kronis (KEK), kemudian anemia, tentu sangat berisiko ketika nanti hamil dan anaknya lahir. Jadi sebelum hamil juga dipantau, diberi PMT kemudian tablet tambah darah," tandasnya.

Load More