Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo
Senin, 18 Juli 2022 | 16:58 WIB
Ketua Program Studi Hubungan Internasional UII Hangga Fathana (kiri), bersama Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh (LBBP) Republik Ukraina untuk Republik Indonesia Vasyl Hamianin, di Gedung Mohammad Hatta, UII, Ngemplak, Kabupaten Sleman, Senin (18/7/2022). (kontributor/uli febriarni)

"Setiap orang perlu mengambil posisi dalam menyikapi ini, apakah di sisi perang atau di sisi kemanusiaan," tambahnya.

Ketika kita tidak melawan agresi terhadap kemanusiaan, maka kita tidak akan punya tempat dalam dunia internasional, lanjut Vasyl.

Persoalan kemanusiaan menjadi perhatian kita bersama dan perlu dilihat substansi dari apa-apa yang terjadi selama ini.

Dan kini, yang perlu dilakukan sekarang adalah mengambil langkah yang cukup beralasan, untuk menemukan hasil yang nyata.

Baca Juga: Sempat Viral, Seorang Jurnalis Rusia yang Menentang Invasi di Ukraina Ditahan

Diketahui, pesawat MH 17, pada tanggal 17 Juli 2014, ditembak jatuh, saat perjalanan dari Amsterdam, Belanda menuju ke Kuala Lumpur, Malaysia. Jatuhnya pesawat menghilangkan 298 nyawa penumpangnya.

Dilansir dari berbagai sumber, meski awalnya beberapa negara meminta Rusia bertanggungjawab penuh atas peristiwa yang juga menewaskan warga Indonesia tersebut, namun pengadilan di Belanda mendakwa tiga orang Rusia dan satu orang Ukraina terlibat dalam penyerangan. 

Kontributor : Uli Febriarni

Load More