Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo
Kamis, 21 Juli 2022 | 19:39 WIB
Vaksinasi antisipasi penyebaran PMK pada hewan ternak di kandang sapi wilayah Desa Poncosari, Srandakan, Kabupaten Bantul, DIY, Rabu (29/6/2022) (FOTO ANTARA/Hery Sidik)

SuaraJogja.id - Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Bantul kembali menerima sebanyak 800 dosis vaksin penyakit mulut dan kuku (PMK) untuk ternak, setelah sebelumnya menerima sebanyak 300 dosis dari pemerintah pusat.

"Untuk PMK kita sudah mencapai angka 3.000 lebih, tapi mulai kemarin kita sudah melaksanakan vaksinasi untuk yang kedua, tahap pertama dapat alokasi 300 dosis, untuk minggu ini kita dapat 800 dosis," kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Bantul Joko Waluyo seperti dikutip dari Antara, Kamis (21/7/2022).

Dia mengatakan, vaksin anti PMK tersebut diterima beberapa hari lalu dan sudah mulai disuntikkan kepada ternak-ternak milik kelompok peternak di Bantul pada Selasa (19/7/2022) dan berlangsung hingga beberapa hari setelahnya.

Dia mengatakan, vaksin PMK tahap dua diprioritaskan untuk ternak-ternak terutama sapi yang dalam kondisi sehat dan berada di zona hijau atau wilayah yang aman dari persebaran virus yang menyerang mulut dan kuku tersebut.

Baca Juga: Kasus PMK Melejit Lebih dari 3.000, Bantul Terima 800 Dosis Vaksin Tahap Kedua

"Kita sebar ke Bantul yang daerah-daerah masih belum merah, yang jelas itu ternak harus sehat, karena vaksin itu salah satu bibit penyakit, jadi kalau ternak tidak sehat kita tidak berani vaksinasi, karena malah tambah sakit," katanya.

Dia mengatakan, target vaksinasi PMK tersebut juga merata di hampir semua kecamatan, dalam penyuntikan vaksin melibatkan dokter kesehatan hewan dinas dan petugas pusat kesehatan hewan (puskeswan) masing-masing kecamatan.

"Target sasaran hampir merata, masing-masing puskeswan kita target 100 dosis, dan satu puskeswan mencakup dua kecamatan, karena dokter hewan itu harus cari ternak mana yang sehat dan sebagainya," katanya.

Dia juga mengatakan, untuk kategori ternak yang mendapat vaksinasi adalah terutama sapi indukan yang populasinya mencapai 70 ribu lebih, karena sapi perah di Bantul populasinya sedikit.

"Untuk sapi perah tidak ada, kita berikan untuk ternak indukan yang dipelihara, lain dengan ternak potong pejantan langsung dipotong, hanya indukan. Populasi sapi kita itu 70 ribu ekor, sisa vaksin sampai kapan tidak tahu, menunggu dari pusat," katanya.

Baca Juga: 17 Kapanewon dan 191 Penari Meriahkan HUT Ke-191 Kabupaten Bantul

Load More