SuaraJogja.id - Banyak ibu menyusui yang membutuhkan dukungan suami maupun anggota keluarga supaya tak gagal ASI. Fakta tersebut diketahui dari penelitian oleh Health Collaborative Center (HCC).
Penelitian itu menunjukkan, sebanyak 90 persen atau 1.810 responden ibu menyusui membutuhkan dukungan suami, serta 59 persen atau 1.182 responden menginginkan dukungan anggota keluarga, khususnya ibu dari pihak ibu menyusui.
“Dukungan utama yang diharapkan adalah memang dari suami dan core family atau keluarga inti, dan ternyata mayoritas ibu menyusui pada responden penelitian ini menunjukkan tidak mendapat dukungan ini,” kata Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi, MKK, melalui siaran pers yang diterima Rabu.
Ketika dukungan tersebut hilang dan ibu menyusui merasa tidak bahagia dengan proses laktasi, dokter lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) itu memandang bahwa potensi gagal ASI sangat besar dan ibu juga bisa mengalami konsekuensi stres.
“Ketika ibu menyusui kehilangan core support terutama dari suami, ini maka proses menyusui kemudian menjadi sekadar menjalankan fungsi biologis memberi makan bayi saja, dan kehilangan esensi untuk memberi kedamaian dan kebahagiaan secara emosional atau psikologi bagi ibu sendiri,” katanya.
Studi HCC juga menunjukkan hampir 60 persen atau 6 dari 10 ibu menyusui merasa tidak bahagia dengan proses menyusui selama pandemi, sementara hanya 44 persen ibu menyusui merasa bahagia dalam menjalankan proses menyusui karena dukungan yang optimal.
Ray mengatakan penelitian pada 1.920 responden ibu menyusui itu diketahui bahwa penyebab utama perasaan tidak bahagia adalah karena aspek dukungan yang diharapkan tidak maksimal.
Agar dukungan pada ibu menyusui dimungkinkan, sebanyak lebih dari 80 persen responden menyatakan sangat setuju terhadap peraturan rencana hak cuti 40 hari untuk suami siaga. Menurut 74 persen responden, bahwa hal tersebut berguna untuk mendukung proses pemulihan setelah melahirkan.
Sebanyak 95 persen responden juga setuju terhadap peraturan rencana cuti 6 bulan untuk ibu menyusui. Kebijakan tersebut dianggap oleh 83 persen responden dapat mendukung proses menyusui secara lebih optimal dan 33 persen responden meyakini kebijakan tersebut menjadi jaminan agar tetap memiliki pekerjaan saat proses adaptasi menyusui.
Baca Juga: Penelitian Ini Ungkap Ternyata Banyak Ibu Menyusui Ini Tidak Didukung Suami
Associate researcher HCC Bunga Pelangi, SKM, MKM menjelaskan bahwa penelitian ini menggunakan model sosio-ekologi. Melalui metode tersebut, penelitian menunjukkan persepsi positif dapat memotivasi agar anggota keluarga mendukung ibu dalam memberikan ASI.
“Metode penelitian ini sudah valid untuk mendapat data superfisial terkait faktor dan aktor siapa saja yang bisa mendukung ibu menyusui untuk sukses menyusui dan tentunya tetap membuat ibu bahagia dan sehat,” kata Bunga yang lulusan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia itu.
Berdasarkan hasil penelitian, HCC turut memberi rekomendasi agar upaya edukasi di fasilitas kesehatan dapat melibatkan pesan kunci terkait dukungan psikologis dan pelibatan suami serta anggota keluarga.
Selain itu, menurut HCC, diperlukan dukungan psikologis dengan penyediaan konseling ASI secara daring maupun langkah taktis mendukung psikologis ibu di tingkat keluarga, serta diperlukan pendekatan keluarga dalam memberdayakan setiap anggota keluarga untuk mendukung Ibu memberikan ASI. [ANTARA]
Berita Terkait
-
Penelitian Ini Ungkap Ternyata Banyak Ibu Menyusui Ini Tidak Didukung Suami
-
Studi HCC: Ibu Menyusui Butuh Dukungan Suami dan Keluarga Inti
-
Dalam Rangka Pekan Menyusui Sedunia, Puan Maharani Memberikan Dukungan Ibu Dalam memberikan ASI
-
Menyusui Bisa Menantang bagi Ibu Baru, Ikuti 4 Tips Ini agar Terasa Lebih Mudah
-
Ganggu Program ASI Ekslusif, Ketua IDAI Minta Masyarakat Laporkan Nakes yang Promosi Susu Formula
Terpopuler
- 19 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 5 Oktober: Ada 20.000 Gems dan Pemain 110-113
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
- 3 Shio Paling Beruntung Pekan Kedua 6-12 Oktober 2025
- Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Kota Makassar Bulan Oktober 2025
Pilihan
-
Harga Emas Naik Berturut-turut! Antam Tembus Rp 2,399 Juta di Pegadaian, Rekor Tertinggi
-
Pihak Israel Klaim Kantongi Janji Pejabat Kemenpora untuk Datang ke Jakarta
-
Siapa Artem Dolgopyat? Pemimpin Atlet Israel yang Bakal Geruduk Jakarta
-
Seruan Menggetarkan Patrick Kluivert Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
-
Perbandingan Spesifikasi vivo V60 Lite 4G vs vivo V60 Lite 5G, Kenali Apa Bedanya!
Terkini
-
24 Jam di Malioboro Tanpa Kendaraan: Wali Kota Pantau Langsung, Evaluasi Ketat Menuju Pedestrian Permanen
-
Target Ambisius Bantul, Kemiskinan Bakal Hilang di 2026, Ini Strateginya
-
Setelah Musala Al-Khoziny Ambruk: Saatnya Evaluasi Total Bangunan Sekolah & Ponpes, Ini Kata Ahli UGM
-
Kabar Baik Petani Sleman: Penutupan Selokan Cuma 5 Tahun Sekali! Ini Kata Bupati
-
DIY Kena Pangkas Anggaran Rp170 Miliar! Begini Strategi Pemda Selamatkan APBD