Detik-detik deratan emak-emak jatuh dari ayunan (Instagram/@info.indonesia)
"Hanya ingin buat konten harus bayar dengna harga muka malu," tulis @intanlins.
"Emak sekarang ya demi konten, lagi cantik dan lucu-lucunya apa saja di posting," tulis @anna.istiah.
Adapun sejumlah warganet turut menyayangkan kelakuan emak-emak tersebut, sebab termasuk dalam tindakan merusak fasilitas umum.
"Demi konten merusak fasilitas, emaknya siapa ini coba hyu ngaku," tulis @miss.pinjol.
sumber: https://www.instagram.com/reel/ChAGrmGJ3nQ/?igshid=YmMyMTA2M2Y=
Kontributor : Gita Putri Rahmawati
Berita Terkait
-
Geger, Pengunjung Pantai Bercinta di Depan Anak-anak, Netizen: Bar-bar Banget!
-
Heboh Emak-emak Menyusui Seekor Anak Sapi
-
Nyesek! Bocah Ini Minta Makam Ibunya Digali Lagi
-
Viral Aksi Pria Kendarai Motor sambil Tiduran Bikin Publik Resah: Tutorial Persingkat Usia
-
Viral, Beredar Video Pelajar Mesum di Depan Masjid, Publik Istighfar
Terpopuler
- Kata-kata Miliano Jonathans Tolak Timnas Indonesia
- Mpok Alpa Siapanya Raffi Ahmad? Selalu Dibela Sampai Akhir Hayat
- Innalillahi, Komedian Mpok Alpa Meninggal Dunia
- Dulu Dihujat karena Biaya Persalinan Dibantu Raffi Ahmad, Rupanya Mpok Alpa Punya Cerita Memilukan
- Kapan Kenaikan Gaji PNS 2025? Ini Skema, Jadwal, dan Fakta Resminya
Pilihan
-
Breaking News! Main Buruk di Laga Debut, Kevin Diks Cedera Lagi
-
Debut Brutal Joan Garcia: Kiper Baru Barcelona Langsung Berdarah-darah Lawan Mallorca
-
Debit Manis Shayne Pattynama, Buriram United Menang di Kandang Lamphun Warrior
-
PSIM Yogyakarta Nyaris Kalah, Jean-Paul van Gastel Ungkap Boroknya
-
Cerita Awal Alexander Isak, Zlatan Baru yang Terasingkan di Newcastle United
Terkini
-
Remisi Kemerdekaan: 144 Napi Gunungkidul Dapat Angin Segar, 7 Langsung Bebas!
-
ITF Niten Digenjot, Mampukah Selamatkan Bantul dari Darurat Sampah?
-
Gagasan Sekolah Rakyat Prabowo Dikritik, Akademisi: Berisiko Ciptakan Kasta Pendidikan Baru
-
Peringatan 80 Tahun Indonesia Merdeka, Wajah Penindasan Muncul jadi Ancaman Bangsa
-
Wasiat Api Pangeran Diponegoro di Nadi Keturunannya: Refleksi 200 Tahun Perang Jawa