SuaraJogja.id - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Jogja membuat gerakan untuk mengajak masyarakat di wilayah setempat untuk mengurangi volume pembuangan sampah ke tempat pembuangan akhir (TPA). Lewat surat edaran yang baru terbit pada 8 Agustus lalu, DLH mengimbau kepada warga untuk libur membuang sampah setiap hari Minggu ke Tempat Pembuangan Sampah (TPS) atau depo.
Kepala Bidang Pengelolaan Persampahan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Jogja, Ahmad Haryoko mengatakan, meski baru sebatas imbauan pihaknya optimistis gerakan ini sedikit banyak bakal berdampak pada volume pembuangan sampah ke TPA Piyungan.
Upaya ini juga telah diterapkan di pusat pembuangan sampah itu, dimana setiap hari Minggu TPA di Piyungan, Kabupaten Bantul tidak menerima sampah.
Menurut Daryoko, gerakan imbauan tidak membuang sampah pada hari Minggu sudah dimulai sejak dua bulan terakhir. Meski begitu surat edaran ke jajaran pemerintah di tingkat kelurahan baru disampaikan awal Agustus ini.
Baca Juga: Gudang Karung di Padang Ludes Terbakar Gara-gara Api Tumpukan Sampah, Kerugian Ratusan Juta
Dia menyebut bahwa beberapa kabupaten lain di wilayah DIY telah menerapkan gerakan ini, harapannya upaya pembuangan sampah ke TPA bisa berkurang seminimal mungkin.
"Ini masih imbauan, kan kalau Sleman dan Bantul sudah ada, mereka kan mudah karena banyak TPS dan ada pintunya juga, tinggal ditutup sudah selesai. Kalau di kota kan ndak bisa. Itu yang kita baru imbau, kalau memaksa kan belum lah karena memang kondisi TPS nya banyak dan kecil, juga kalau dibuatkan pintu butuh biaya. Jadi baru imbauan saja," jelas dia dikutip dari Harianjogja.com--jaringan Suara.com-- Jumat (12/8/2022).
Daryoko mengatakan, DLH telah membuat surat edaran resmi yang disebarkan ke pengurus kelurahan. Nantinya kelurahan diharapkan membuat salinan imbauan agar juga disampaikan ke jajaran RT/RW. Dengan begitu, gerakan ini diharapkan mampu menekan laju pembuangan sampah di wilayah Kota Jogja yang dalam sehari mencapai hitungan ton.
"Kalau prediksi berkurangnya berapa memang masih belum bisa diukur. Sekarang kan kita juga terbantu dengan musim kemarau jadi sampahnya kering. Tapi sewaktu ditimbang memang volume dan beratnya berkurang. Akan kita lihat kalau di musim penghujan kondisinya bagaimana, kalau memang turun dibandingkan tahun lalu, berarti efektif," ungkapnya.
Lurah Kotabaru, Kemantren Gondokusuman, Supardi menyebut, kondisi TPA Piyungan yang kerap bermasalah membuat pihaknya berinisiatif untuk mengajak warga mengolah sampah sejak dari rumah tangga. Sebisa mungkin sampah yang dibuang ke depo atau TPS merupakan sampah yang tidak lagi bisa diolah.
Baca Juga: Tiga TPST di Denpasar sudah Beroperasi, TPA di Suwung Bakal Ditutup
"Kotabaru sudah sejak awal adanya penumpukan sampah di TPA Piyungan selalu menghimbau dan mengajak warga untuk peduli dengan sampah, bisa memilah memilih dan membuang sampah sesuai anjuran," ujarnya.
Di sisi lain, Supardi mengklaim bahwa setiap RW di tempatnya kini juga telah berdiri bank sampah. Kehadiran bank sampah ini berdampak pada pengurangan pembuangan sampah warga ke TPS maupun depo yang ada di wilayah itu.
"Di Kotabaru semua RW juga sudah ada bank sampah, sehingga semakin mudah untuk mengelola sampah sesuai peruntukannya," kata dia.
Berita Terkait
Terpopuler
- Selamat Datang Penyerang Keturunan Rp 15,6 Miliar untuk Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026
- 6 Mobil Bekas untuk Keluarga di Bawah Rp50 Juta: Kabin Luas, Cocok untuk Perjalanan Jauh
- Pemain Keturunan Medan Rp 3,4 Miliar Mirip Elkan Baggott Tiba H-4 Timnas Indonesia vs Jepang
- Keanehan Naturalisasi Facundo Garces ke Malaysia, Keturunan Malaysia dari Mana?
- 5 Rekomendasi Mobil SUV Bekas Bermesin Gahar tapi Murah: Harga Rp60 Jutaan Beda Tipis dengan XMAX
Pilihan
-
7 Rekomendasi HP Murah dari Merek Underrated: RAM hingga 12 GB, Harga Mulai Rp 1 Jutaan
-
9 Mobil Bekas Tahun Muda di Bawah Rp100 Juta: Nyaman, Siap Angkut Banyak Keluarga
-
5 Mobil Bekas buat Touring: Nyaman Dalam Kabin Lapang, Tangguh Bawa Banyak Orang
-
6 Skincare Aman untuk Anak Sekolahan, Harga Mulai Rp2 Ribuan Bikin Cantik Menawan
-
5 Rekomendasi Mobil Kabin Luas Muat 10 Orang, Cocok buat Liburan Keluarga Besar
Terkini
-
Cilok vs Otak Cerdas Anak: Wali Kota Yogyakarta Ungkap Fakta Mengejutkan
-
Mandiri Sahabat Desa Fokus pada 200 Keluarga Risiko Stunting di Yogyakarta
-
Raja Ampat Darurat Tambang? KLHK Investigasi 4 Perusahaan, Kolam Jebol Hingga Izin Bodong
-
Rapat di Hotel Dibolehkan, PHRI DIY: Jangan Omon-Omon, Anggaran Mana?
-
Sinyal Hijau Mendagri: Pemda Boleh Gelar Acara di Hotel, Selamatkan Industri Pariwisata Sleman?