SuaraJogja.id - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Yogyakarta menyiapkan program untuk meninjau ulang kepengurusan di 115 Kampung Tangguh Bencana di kota tersebut untuk segera diperbarui agar tidak berpengaruh pada upaya penanganan bencana.
"Dari catatan kami, ada 115 kepengurusan Kampung Tangguh Bencana [KTB] yang sudah habis dan akan habis September ini, sehingga perlu diperbarui. Ini menjadi prioritas kami," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Yogyakarta Nur Hidayat, Minggu (14/8/2022).
Masa kepengurusan pengurus di Kampung Tangguh Bencana (KTB) berlangsung selama tiga tahun, sehingga ada 115 kampung yang membutuhkan penetapan pengurus baru.
Menurut dia, pembaruan susunan kepengurusan KTB akan dilakukan bertahap dan diprioritaskan untuk KTB yang terbentuk pada 2013-2014, yakni sebanyak 35 kampung.
Baca Juga: Jogja Mulai Banjir, BPBD Siagakan KTB di Kampung Rawan Bencana
"Review kepengurusan ini akan kami prioritaskan menggunakan anggaran perubahan tahun ini dan dilanjutkan menggunakan anggaran murni pada 2023 sebanyak 80 KTB," katanya.
Nur menyebut kepengurusan di KTB sangat penting, karena pengurus akan bertanggung jawab pada saat penanggulangan maupun penanganan apabila terjadi bencana.
"Jika tidak ada yang mengurus atau bertanggung jawab, akan sangat sulit untuk melakukan penanganan pada setiap kejadian bencana karena tidak ada yang mengarahkan," katanya.
Saat pengurus di seluruh Kampung Tangguh Bencana sudah kembali aktif, BPBD Kota Yogyakarta akan mengagendakan kegiatan apel siaga bencana bertepatan dengan hari kesiapsiagaan bencana yang diperingati setiap April.
Hingga saat ini, sudah ada 130 KTB terbentuk di Kota Yogyakarta dan ditargetkan penambahan 15 KTB pada tahun ini, sehingga total akan terbentuk 145 KTB hingga akhir 2022.
Baca Juga: Hingga 2021, BPBD Kota Jogja Rintis 130 Kampung Tangguh Bencana
Sebanyak 15 KTB yang terbentuk pada tahun ini berada di Kampung Kumendaman, Panembahan, Bangirejo, Cokrodiningratan, Suronatan, Suryodiningratan, Kauman, Margoyasan, Dipowinatan, Karangkajen, Langenastran, Bumijo, Suryoputran, dan Mangunegaran.
Berita Terkait
-
Fenomena Super New Moon, 11 Kelurahan di Jakut dan Kepulauan Seribu Berpotensi Terendam Banjir Rob
-
Bencana Hidrometeorologi Mengintai Yogyakarta, Status Siaga Diperpanjang!
-
Indonesia di Ambang Bencana Megathrust? Ini Daftar 13 Wilayah Paling Terancam
-
Gempa Magnitudo 6,8 Mengguncang Papua Nugini, BMKG Pastikan Tidak Berpotensi Tsunami di Indonesia
-
Review Film Twisters: Lebih Bagus dari yang Pertama atau Cuma Nostalgia?
Terpopuler
- Jerman Grup Neraka, Indonesia Gabung Kolombia, Ini Hasil Drawing Piala Dunia U-17 2025 Versi....
- Kiper Belanda Soroti Ragnar Oratmangoen Cs Pilih Timnas Indonesia: Lucu Sekali Mereka
- Innalillahi Selamat Tinggal Selamanya Djadjang Nurdjaman Sampaikan Kabar Duka dari Persib
- Jabat Tangan Erick Thohir dengan Bos Baru Shin Tae-yong, Ada Apa?
- 8 HP Samsung Siap Kantongi One UI 7 Berbasis Android 15, Langsung Update Bulan Ini!
Pilihan
-
Harga Emas Antam Hari Ini Melesat Hampir Tembus Rp2 Juta/Gram
-
Tim Piala Dunia U-17 2025: Usia Pemain Zambia Diragukan Warganet: Ini Mah U-37
-
Meski Berada di Balik Jeruji, Agus Difabel Nikahi Gadis Dengan Prosesi Perkawinan Keris
-
7 Rekomendasi HP Murah RAM 12 GB terbaik April 2025, Performa Handal
-
Massa Dikabarkan Geruduk Rumah Jokowi Soal Ijazah Palsu, Hercules: Itu Asli, Jangan Cari Masalah!
Terkini
-
Suap Tanah Kas Desa Trihanggo Terungkap, Lurah dan Pengusaha Hiburan Malam Ditahan
-
Tunggu Hasil Mediasi Mangkubumi, Warga RW 01 Lempuyangan Tolak Pengukuran Rumah PT KAI
-
Tak Puas dengan Pembuktian UGM, Massa TPUA Segera Sambangi Jokowi di Solo
-
Parkir ABA bakal Dibongkar, Sultan Pertanyakan Munculnya Pedagang Tapi Jukir Harus Diberdayakan
-
Guru Besar UGM Dipecat Karena Kekerasan Seksual, Kok Masih Digaji? UGM Buka Suara