SuaraJogja.id - Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Hasto Wardoyo mengingatkan pentingnya untuk tidak melakukan perkawinan terlalu dini. Mengingat ada banyak persoalan keluarga yang berpotensi muncul jika hal tersebut nekat dilakukan.
Hasto menuturkan pernikahan/perkawinan dini meningkatkan potensi kematian ibu dan bayi jadi lebih tinggi. Selain itu juga menambah persoalan stunting di Indonesia yang masih berada di angka 24 persen hingga saat ini.
"Makanya harus dicegah jangan kawin terlalu muda tapi juga jangan terlalu tua. Kalau lebih dari 35 tahun ya nggak bagus juga. Kalau jomblo ya jangan lama-lama. Jangan terlalu muda juga jangan terlalu tua," kata Hasto kepada awak media, Minggu (21/8/2022) malam.
"Jangan terlalu sering, bukan sering kawin tapi sering hamil melahirkan. Kemudian jangan terlalu banyak, dua anak sehat dan tidak stunting," sambungnya.
Baca Juga: Usia Kawin Muda Naik tapi Pengetahuan Rendah, Kepala BKKBN Gencarkan Generasi Berencana
Berdasarkan catatan BKKBN saat ini, ada 20 dari 1.000 perempuan di usia 15-19 tahun yang sudah pernah hamil dan melahirkan. Angka itu secara tak langsung juga berpengaruh pada perceraian akibat kawin muda.
"Akhirnya perceraian tinggi. Makanya kalau ada fenomena JUS (Janda Usia Sekolah) memang itu penting sekali untuk kita perhatikan. Jadi JUS itu mayoritas sumber perceraian itu kok. Belum lagi mayoritas yang minta rekomendasi nikah karena usianya belum masuk 80 persen karena hamil duluan," terangnya.
Kawin di usia dini juga perlu dicegah mengingat berpotensi menimbulkan kanker mulut rahim. Di Indonesia sendiri, kata Hasto, kasus kanker mulut rahim berada di urutan kedua di bawah kanker payudara.
Mantan Bupati Kulon Progo itu turut menyoroti masalah kesehatan mental remaja yang belum stabil. Terlebih saat ini juga 9,8 persen remaja Indonesia mengidap gangguan emosi mental atau mental emotional disorder.
"Perceraian kalau dilihat angkanya tahun 2015 di Indonesia sekitar 350 ribu, tahun 2018 sudah 450 ribu, tahun 2021 itu 580 ribu lebih dikit terus yang nikah 2 juta kurang dikit," ucapnya.
Baca Juga: 3 Negara yang Punya Populasi Jomblo Terbanyak, Termasuk Indonesia?
Oleh sebab itu, Hasto menilai pentingnya generasi muda khususnya remaja untuk mempersiapkan masa depannya. Sehingga ke depan dapat membangun keluarga yang ideal jauh dari persoalan-persoalan tersebut.
"Remaja-remaja kita ini kalau tidak dilatih untuk mempersiapkan keluarga yang baik dia bisa berkelahi terus. Hanya perbedaan dikit aja cerai, kalau kita banyak yang cerai, banyak broken home terus anak-anak itu gimana kan enjadi tidak terurus," ungkapnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Infinix Hot 60i Resmi Debut, HP Murah Sejutaan Ini Bawa Memori 256 GB
- 3 Rekomendasi Sunscreen SPF 50 untuk Mengatasi Flek Hitam, Harga Mulai Rp30 Ribuan
- 5 Rekomendasi HP Infinix RAM 8 GB Mulai Rp1 Jutaan: Layar AMOLED, Resolusi Kamera Tinggi
- Semakin Ganas, 3 Winger Persib Bandung di BRI Liga 1 Musim Depan
- Mengenal Sosok Nadya Pasha, Ramai Disebut Istri Indra Bruggman dan Sudah Punya 3 Anak
Pilihan
-
Danantara Suka Perusahaan Rugi?
-
Sri Mulyani Ungkap APBN Tahun Terakhir era Jokowi Bekerja Keras
-
Sri Mulyani "Nyentil" DPR: Tepuk Tangan Loyo Meski Ekonomi Tumbuh, Belum Makan Siang Ya, Pak?
-
5 Rekomendasi HP OPPO Murah Rp1 Jutaan, Terbaik buat Gaming dan Multitasking
-
5 Bulan Pertama 2025, Ekspor Indonesia Melonjak 6,98 Persen
Terkini
-
Mahasiswa KKN UGM yang Sempat Hilang saat Laka Perahu di Maluku Ditemukan Meninggal Dunia
-
Jalur Afirmasi SPMB DIY 2025 Tercoreng Ombudsman Temukan Data Ganda dan Penyalahgunaan
-
E-Katalog Diduga Jadi Modus Korupsi Pengadaan TIK di Gunungkidul, Polda DIY Bertindak
-
Raup Untung Jutaan Rupiah per Hari, Wisata Foto Adat Jawa di Malioboro Diserbu Wisatawan
-
UGM Segera Fasilitasi Pemulangan Jenazah Mahasiswa KKN yang Meninggal Akibat Laka Laut di Maluku