SuaraJogja.id - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menggencarkan program generasi berencana (Genre) kepada para remaja di Indonesia. Hal ini guna semakin menekan berbagai persoalan kesehatan reproduksi yang masih memprihatinkan di Indonesia.
Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo menuturkan, selain faktor ekonomi, ada faktor ketidaktahuan yang berperan dalam persoalan kawin muda. Banyak remaja saat ini yang disebut minim pengetahuan tentang hubungan seks namun sudah melakukan.
"Jadi kalau ditanya sudah kontak seks belum, umur 14-15 tahun jawab sudah. Dulu yang bilang sudah itu umur 16-17, sekarang umur 14-15 mengatakan sudah," kata Hasto kepada awak media, Minggu (21/8/2022) malam.
"Jadi usia kawinnya muda, nafsu seksnya maju tapi otaknya nggak begitu maju. Nah itu berbahaya di situ. Pengetahuan belum maju, seksnya maju. Itu masalahnya. Seksnya muda tapi pengetahuan tidak signifikan. Itu prihatin," sambungnya.
Baca Juga: Muhammadiyah Diminta Bantu Cegah Pernikahan Dini di Sulawesi Barat
Kawin di usia dini juga perlu dicegah mengingat berpotensi menimbulkan kanker mulut rahim. Di Indonesia sendiri kasus kanker mulut rahim berada di urutan kedua di bawah kanker payudara.
Persoalan pengetahuan minim itu yang kemudian harus diupayakan untuk ditangani. Salah satunya dengan program genre tersebut dalam menggandeng para remaja Indonesia untuk bertindak lebih baik.
"Ini genre clear lah. Genre untuk sebagai mesin kampanye, untuk memenangkan kesehatan reproduksi," tegasnya.
Oleh sebab itu BKKBN melalui Direktorat Ketahanan Remaja melalui kegiatan Ajang Kreatifitas Remaja Tingkat Nasional (ADUJAKNAS) tahun 2022 bertujuan untuk saling mempertemukan remaja yang tergabung dalam Pusat Informasi dan Konseling (PIK) Remaja.
Di samping untuk memilih figur pemuda yang berusia 16-22 tahun untuk menjadi role model dan spoke person BKKBN. Dalam hal ini untuk meningkatkan pemahaman remaja mengenai program generasi berencana (genre), triad kesehatan reproduksi remaja (seksualitas, hiv/aids dan napza).
Baca Juga: Kabupaten Banyuwangi Puncaki Jumlah Pernikahan Dini di Jawa Timur
"Fokusnya masa depan memang masa depan keluarga. Jadi bagaimana anak-anak remaja ini menjadi role model untuk menjadi keluarga ke depan sebetulnya," ucapnya.
Berita Terkait
-
Di Balik Gaun Pengantin, Luka Psikologis Pernikahan Dini
-
Profil Supratman Andi Agtas, Menteri Hukum Blak-blakan Ngaku Fans Agnez Mo di Pernikahan Dini
-
3 Rekomendasi Film dan Series Randy Martin, Horor hingga Drama Romantis
-
Hebat! SMA Negeri 1 Purwakarta Borong Piala Perlombaan JAK Genre
-
Pernikahan Dini: Mengancam Masa Depan Pendidikan dan Karier Anak Muda
Terpopuler
- Mobil Mentereng Lisa Mariana Jadi Sorotan: Mesin Sekelas Vios, Harga bak Fortuner Baru!
- Cara Menghapus Iklan dan Bloatware di Xiaomi, Redmi, dan Poco dengan HyperOS
- Bergaya ala Honda CRF150L, Seharga Yamaha XMAX: Pesona Motor Trail Aprilia Ini Bikin Kepincut
- CEK FAKTA: Diskon Listrik 50 Persen Berlaku Lagi, Periode Maret-April 2025
- Diunggah La Liga, 3 Klub Spanyol yang Cocok untuk Tujuan Baru Rizky Ridho
Pilihan
-
Asa Timnas Indonesia ke Piala Dunia 2026: Formasi Jangan Coba-coba
-
Beda Media Korsel: Dulu Sayang Kini Serang Habis-habisan Timnas Indonesia
-
Kontroversi: Ghiblifikasi AI Lukai Hayao Miyazaki, 'AI Tak Punya Jiwa'
-
Doa Takbiran Idulfitri dan Dzikir yang Dicontohkan Rasulullah, Arab dan Latin
-
Sisi Lain Patrick Kluivert Diumbar Ole Romeny: Dia Paham Apa Itu Kebebasan
Terkini
-
Tiket Ludes, Yogyakarta Diserbu Pemudik: KA Java Priority Jadi Primadona
-
Hasto Wardoyo Jamin Takbir Keliling Tak Ganggu Lalu Lintas Jogja, Tapi Ada Syaratnya
-
Cabai Pedasnya Enggak Sebanding Harga, Lebaran Tahun Ini Dompet Bisa Nangis
-
Muhammadiyah DIY Siapkan 1414 Titik Shalat Idul Fitri 2025 Antisipasi Hujan Hingga Aturan Ketat Takbir Keliling
-
Peringati Hari Raya Nyepi, BRI Peduli Renovasi Pura dan Berikan Bantuan Sembako