SuaraJogja.id - Presiden Joko Widodo dalam sebuah wawancara ekslusif sempat mematahkan pernyataan Karni Ilyas Mengenai kebebasan berbicara yang dinilai masih terbatas.
Menurut Karni Ilyas, berdasarkan hasil survei menganggap jika kebebasan berbicara di Indonesia dinilai masih kurang, pernyataan tersebut lantas dipatahkan oleh Presiden ke-7 Indonesia itu.
Jokowi langsung memberikan pertanyaan serupa kepada Karni Ilyas, ia bingung sebenarnya kebebasan seperti apa yang masih kurang di Indonesia. Jokowi mengaku jika dirinya kerap menemukan ujaran-ujaran negatif yang ditujukan langsung kepada dirinya.
"Kebebasan apa yang masih kurang? orang memaki-maki presiden, orang menghina presiden, orang mengejek presiden, orang mencemooh presiden juga tiap hari kita dengar. Orang mendungu-dungukan presiden tiap hari kita dengar kita lihat. Biasa aja, mau seperti apa lagi sebenarnya yang kita inginkan?" tanya Jokowi merespon pernyataan Karni Ilyas.
Menurut Jokowi, demokrasi di Indonesia dinilai sudah sangat liberal walau secara tatanan hidup, Indonesia tergolong orang timur yang seharusnya mengedepankan etika dan tata krama.
"Demokrasi yang sangat liberal sekali menurut saya, meskipun kita ini orang timur yang penuh dengan kesantunan yang penuh dengan etika dan tatakrama yang baik. tapi sekarang kita sudah sangat liberal sekali," imbuhnya.
Di sisi lain, Karni Ilyas juga mempertanyakan terkait isu Jokowi tiga periode meskipun ia sadar hal itu kerap ditanyakan dan sudah dijawab oleh Jokowi.
"saya sudah jawab beberapakali dan sudah beberapa kali saya sampaikan. Pak Karni kok masih menanyakan lagi?" Tanya Jokowi dengan nada bercanda.
Bagi Jokowi wacana dirinya tiga periode boleh-boleh saja. Karena menurutnya itu bagian dari warna demokrasi, apalagi pernyataan demikian hanya dalam tatanan wacana.
Baca Juga: Lihat Gaji Mbak Rara, Karni Ilyas Sarankan Naikkan Tarif sebagai Pawang Hujan
"Ya kalo menurut saya boleh boleh sajalah. Itukan juga bentuk sebuah demokrasi dan tatarannya baru tatanan wacana. kan orang boleh juga menyampaikan Jokowi mundur kan juga boleh, ganti presiden juga boleh. Masak orang mewacanakan seperti itu gak boleh, ini katanya demokrasi. kan gpp yang penting jangan anarkis, yang paling penting itu aja," jawab Jokowi tegas.
"Jawaban seorang negarawan yg sarat beban tpi ttap elagan dlm penyampaian di hadapan karni ilyas yg sdh tergadai nurani dan profesionalisme jurnalistiknya," ucap netizen memberikan komentar terhadap respon yang diberikan Jokowi terhadap pertanyaan Karni Ilyas.
"Karni tak tahu diri, dia punya acara ILC, corongnya oposisi, bebas ngomongin apa aja, bahkan dia sendiri ngomong sampe mengkis mengkis tidak ada yg larang, Jaman orba, acara macam ILC udah di bredel," ujar netizen lain.
"dari bahasa Jokowi keliatan bgt gedeknya sama Karni Ilyas, jarang2 Jokowi skak orang begini," kata netizen lainnya.
Kontributor : Moh. Afaf El Kurnia
Berita Terkait
-
Fakta-fakta Momen Jokowi Geram Perintahkan Gebuk Mafia Tanah Detik Itu Juga
-
Presiden Jokowi Tinjau Revitalisasi TMII
-
Isu Lama Tenggelam, Presiden Jokowi Akhirnya Bicara Wacana Tiga Periode: Ya Kalau Menurut Saya Boleh-boleh Saja
-
Revitalisasi TMII yang Habiskan Dana Rp1,1 Triliun, Jokowi Minta Harga Tiketnya Jangan Mahal-Mahal
Terpopuler
- Usai Jokowi, Kini Dokter Tifa Ungkit Ijazah SMA Gibran: Cuma Punya Surat Setara SMK?
- 8 Promo Kuliner Spesial HUT RI Sepanjang Agustus 2025
- Jay Idzes Pakai Jam Tangan Rolex dari Prabowo saat Teken Kontrak Sassuolo
- Kumpulan Promo Jelang 17 Agustus 2025 Rayakan HUT RI
- Gibran Cuma Lirik AHY Tanpa Salaman, Sinyal Keretakan di Kabinet? Rocky Gerung: Peran Wapres Diambil
Pilihan
-
Statistik Mengkhawatirkan Sandy Walsh, Pantas Turun Kasta ke ASEAN?
-
6 Mobil Bekas Murah Stylish Tanpa Modif untuk Anak Muda, Lengkap Estimasi Pajaknya
-
Bupati Pati Bisa Susul Nasib Tragis Aceng Fikri? Sejarah Buktikan DPRD Pernah Menang
-
4 Rekomendasi Tablet Murah untuk Main Game Terbaru Agustus 2025
-
Api Perlawanan Samin Surosentiko Menyala Lagi di Pati, Mengulang Sejarah Penindasan Rakyat
Terkini
-
Makan Bergizi Gratis Distop Sementara buntut Keracunan Massal di Sleman, Sampel Makanan Diuji Lab
-
Sri Mulyani "Suntik Mati" Pembangunan DIY? Dana Keistimewaan Dipangkas, Visi Membangun dari Pinggiran Terancam
-
Update Kasus Mbah Tupon: Polda DIY Serahkan 6 Tersangka Mafia Tanah ke Kejaksaan Tinggi
-
Mortir Jumbo Diledakkan di Sleman, Bagaimana Dampaknya ke Gunung Merapi?
-
Dosen di Jogja Jadi Tersangka Korupsi Kakao Fiktif: UGM Angkat Bicara