Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo
Selasa, 23 Agustus 2022 | 16:03 WIB
Anak-anak bermain dengan sejumlah gajah di Sungai Chao Phraya setelah Hari Gajah Nasional Thailand di kota kuno Ayutthaya, Thailand, Sabtu (13/3/2021). REUTERS/Chalinee Thirasupa/WSJ/djo

SuaraJogja.id - Kawasan hutan yang menjadi habitat gajah di Asia berkurang 67.635 kilometer selama periode 2001-2018, menurut lembaga riset China

Jika dibandingkan dengan data tahun 2000, hutan habitat gajah di Asia berkurang sekitar 13,4 persen dalam kurun waktu 18 tahun, menurut data Pusat Riset Internasional untuk Tujuan Program Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) seperti dikutip media China, Selasa.

Lembaga penelitian bentukan China itu menyebutkan bahwa 73,7 persen area hutan, atau sekitar 50.000 kilometer persegi, yang menyusut terjadi di 19 wilayah jelajah gajah Asia.

Meskipun 13 negara di Asia yang memiliki habitat gajah telah memformulasikan program perlindungan dan restorasi dalam beberapa dekade yang lalu, penyusutan habitat gajah tidak mampu dihentikan dan akan menjadi persoalan serius di beberapa negara, kata lembaga tersebut dalam jurnal akademik Science Bulletin.

Baca Juga: Miris! Dalam 18 Tahun, Habitat Gajah Asia Menyusut 67.000 Kilometer Persegi

Dalam jurnal itu, disebutkan bahwa China kehilangan hutan habitat gajah sekitar 285 kilometer persegi atau sekitar 0,4 persen dari total kehilangan habitat gajah Asia.

Semenanjung Indochina kehilangan 36.025 kilometer persegi (53,3 persen) dan Kepulauan Malaya, termasuk Indonesia, 22.724 kilometer persegi (33,6 persen).

Sekitar 12,7 persen sisanya terjadi di subbenua India, yang meliputi negara-negara di kawasan Asia Selatan.

Hasil penelitian ini juga mencakup faktor pemicu hilangnya hutan habitat gajah di Asia, kata Luo Lei, penulis utama jurnal tersebut.

Menurut dia, 87 persen hutan habitat gajah yang menyusut tersebut merupakan dampak langsung dari kegiatan penebangan hutan dan deforestrasi untuk keperluan perluasan lahan pertanian dan perkebunan.

Baca Juga: Mengembalikan Habitat Tukik Demi Upaya Menyeimbangkan Ekosistem Laut

Sekitar 13 persen sisanya, ujarnya, disebabkan oleh fragmentasi untuk keperluan pertambangan, permukiman warga, dan pembangunan infrastruktur seperti waduk, dam, jalan, rel kereta api, dan jaringan pasokan energi.  

Load More