SuaraJogja.id - Imbas pidato yang menyinggung soal amplop kiai dalam kegiatan Politik Cerdas Berintegritas (PCB) di Gedung ACLC KPK, Ketua Umum PPP Suharso Monoarfa didesak mundur dari jabatan Ketua Umum PPP. Ia pun memberikan tanggapan atas desakan tersebut.
"Wah itu saya enggak mau jawab, karena itu tidak pas saya jawab. Karena itu tidak ada dalam mekanisme di organisasi," ujar Suharso saat dijumpai wartawan di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis.
Menurut Suharso pihak terkait perlu melakukan tabayyun atau meneliti peristiwa dengan tidak tergesa-gesa memutuskan masalah.
Dia menjelaskan yang menjadi pemicu persoalan adalah pidato dirinya di KPK. Dia menekankan, pidato itu tidak berdiri sendiri dan merupakan pidato yang panjang dan disampaikan setelah sebelumnya pimpinan KPK memberikan sambutan.
"Jadi saya harus berkesinambungan lah kira-kira, jadi tone-nya itu mesti sama. Lalu saya adopsi bahwa semua yang disampaikan oleh KPK itu menjadi rujukan buat konteks, dan yang penting adalah acara itu untuk PPP dari KPK, dalam rangka edukasi untuk membangun budaya politik yang cerdas dan berintegritas," jelasnya.
Menurutnya, apa yang disampaikannya dalam pidato itu memiliki konteks yang pas dan terpadu dengan sambutan pimpinan KPK dan tema acara. Namun dia menekankan pidato yang disampaikannya di acara itu dipangkas, diviralkan, dan bahkan ditambahkan.
"Apa yang saya sampaikan adalah sesuatu yang menurut saya dapat dipertanggungjawabkan dalam konteksnya, apalagi kemudian diingatkan oleh Pak Nurul Ghufron (Wakil Ketua KPK) agar PPP itu tetap bersiteguh dengan dasar berpolitiknya Ketuhanan YME. Jangan semuanya serba uang, jangan kemudian apa yang disebut keuangan yang kuasa, nah itu dihindari," jelasnya.
Dia menegaskan tidak ada sama sekali keinginan dirinya melecehkan para kiai yang sangat dihormati, terlebih PPP didirikan para ulama dan kiai.
Ditanya mengenai adanya kemungkinan politisi PPP yang ingin menjatuhkannya, Suharso menyatakan enggan berprasangka buruk. Dia memandang peristiwa yang terjadi di internal PPP ini hanya kesalahpahaman saja, dan terlalu jauh jika disebut akan mempengaruhi posisi PPP yang kini sudah bergabung dalam Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) bersama Golkar dan PAN.
Sebelumnya dalam pidatonya di acara Pembekalan Antikorupsi Politik Cerdas Berintegritas (PCB) untuk Partai Persatuan Pembangunan bekerja sama dengan KPK pertengahan Agustus lalu, Suharso menyinggung soal amplop kiai.
Dalam acara yang dapat disaksikan melalui kanal Youtube ACLC KPK itu, Suharso mengawali pidatonya dengan menceritakan pengalamannya saat menjadi pelaksana tugas Ketua Umum PPP, di mana dirinya mesti bertandang ke beberapa kiai pada pondok pesantren besar.
"Demi Allah dan rasulnya terjadi. Saya datang ke kiai dengan beberapa kawan, lalu saya pergi begitu saja. Ya saya minta didoain, kemudian saya jalan. Tak lama kemudian, saya dikirimi pesan WhatsApp, 'pak Plt tadi ninggalin apa enggak untuk kiai', saya pikir ninggalin apa, saya enggak merasa tertinggal sesuatu di sana," ujar Suharso kala itu.
Setelah itu Suharso diingatkan bahwa jika bertemu dengan kiai harus meninggalkan "tanda mata".
"'Kalau datang ke beliau beliau itu mesti ada tanda mata yang ditinggalkan'. Wah saya enggak bawa. Tanda matanya apa? sarung? peci? Al-Quran atau apa? 'Kayak enggak ngerti aja pak Harso ini'. Dan itu di mana-mana setiap ketemu, enggak bisa, bahkan sampai hari ini kalau kami ketemu di sana, kalau salamannya enggak ada amplopnya, itu pulangnya itu sesuatu yang hambar. Ini masalah nyata yang kita hadapi saat ini," jelasnya.
Cerita Suharso itu kemudian yang membuat dirinya didesak mundur dari Ketua Umum PPP. [ANTARA]
Berita Terkait
-
Penjelasan Lengkap Suharso Monoarfa Soal Pidato 'Amplop Kiai' Hingga Picu Desakan Mundur Dari Ketum PPP
-
Tolak Desakan Suharso Lengser dari Kursi Ketum, Ketua DPP PPP: Masalah Pribadi Beliau Tak Ganggu Urusan Partai
-
Ramai Desakan Ketum PPP Suharso Mundur, Bukan Alasan Like or Dislike, Tapi...
-
Bawa Nama Kiai, Ulama, dan Habib, Kader PPP Minta Ketum Suharso Monoarfa Mundur karena Amplop
-
Dipicu 'Amplop Kiai', Ketum PPP Suharso Monoarfa Dituntut Mundur, Begini Duduk Perkaranya
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- Diskon Listrik 50 Persen PLN Oktober 2025, Begini Syarat dan Cara Dapat E-Voucher Tambah Daya!
- Shin Tae-yong Batal Comeback, 4 Pemain Timnas Indonesia Bernafas Lega
- 7 Rekomendasi Smartwatch untuk Tangan Kecil: Nyaman Dipakai dan Responsif
- 5 Bedak Padat yang Cocok untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Samarkan Flek Hitam
Pilihan
-
Harga Emas Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Sentuh Rp 2,4 Juta di Pegadaian, Antam Nihil!
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
Terkini
-
Rusunawa Gunungkidul Sepi Peminat? Ini Alasan Pemkab Tunda Pembangunan Baru
-
Kominfo Bantul Pasrah Tunggu Arahan Bupati: Efisiensi Anggaran 2026 Hantui Program Kerja?
-
Miris, Siswa SMP di Kulon Progo Kecanduan Judi Online, Sampai Nekat Pinjam NIK Bibi untuk Pinjol
-
Yogyakarta Berhasil Tekan Stunting Drastis, Rahasianya Ada di Pencegahan Dini
-
Tangisan Subuh di Ngemplak: Warga Temukan Bayi Ditinggalkan di Kardus