Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo
Minggu, 28 Agustus 2022 | 17:41 WIB
PSS Sleman ucap duka cita untuk kematian suporternya Aditiya Eka Putranda. [PSS SLeman / Twitter]

SuaraJogja.id - Lagi-lagi dunia sepak bola tanah air dirundung duka. Suporter PSS Sleman bernama Aditiya Eka Putranda tewas usai menyaksikan laga tim kesayangannya di Stadion Maguwoharjo, Sleman, Sabtu (27/8/2022).

Kematian Aditiya Eka Putra kembali menjadi pukulan keras bagi dunia sepak bola khususnya di Sleman setelah tepat sebulan sebelumnya seorang suporter PSS Sleman juga meregang nyawa usai mengalami penganiayaan di kawasan Depok, Sleman.

Pemuda bernama Tri Fajar Firmansyah yang diketahui seorang suporter PSS Sleman pada Senin (25/7/2022) lalu tewas usai mengalami penganiayaan di sebuah swalayan di Jalan Adi Sutjipto, Depok.

Korban Tri dikeroyok saat sedang nongkrong. Pengeroyokan terhadap Tri bersamaan dengan kejadian rusuh antarsuporter kala itu.

Baca Juga: Tri Fajar Firmansyah Meninggal Akibat Kericuhan Antarsuporter, Netizen Galang Dana untuk Keluarga Almarhum

Meski bersamaan, Polres Sleman membantah bahwa Tri Fajar Firmansyah tewas akibat ricuh antarsuporter.

"Tidak terkait adanya ricuh antarsuporter, Hanya saja waktunya bersamaan. Jadi saat itu ada rombongan yang dianggap orang yang sudah mengganggu kenyamanan dia nongkrong," terangn KBO Satuan Reskrim Polres Sleman Ipda M. Safiudin kala itu.

Atas kasus kematian Tri Fajar Firmansyah sendiri polisi sudah mengamankan dua pelaku, sementara masih ada lima pelaku lainnya yang masih buron.

Terkait kematian suporter PSS Sleman Aditiya Eka Putranda, salah satu pemilik akun @Gatot Yudhanto sempat mecuitkan kronologinya. 

"Pukul 00.15 WIB saksi bersama rombongan dari arah barat dan terhenti di palang pintu kereta api Mejing Kidul, Ambarketawang, Gamping, Sleman yang tertutup dan saksi melihat ada segerombolan orang yang nongkrong di tempat cucian mobi," tulisnya.

Baca Juga: Buntut Dikeroyoknya Tri Fajar Firmansyah, Polisi Tetapkan Dua Tersangka

"Lalu tiba-tiba rombongan tersebut berteriak yang langsung berlari menuju rombongan saksi dan korban, dan melakukan penganiayaan menggunakan senjata tajam dan tongkat besi kepada 3 korban yang berada di belakang saksi," tambahnya.

"Selanjutnya saksi 1 dan 2 bersama ketiga korban berusaha melarikan diri ke arah timur namun korban 1 masih dikeroyok di lokasi rel kereta dan saksi 1 dan 2 berhasil menarik korban 2 dan 3, kemudian palang pintu tertutup kembali dan para pelaku berjalan ke arah barat palang pintu kereta dengan meninggalkan korban 1 tergeletak di tengah rel yang langsung ditaruh oleh saksi," tukasnya.

Namun belakangan, kicauannya itu telah hilang.

Load More