Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Ilham Baktora
Minggu, 28 Agustus 2022 | 21:58 WIB
Suasana kegiatan Pasar Lawas Mataram, kegiatan yang menyajikan aneka makanan atau kuliner tradisional, sebagai upaya mendukung pelestarian budaya adiluhung di Kabupaten Bantul, DIY (ANTARA/HO-Pemkab Bantul)

SuaraJogja.id - Masyarakat Desa Jagalan, Kabupaten Bantul, menggelar kegiatan bertajuk Pasar Lawas Mataram pada 26-28 Agustus 2022 sebagai upaya mewujudkan pelestarian budaya adiluhung.

"Apresiasi kepada masyarakat Jagalan, Kecamatan Banguntapan, karena kekompakan dan semangat gotong royongnya, acara Pasar Lawas Mataram ini bisa sebagai wujud pelestarian budaya adiluhung," kata Bupati Bantul Abdul Halim Muslih, Minggu (28/8/2022).

Apalagi, Kabupaten Bantul sebagai poros peradaban Mataram Islam memiliki banyak peninggalan, salah satunya kuliner, karena itu untuk mengenang kejayaan Mataram Islam digelar Pasar Lawas Mataram di halaman Masjid Mataram Kotagedhe, Jagalan, Bantul.

"Inilah kebudayaan yang diwariskan leluhur kita. Saya menyaksikan warga Jagalan yang luar biasa ini telah menunjukkan identitasnya sebagai warga Ngayogyakarta Hadiningrat yang memiliki budaya adiluhung," katanya.

Baca Juga: Desa Wisata Pulau Pahawang Lampung Diharapkan Fokus Kembangkan Alam dan Budaya

Sementara itu, Lurah Desa Jagalan, Kecamatan Banguntapan Gono Santoso mengatakan meski sempat tertunda akibat pandemi Covid-19, tahun ini Pasar Lawas Mataram dapat digelar untuk kelima kalinya.

Dia menyebutkan sebanyak 40 gubuk lapak berpartisipasi dalam kegiatan tahun ini, mengalami peningkatan dibanding sebelumnya yang hanya 30 gubuk. Antusiasme masyarakat juga dibuktikan dengan transaksi pada kegiatan sebelumnya yang mencapai ratusan juta rupiah.

"Acara ini digelar esensi yang paling utama adalah untuk pemberdayaan masyarakat. Pemberdayaan itu harus dirasakan oleh masyarakat," katanya.

Menurut dia, terdapat aneka jajanan lawas dalam Pasar Lawas Mataram, seperti ronde, aneka jenang, gudeg, bakmi lethek, adrem, klepon, cenil, dan lain sebagainya. Acara dibuka dari pukul 10.00 hingga 22.00 WIB.

Selain pengunjung diajak menikmati sajian kuliner lawas atau tradisional, mereka bisa menikmati aneka pentas seni di panggung utama, seperti orkes, karawitan, dan tari tradisional. [ANTARA]

Baca Juga: Pola Budaya High Context, Penyebab Orang Tua di Asia Gengsi Meminta Maaf

Load More