SuaraJogja.id - Membeli barang melalui toko online tentunya kini harus lebih berhati-hati dan lebih jeli lagi membaca deskrpisi produk.
Hal ini mencegah hal-hal yang tidak diinginkan terjadi seperti yang dialami salah satu warganet di media sosial Instagram. Dalam unggahan akun @paguyonan warganet ini mendapatkan paket yang isinya tidak sesuai dengan yang dipesannya.
Terlihat dalam unggahan video tersebut, seorang warganet yang merupakan perempuan ini memperlihatkan jika dirinya tengah memesan beberapa mainan anak di salah satu marketplace.
Dalam video tersebut, warganet ini menunjukkan mainan yang dia pesan ada dua jenis, yaitu perosotan anak dan sebuah ayunan berbentuk hewan untuk anak-anak.
Baca Juga: Viral Momen Wisudawan Terbaik UGM Dapat IPK 4, Warganet Ikut Cemas: Tetangga Auto Minder
Melihat besarnya barang dan harganya, ia merasa tak yakin dengan kebenaran barang yang dijual oleh penjualnya itu.
Harga untuk sebuah perosotan dan ayunan hewan tersebut dibanderol seharga Rp55 ribu saja. Melihat harganya yang sangat terjangkau untuk sebuah barang yang cukup besar, warganet ini ragu.
Ternyata keraguannya ini terjawab saat paketnya datang, perempuan ini mendapati paketnya hanya kotak dengan ukuran yang cukup kecil.
Melihat barang yang datang, dirinya tertawa ngakak. Sambil membuka isi paket tersebut, perempuan ini penasaran dengan isi kardus tersebut.
Setelah dibuka, ia hanya mendapati dua kardus yang dibungkus menjadi satu. Saat kardus tersebut dibuka, hanya sebuah sabun cuci piring dan sebuah masker yang ada di masing-masing kardus.
Melihat isinya, dirinya langsung tertawa ngakak karena isi paket yang seharusnya sebuah perosotan dan mainan anak malah berupa sabun.
Unggahan video tersebut menjadi viral dan mendapatkan berbagai komentar dari warganet di Instagram.
"Itulah pentingnya review pembeli jadi jangan asal checkout aja," tulis salah satu warganet.
"Kemarin beli perosotan gitu buat anak harganya nyampe 400rb, ya kali 55rb dapet," komentar salah satu warganet di Instagram.
"Yang jual nya bener2 jahatttttttttttt," komentar warganet lainnya.
"Ya allah nipu banget. Meski yg dateng mainan sih wajar. Itu mah penipuan," tulis warganet di kolom komentar.
"Sama bgt...bini juga ordernya rak, yang dateng kayak gitu," cerita salah satu warganet di Instagram.
Unggahan video seorang warganet yang memperlihatkan membeli perosotan malah dapat paket berisi sabun cuci ini lantas viral dan mendapatkan lebih dari 3,6 ribu likes.
Kontributor : Dinar Oktarini
Berita Terkait
-
Muncul Tren Skincare Pakai Sabun Cuci Piring, Amankah untuk Kulit? Ini Kata Ahli
-
Tragis! Bocah 10 Tahun Tewas Terpenggal di Perosotan Tertinggi Dunia
-
KKN Unila Adakan Pelatihan Pembuatan Sabun Cuci Piring Ekonomis di Desa Pagar Buana Lampung
-
3 Cleanser untuk Pria, Ampuh Bersihkan Kulit dari Kotoran Tanpa Ketarik
-
4 Pilihan Face Wash dari Kahf untuk Pria, Mana yang Cocok untuk Kulitmu?
Terpopuler
- Pemilik Chery J6 Keluhkan Kualitas Mobil Baru dari China
- Profil dan Aset Murdaya Poo, Pemilik Pondok Indah Mall dengan Kekayaan Triliunan
- Jadwal Pemutihan Pajak Kendaraan 2025 Jawa Timur, Ada Diskon hingga Bebas Denda!
- Pemain Keturunan Maluku: Berharap Secepat Mungkin Bela Timnas Indonesia
- Jairo Riedewald Belum Jelas, Pemain Keturunan Indonesia Ini Lebih Mudah Diproses Naturalisasi
Pilihan
-
Bodycharge Mematikan Jadi Senjata Rahasia Timnas U-17 di Tangan Nova Arianto
-
Kami Bisa Kalah Lebih Banyak: Bellingham Ungkap Dominasi Arsenal atas Real Madrid
-
Zulkifli Hasan Temui Jokowi di Solo, Akui Ada Pembicaraan Soal Ekonomi Nasional
-
Trump Singgung Toyota Terlalu Nyaman Jualan Mobil di Amerika
-
APBN Kian Tekor, Prabowo Tarik Utang Baru Rp 250 Triliun
Terkini
-
Jogja Hadapi Lonjakan Sampah Pasca Lebaran, Ini Strategi Pemkot Atasi Tumpukan
-
Revitalisasi Stasiun Lempuyangan Diprotes, KAI Ungkap Alasan di Balik Penggusuran Warga
-
Soal Rencana Sekolah Rakyat, Wali Kota Yogyakarta Pertimbangkan Kolaborasi Bersama Tamansiswa
-
Solusi Anti Pesing Malioboro, Wali Kota Jogja Cari Cara Antisipasi Terbaik
-
Praktisi UGM Rilis 2 E-Book Kehumasan: Solusi Jitu Hadapi Krisis Komunikasi di Era Digital