SuaraJogja.id - Pemerintah Kabupaten Sleman menyebut, kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) menyebabkan perubahan pada beberapa aspek.
Misalnya saja dikemukakan oleh Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Sleman Ishadi Zayid, kala ditemui wartawan, Rabu (7/9/2022).
Ishadi mengungkap, sementara ini pihaknya belum bisa menghitung seberapa besar dampak kenaikan harga BBM terhadap kunjungan wisata.
"Turun atau naiknya kunjungan wisata, kami baru bisa mengamati tren tersebut pada satu hingga dua bulan mendatang," ucapnya.
Baca Juga: Blokir Jalan Nasional dan Bakar Ban, Mahasiswa Mojokerto Tolak Kenaikan Harga BBM
Hal itu dikarenakan, naik atau turunnya jumlah kunjungan wisata ke Kabupaten Sleman belum tentu disebabkan kenaikan harga BBM. Bisa saja karena penyebab lain.
"Tapi yang jelas, amenitas kami menyesuaikan, seperti jip wisata, restoran dan lain-lain. Saya konfirmasi dengan teman Syiva Tour di Breksi, bahwa untuk jip wisata mungkin bulan depan naiknya, penyesuaian," kata dia.
Namun, harga tiket masuk ke destinasi wisata Tebing Breksi dan destinasi lain di Kabupaten Sleman, tidak ada kenaikan.
Ishadi mengatakan, tidak adanya perubahan harga tiket masuk, berlaku pada destinasi yang menjadi kelola pemerintah. Sedangkan untuk destinasi wisata yang dikelola masyarakat, Ishadi belum dapat berkomentar lebih jauh.
"Saya berharap kenaikan BBM tidak terlalu berdampak pada wisata. Karena wisata itu sebagai kebutuhan, orang kan akan mencari," jelasnya.
Baca Juga: Viral Detik-detik Fraksi PKS Tolak Kenaikan Harga BBM hingga Walk Out dari Sidang Paripurna
"Seperti juga dampak kenaikan BBM. Sekarang demo, tapi karena itu kebutuhan, tetap saja membelinya. Saya harap tidak ada dampak signifikan, kalau penyesuaian mungkin ada," lanjutnya.
Ditanya ada tidaknya peningkatan pelayanan bila terjadi penyesuaian tiket, --sebagai imbas naiknya harga BBM--, Ishadi menegaskan Dispar dan pengelola destinasi akan tetap meningkatkan pelayanan.
"Pendampingan terkait dengan kemajuan pariwisata tetap melakukan. Kegiatan Dinas Pariwisata akan mensupport teman-teman pelaku pariwisata," tegas eks Panewu Prambanan itu.
Pengelola Wisata Tebing Breksi, Kholiq membenarkan apa yang disampaikan Dispar Sleman. Hingga saat ini belum ada kenaikan tarif jip maupun tiket masuk destinasi masuk Tebing Breksi.
"Untuk bulan September ini belum ada kanaikan [tarif jip]. Kemungkinan di bulan Oktober, baru akan kami bahas," terangnya.
Kholiq mengaku belum ada perkiraan kenaikan atau penyesuaian yang akan dilakukan, bila keputusan tersebut yang diambil oleh pengelola.
"Hingga saat ini belum ada perubahan harga, baik dari masing-masing koridor yang ada, sampai dua pekan ke depan. Mengingat kami masih mempelajari dan mengevaluasi kondisi pasar peminat atau pengguna Jasa Jip Wisata khususnya di Prambanan," ucapnya.
Daya Beli Bahan Pokok Menurun
Sementara itu, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sleman Mae Rusmi tidak memungkiri adanya penurunan daya beli masyarakat secara otomatis, usai kenaikan harga BBM.
Namun, meskipun saat ini masyarakat masih menahan diri, diperkirakan turunnya Bantuan Langsung Tunai (BLT) bisa membantu mengungkit daya beli.
"Nah ini kan baru proses [BLT]. Mudah-mudahan nanti kebijakan seiring sehingga semua bisa normal," harapnya.
Saat ini, harga tertinggi produk pokok masyarakat yang mengalami kenaikan adalah cabai.
"Tetapi belum tahu persis apa ini dampak BBM atau yang lain, karena cabai memang naik turun ya jadi belum tahu persis dampak BBM atau bukan," kata dia.
Demikian juga harga telur yang naik sejak dua atau pekan lalu, karena bersamaan dengan turunnya bantuan pangan non tunai. Hal itu menyebabkan masyarakat penerima yang jumlahnya sekitar 18 juta orang, secara bersamaan harus membelanjakan bahan pangan, salah satunya telur.
"Sehingga ketersediaan telur di pasaran menipis. Otomotis harganya naik, namun beberapa hari belakangan turun," ungkapnya.
Kepala Bidang Usaha Perdagangan, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sleman Nia Astuti menyatakan, harga cabai rawit merah dan keriting dalam dua hari terakhir meroket di Kabupaten Sleman. Beberapa pasar tradisional telah membanderol cabai dengan harga di atas Rp70.000/ Kg.
"Faktornya juga karena biaya transportasi naik, imbas kenaikan BBM," kata dia.
Namun analisis ini tidaklah mutlak, melainkan masih akan dianalisis lebih mendalam.
"Apakah kenaikan harga benar-benar dipengaruhi faktor BBM yang naik atau karena faktor lain. Sebab, harga cabai di pasar Kabupaten Sleman selama ini memang sangat fluktuatif," tegasnya.
"Misalnya dipengaruhi faktor musim dan jumlah permintaan," tambahnya.
Kontributor : Uli Febriarni
Berita Terkait
-
Telkom Masih Kaji Dampak Tarif Trump ke Naiknya Harga Internet
-
Tarif Trump Bikin Petani Sawit Menjerit, Prabowo Diminta Lakukan Ini
-
Gelombang PHK Mengintai: Tarif Trump Hantam Buruh Indonesia!
-
Pengiriman PC Melonjak pada Kuartal Pertama Tahun 2025, Tarif Baru China Bisa Ancaman
-
Indonesia Berani Lawan AS? DPR Desak Cari Pasar Baru di BRICS dan Tinggalkan Ketergantungan!
Terpopuler
- Jadwal Pemutihan Pajak Kendaraan 2025 Jawa Timur, Ada Diskon hingga Bebas Denda!
- Pemain Keturunan Maluku: Berharap Secepat Mungkin Bela Timnas Indonesia
- Marah ke Direksi Bank DKI, Pramono Minta Direktur IT Dipecat hingga Lapor ke Bareskrim
- 10 Transformasi Lisa Mariana, Kini Jadi Korban Body Shaming Usai Muncul ke Publik
- Jawaban Menohok Anak Bungsu Ruben Onsu Kala Sarwendah Diserang di Siaran Langsung
Pilihan
-
Dari Lapangan ke Dapur: Welber Jardim Jatuh Cinta pada Masakan Nusantara
-
Dari Sukoharjo ke Amerika: Harapan Ekspor Rotan Dihantui Kebijakan Kontroversial Donald Trump
-
Sekantong Uang dari Indonesia, Pemain Keturunan: Hati Saya Bilang Iya, tapi...
-
Solusi Pinjaman Tanpa BI Checking, Ini 12 Pinjaman Online dan Bank Rekomendasi
-
Solusi Aktivasi Fitur MFA ASN Digital BKN, ASN dan PPPK Merapat!
Terkini
-
Peringatan Dini BMKG Terbukti, Sleman Porak Poranda Diterjang Angin Kencang
-
Sultan HB X Angkat Bicara, Polemik Penggusuran Warga Lempuyangan Dibawa ke Keraton
-
Konten Kreator TikTok Tantang Leluhur Demi Viral? Keraton Yogyakarta Meradang
-
'Saya Hidupkan Semua!' Wali Kota Jogja Kerahkan 10 Mesin untuk Tangani 300 Ton Sampah Per Hari
-
Curhat Petani Gulurejo, Ladang Terendam, Harapan Pupus Akibat Sungai Mendangkal