Selain itu, ada beberapa varietas yang dulu bisa ditanami di ketinggian lebih rendah, sekarang sudah tidak bisa lagi. Karena di ketinggian tersebut kelembaban sudah menurun dan adanya perubahan Ph tanah serta faktor lainnya. Sehingga kopi sudah tak bisa lagi tumbuh di kawasan itu.
Alih Fungsi Hutan dan Lahan Sayur Jadi Kebun Kopi, Bukan Seratus Persen Solusi
"Efek dari iklim luar biasa, di beberapa daerah juga ada hutan yang ditebang dijadikan lahan kopi. Padahal, kopi itu kan salah satu tanaman yang rumahnya di hutan kan," tambahnya.
Kopi membutuhkan tanaman naungan atau lingkungan rindang untuk tumbuh. Ia bukan seperti sawit atau jati yang dipastikan bisa tumbuh dalam lahan seragam.
"Karena itu banyak kopi terpapar penyakit, kerak daun, bijinya mengecil, jadinya dari cherry ke green bean itu perbandingannya semakin jauh," imbuhnya.
Andry memberi contoh, dahulu 6 Kg cherry atau biji merah kopi yang dipetik bisa menghasilkan 1 Kg green bean. Namun kini, perbandingannya bisa mencapai 8:1.
"[Perbedaannya] jauh banget. Kalau secara kualitas tidak, karena kan sekarang sudah ada perkembangan teknologi ya," kata dia.
Tapi secara kuantitasnya, kopi mengalami penurunan. Demikian juga keutuhan varietas. Dari segi kuantitas, penurunan bisa diakali dengan terus menanam tanaman kopi karena kekinian, kebutuhan kopi semakin tinggi di dunia.
Andry menyebut, satu masalah lain dalam budidaya kopi adalah beberapa orang memaksa diri saat menanam kopi.
Tentu hal itu dikarenakan tergiur iming-iming besar hasil budidaya kopi. Salah satu yang dilakukan adalah, mengubah tanah yang sebelumnya digunakan tanam sayur untuk menanam kopi.
"Tanah sudah kena pestisida dan lain-lain lalu ditanami kopi, kopinya jadi tidak bagus," ungkapnya prihatin.
Musim Tak Lagi Konsisten, Panen Berantakan dan Buah Tipu-tipu
Kondisi alam punya andil besar dalam pertanian, sambung dia. Kondisi musim yang tidak lagi konsisten jadwalnya, panas atau dingin berlebihan yang kerap datang, membuat pola tanam yang biasa digunakan petani tak lagi bisa diandalkan.
Bulan ini, Agustus, harusnya musim kemarau. Dalam budidaya kopi, saat ini adalah jadwal bunga kopi bermekaran. Lalu banyak lalat, banyak tawon yang bisa membantu penyerbukan dan lain-lain kemudian membuat bunga berubah jadi buah.
"Tapi yang terjadi tiba-tiba hujan, rontok bunganya, gugur dong. Yang jadi buah hanya berapa. Akhirnya menurun tuh," tuturnya.
Terpopuler
- 7 Motor Matic Paling Nyaman Buat Touring di 2026: Badan Anti Pegal, Pas Buat Bapak-bapak
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- 3 Pilihan Mobil Bekas Rp60 Jutaan: Irit BBM, Nyaman untuk Perjalanan Luar Kota
Pilihan
-
UPDATE Klasemen SEA Games 2025: Indonesia Selangkah Lagi Kunci Runner-up
-
6 Mobil Bekas Paling Cocok untuk Wanita: Lincah, Irit, dan Punya Bagasi Cukup
-
OJK Awasi Ketat Pembayaran Pinjol Dana Syariah Indonesia yang Gagal Bayar
-
Jejak Emas Rakyat Aceh Bagi RI: Patungan Beli Pesawat, Penghasil Devisa & Lahirnya Garuda Indonesia
-
Pabrik Toba Pulp Lestari Tutup Operasional dan Reaksi Keras Luhut Binsar Pandjaitan
Terkini
-
Dakwaan Dugaan Korupsi Dana Hibah Pariwisata Sleman Seret Nama Raudi Akmal
-
Bantuan dari BRI Telah Jangkau Lebih dari 70 Ribu Masyarakat Terdampak di Sumatera
-
Korupsi Bupati Sleman, Kuasa Hukum Tegaskan Peran Raudi Akmal Sesuai Tugas Konstitusional DPRD
-
Sudarsono KH, Salah Satu Pendiri PSS Sleman Tutup Usia
-
5 Armada Bus Jakarta-Jogja Murah Meriah untuk Libur Sekolah Akhir Tahun 2025