Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo | Hiskia Andika Weadcaksana
Kamis, 08 September 2022 | 18:53 WIB
Jumpa pers Festival Kebudayaan Yogyakarta (FKY) di Dinas Kebudayaan DIY, Kamis (8/9/2022). [Hiskia Andika Weadcaksana / SuaraJogja.id]

SuaraJogja.id - Festival Kebudayaan Yogyakarta (FKY) 2022 akan segera kembali digelar. Berbeda dengan kebanyakan festival kebudayaan, FKY 2022 kali ini akan diselenggarakan secara tersebar.

Kepala Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) DIY Dian Lakshmi Pratiwi menyampaikan bahwa tahun ini FKY akan digelar secara hybrid yakni daring dan luring. Setidaknya sudah ada 12 item agenda yang sudah disiapkan dalam festival kebudayaan terbesar di Yogyakarta itu.

"Tetapi yang terpenting bahwa kita akan mencoba pola yang tidak tersentral. Jadi pola-pola festival kebudayaan Jogja yang gegap gempita, gebyar satu tempat ini yang sekarang kita coba kita sebar," kata Dian saat jumpa pers di Dinas Kebudayaan DIY, Kamis (8/9/2022).

Hal itu sekaligus sebagai cara untuk memeriksa ulang term 'festival kebudayaan' yang dapat dirayakan bersama. Selain juga sebagai upaya untuk perluasan, pencatatan, pendokumentasian praktik-praktik kebudayaan yang ada di masyarakat. 

Baca Juga: Sederhana namun Penuh Makna, Begini Suasana Penutupan FKY 2020 'Mulanira'

"Sehingga nanti akan tersebar di semua penjuru, di Kabupaten Kulon Progo, di Gunungkidul, Kota Jogja dengan bentuk-bentuknya yang juga akan mobile," ucapnya.

"Nah upaya mendekatkan seni dan mendekatkan komponen budaya kepada masyarakat secara lebih luas ini adalah pilihan kita untuk merayakan bersama keterlibatan masyarakat keberdayaan masyarakat di dalam festival kebudayaan Yogyakarta ini," sambungnya.

Menurut Dian hal ini penting untuk dilakukan agar mengingatkan festival kebudayaan Yogyakarta adalah milik semua masyarakat. Tidak hanya terbatas pelaku seni budaya tetapi bahkan masyarakat yang tinggal di daerah pinggiran akan menjadi bagian di dalam pesat besar kebudayaan DIY. 

FKY tahun ini mengusung tema besar 'Mengelola Air dan Tanah' dengan judul 'Merekah Ruah'. Judul itu, kata Dian, dapat dimaknai sebagai harapan terhadap keberadaan festival kebudayaan Yogyakarta itu sendiri.

"Dengan semangat kerterlibatan dan keberdayaan masyarakat dalam festival ini kita berharap akan memberikan dampak yang luas dan keberkahan yang jauh lebih luas kepada masyarakat khususnya di DIY," tandasnya.

Baca Juga: Cerita Chandra Rosselinni dan Lukisan Arang di Pameran Seni Rupa FKY 2020

Diketahui bahwa FKY 2022 kembali mengusung visi 'pencatatan kebudayaan'. Festival ini hadir sebagai kerja pencatatan kebudayaan untuk membaca, membicarakan, merayakan dan mengingat dialektika kebudayaan hari ini.

Sebagai dasar pengembangan dan penemuan, kebudayaan yang dicatat adalah kebudayaan yang menggambarkan praktik-praktik 'keberdayaan warga'.

Ada tiga hal yang melatarbelakangi pemilihan tema besar 'Mengelola Air dan Tanah' dalam FKY 2022. Pertama peran penting air dan tanah bahi kehidupan.

Kedua keberadaan praktik dan subjeknya dan ketiga kemunculan isu tersebut pada tahun sebelumnya di Gunungkidul dan Kulon Progo yang mampu dikaji lebih dalam. Sebagai fokus, air dan tanah pun dapat dieksplorasi denhan berbagai pemaknaan melalui praktik-praktik kebudayaan di DIY. 

Load More