SuaraJogja.id - Desa wisata kini banyak bermunculan di DIY, bahkan hampir di seluruh Indonesia. Masyarakat beramai-ramai mendirikan Desa Wisata dengan harapan mampu mendatangkan wisatawan sehingga perekonomian bisa berputar.
Karenanya, Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (PDTT) Abdul Halim Iskandar mengaku khawatir dengan fenomena ini. Ia justru khawatir dengan banyaknya desa wisata yang kini didirikan oleh warga desa justru akan merusak alam.
"Sebenarnay tidak semuanya seperti itu, tetapi kekhawatiran merusak alam itu ada," ungkap dia, Sabtu (10/9/2022), malam di Destinasi Wisata Lava Bantal Kalurahan Kalitirto Kapanewon Berbah Sleman.
Gus Halim ingin masyarakat desa merubah pola pikir mereka. Tak hanya sekedar mendirikan desa wisata tanpa memikirkan keberlanjutan. Tetapi harus ada perubahan pola pendirian desa wisata.
Baca Juga: Buka Kompas Fair 2022, Gus Halim Genjot Promosi Desa Wisata
Ketika desa-desa ingin membangun desa wisata maka ia berpesan agar jangan berniat untuk membangun desa wisata. Seharusnya, jika ingin mendirikan desa wisata itu niatnya melestarikan alam.
"Karena khawatirnya nanti tidak tidak berkelanjutan. Jadi alam yang bagus ini kita lestarikan dulu. Alam kita lestarikan supaya sumbernya tetap berjalan," kata dia.
Ketika alam ini sudah tertata bagus dan Indah maka orang akan tertarik untuk datang. Barulah setelah itu pihak desa bisa berbicara tentang desa wisata. Dengan konsep pelestarian alam seperti itu maka ia yakin Desa Wisata akan sangat permanen dan berkelanjutan.
Politisi PKB ini lantas memberi contoh kisah sukses sebuah masyarakat di Jawa Barat yang mampir merubah pantai yang awalnya hanya merupakan tempat pembuangan sampah menjadi obyek wisata sangat digemari.
"Ada suatu pantai di Jawa Barat yang asalnya adalah tempat pembuangan sampah di mana banyak sekali sampah berserekan," kata dia.
Baca Juga: Dukung Kebangkitan Pariwisata, Cari Paket Liburan Seru dan Menarik ke Desa Wisata di Pameran Ini!
Kemudian tanpa berniat untuk mendirikan desa wisata, warga kala itu hanya ingin bersih-bersih maka akhirnya pantai itu sangat bersih. Karena bersih dan memang pantainya bagus kemudian diberi tenda kecil-kecil ternyata banyak orang datang.
Karena sudah ada wisatawan yang datang, baru wilayah tersebut kemudian dikelola menjadi desa wisata. Sehingga desa wisata harus berbasis alam dan harus berbasis pada pelestarian alam.
"Karena ketika alamnya sudah bagus maka orang akan datang. Dan orang yang datang ini dikelola sedemikian rupa sehingga mampu menghasilkan pendapatan Nah ini filosofi yang harus dibangun oleh semua," kata dia
Gus Halim tidak menampik jika Desa Wisata menjadi salah satu ikon untuk percepatan ekonomi nasional pada level Desa. Harapannya adalah semakin banyak uang yang berputar di desa artinya ekonomi desa akan cepat pulih.
Oleh karenanya ia meminta dana Desa itu pengelolaannya harus diputar di desa. Misalnya dengan Swakelola, harus memaksimalkan potensi desa, tenaga kerja harus dari Desa setempat dan tidak boleh dipihak ketigakan.
"Dan itu dalam rangka apa supaya duit dana desa itu muter ada di desa sehingga dinikmati oleh seluruh warga desa bukan hanya dinikmati oleh segelintir orang," tegasnya.
Sabtu malam, Abdul Halim Iskandar hadir di Sleman untuk meresmikan Badan Usaha Kalurahan Bersama (BUMKALMA) DIY, Sabtu (10/9/2022) malam di obyek wisata Lava Bantal, Kalurahan Tegaltirto Kapanewon Berbah Sleman.
Gus Halim menuturkan, BUMKALMA merupakan transformasi Unit Pengelola Kegiatan (UPK) PNPM Mandiri. Di mana seluruh aset dan sumber daya manusianya bertransformasi menjadi BUMKALMA. Dan DIY merupakan propinsi yang paling getol mendorong transformasi UPK PNPM mandiri menjadi BUMKALMA.
"Dan dari 54 ada 53 yang selesai berproses. Ini patut kita apresiasi," ujar dia, Sabtu malam.
Kontributor : Julianto
Berita Terkait
-
5 Fakta Desa Wisata Malasigi Papua Curi Perhatian di CFD Jakarta, Kini Bawa Pulang Piala ADWI 2024
-
Bangga! Menpar Widiyanti Umumkan 2 Desa Indonesia Ini Jadi Desa Wisata Terbaik Dunia
-
Candi Sojiwan, Candi Bercorak Buddha yang Tersembunyi di Prambanan
-
Desa Wisata Bakau Serip Batam: Pendorong Ekonomi Lokal di Era Jokowi
-
Media Lokal Harus Bawa Dampak Buat Masyrakat, Kolaborasi Desa Wisata Salah Satunya
Terpopuler
- Raffi Ahmad Ungkap Tragedi yang Dialami Ariel NOAH, Warganet: Masih dalam Lindungan Allah
- Seharga Raize tapi Mesin Sekelas Innova: Yuk Simak Pesona Toyota Frontlander
- Eliano Reijnders Ungkap Rencana Masa Depannya, Berniat Susul Tijjani Reijnders
- Bayern Munchen Pampang Foto Nathan Tjoe-A-On, Pindah ke Bundesliga Jerman?
- Crazy Rich Kalimantan, Begini Mewah dan Mahalnya Kado Istri Haji Isam untuk Ulang Tahun Azura
Pilihan
-
Viral Pertamax Dituding Jadi Biang Rusaknya Fuel Pump Mobil, ITB Sampai Dipanggil
-
MR.DIY Mau Melantai Bursa di BEI, Ini Harga Saham dan Jadwal IPO
-
Diskusi OIKN dan BPK RI: Pembangunan IKN Harus Berlanjut dengan Tata Kelola yang Baik
-
1.266 Personel Diterjunkan, Polres Bontang Pastikan Keamanan di 277 TPS
-
Masa Tenang, Tim Gabungan Samarinda Fokus Bersihkan Alat Peraga Kampanye
Terkini
-
UMKM Dapat Pesanan Ekspor, Tapi Tak Sanggup Produksi? Ini Biang Keroknya
-
Dari Mucikari Hingga Penjual Bayi, 11 Tersangka TPPO di Yogyakarta Diringkus
-
1.410 Personel Gabungan Kawal Ketat Pilkada Sleman 2024, 16 TPS Rawan jadi Fokus
-
Isu Sosial di Gunungkidul: Banyak Warga Merantau, Anak Tertitip, Berakhir Adopsi
-
Lapor via WA, Bawaslu Sleman Ciduk 6 Terduga Pelaku Politik Uang di Minggir